Jatuh dari langit

Rian merapikan kembali alat-alat kedokteran nya,yang sempat berantakan tadi,kapas yang telah berlumur darah ia buang ke tong sampah yang terdapat di kamar itu.

Berbagai alat tertempel di tubuh wanita itu,mulai dari alat bantu pernapasan,kabel kabel yang tertempel di perutnya,sebuah benda yang mencepit di jari manisnya dan masih banyak lagi.

"Gimana bro?.",tanya Alex yang beranjak dari duduknya,7 jam lebih ia telah duduk di situ menunggu Rian mengatasi wanita itu.

"Parah sih,ginjal nya sebagian rusak,terus kemungkinan harapan hidup 5%,dan terdapat tusukan sebuah pedang.",jawab Rian.

"Nanti selama gua nugas tolong di cek terus ya bro.",ucap Rian.

"Segitu parahnya.", Alex melirik luka yang diperban dan di tempel berbagai alat,namun lagi-lagi mereka berdua tidak fokus dengan apa yang dilihat nya.

"Ah sial!.",gumam mereka berdua dalam hati.

Alex dengan cepat menutupi tubuh wanita itu, sedangkan Rian sudah keluar duluan dengan muka memerahnya.

"Rian itu....

Ririn yang ingin mengetuk pintu itu tadi di kaget kan dengan Rian yang keluar dengan muka memerahnya dan berjalan cepat menjauh,Tak lama kemudian Alex keluar dengan keadaan yang sama.

"Kenapa dengan kalian berdua ini ha?.",tanya Ririn,tadi Rian sekarang anaknya sendiri yang keluar dengan keadaan muka memerah.

"Ekhm..",Alex berdehem berusaha menjawab pertanyaan yang di tanya oleh Ririn.

"Itu mah,tolong selama Alex atau Rian gada di sini mamah tolong cek terus cewek itu ya Alex mau ke bawah dulu.",ucap Alex dengan cepat meninggalkan Ririn yang kebingungan.

Ririn masuk ke dalam kamar Alex dengan tanda tanya di kepala nya,dia mendekati wanita itu, mengambil kursi membawanya mendekat arah ranjang dan mendudukinya.

"Siapa wanita ini?.",tanya Ririn, tiba-tiba ia teringat oleh anak perempuan nya dulu.

Ririn sempat mengalami kehamilan yang di nyatakan berjenis kelamin perempuan,namun saat melahirkan ada kesalahan dalam prosesnya jadi anak itu dinyatakan meninggal.

Setetes demi setetes air matanya telah meluncur lebat di pipi cantiknya itu,dengan segera ia mengelap air matanya.

"Mungkin jika dia masih hidup besarnya seperti dirimu ya.",ucap Ririn sambil membelai rambut wanita itu yang sedikit berantakan.

"Luka mu sangat parah ya?.",ucap Ririn yang melihat luka yang di perban di tempel berbagai alat,alat pembantu oksigen pendeteksi detak jantung serta alat yang mencepit jari telunjuk wanita itu.

"Kamu benar-benar sangat cantik.", tutur Ririn,melihat wajah wanita itu.

"Ah pantesan saja dua anak itu keluar dengan muka merah merona mereka.",ucap Ririn tersenyum.

"Sebenarnya darimana asal mu?,dan siapa kamu?.",ucap Ririn mengerutkan keningnya.

Di tempat lain, beberapa pria tengah duduk di sofa.

"Lex apa bener kata Rangga dan Bimo kalau perempuan yang kalian bawa itu jatuh dari langit?.",tanya Riko kepada Alex.

"Iya pa,mungkin sedikit tidak masuk akal tapi itu emang bener pa.",jawab Alex.

"Menurut kamu Xander, bagaimana?.",tanya Riko kepada Xander.

Xander mengangkat bahunya, "Mungkin tunggu cewek itu sadar dulu baru bisa kita interograsi.",ucap Xander yang di angguki orang yang berada di situ.

"Haiisss kalian tau anak itu sangat cantik,sehingga mampu membuat pipi Rian dan Alex memerah.",suara Ririn mengagetkan mereka yang sedang berada di ruangan itu.

Mendengar namanya di sebut Rian dan Alex tersedak bersamaan,dan saling melirik lalu membuang wajah mereka.

"Ada apa ini?.",tanya Riko terkekeh melihat Rian dan Alex salah tingkah.

Suara dering handphone salah satu mereka berbunyi,dering itu berasal dari handphone milik Rian.

"Halo.",dia menggeser tombol hijau ke kiri dan menjawab telpon itu.

"......

"Saya segera kesana.",Rian mematikan sambungan dan beranjak.

"Tugas mendadak.",ucapnya singkat lalu pergi,mereka paham apa yang di maksud dengan perkataan singkat Rian hanya mengangguk.

"Ah mama lupa nanya,Alex apa anak itu sangat parah?.",tanya Ririn,tadi ia ingin menanyakan nya ke Rian namun Rian telah pergi duluan jadi ia menanyakan pada Alex.

"Ginjal nya rusak separuh,terus sama luka tusukan sebuah pedang,koma,kepalanya sedikit terbentur dan kemungkinan besar harapan hidup nya 5% atau tak ada tanda-tanda kehidupan.",jelas Alex.

"Tak ada tanda-tanda kehidupan?",ucap Ririn.

"Kalo dia masih hidup pasti besarnya kayak anak itu ya."sambung Ririn tersenyum,bibirnya memang tersenyum namun di matanya terdapat isyarat kesedihan.

"Mah dia udah tenang di sana.",ucap Riko mengelus punggung Ririn.

Ririn tersenyum lembut.

"Oh iya,dari mana kalian jumpa anak itu?.",tanya Ririn,itu adalah salah satu pertanyaan yang ingin ia tanya kan dan juga mengalihkan topik.

"Entah lah kami juga masih bingung,kata Xander sih nunggu dia sadar baru bisa interograsi.",ucap Alex yang diangguki oleh Rangga,Bimo dan juga Riko.

"Iya.", Ucap Xander singkat.

Terpopuler

Comments

V3

V3

seru nih ceritanya

2021-02-21

5

Erlivia Rinata

Erlivia Rinata

Next Up Thor

2020-11-11

2

Queenellanazevallo

Queenellanazevallo

lanjut semngt

2020-11-11

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!