Di kediaman Ellieston.
Saly yang sedang asyik menonton televisi di ruangan khusus keluarga Ellieston berkumpul, Ken datang dari pulang bekerja. Saly yang melihat sang kakak yang datang dengan penampilan lesu dan berantakan meminta Ken duduk di sampingnya. Tanpa embel-embel apa pun Ken menuruti permintaan Saly itu.
"Cepat katakan apa maumu?" tanya Ken yang langsung mengerti maksud dan tujuan sang adiknya itu.
"Ken, maukah aku kenalkan dengan teman wanitaku?" ujar Saly menaikkan satu alisnya seraya memepet duduk di dekat Ken.
Ken menghelakan napas panjang karena sudah ribuan kali Saly ingin mengenalkannya dengan teman Wanitanya itu. Tetapi Ken selalu menolak dan mengabaikan sang adik tanpa mendengar siapa teman wanitanya itu.
"Sudah ribuan kali aku bilang tidak ingin di jodohkan dengan teman wanitamu itu." tolak Ken yang ke sekian kalinya.
Saly yang kesal karena selalu di tolak oleh sang kakak, Saly memaksa Ken untuk mendengarkan dulu yang ingin dia katakan pada sang kakak.
"Ken, aku mohon untuk satu kali ini saja kamu mendengarkan aku selebihnya kamu boleh memutuskan mau atau tidak dengannya, please...." mohon Saly dengan wajah yang di buat-buat seperti anak kecil yang polos.
Melihat sang adik memohon dengan wajah polosnya Ken menurutinya dengan berkata "Oke baiklah, ceritakan tentang teman wanitamu itu yang sangat kamu bangga-banggakan." Pinta Ken pada Saly seraya wajah yang malas untuk mendengarkan cerita sang adik.
Saly tersenyum seraya merangkul bahunya sang kakak dengan akrab Saly mengatakan "Apakah kamu pernah dengar kalimat ini?" tanya Saly yang semakin mempererat rangkulannya dengan menundukkan badan mereka selayaknya pembicaraan yang serius.
Ken mengernyitkan keningnya karena tidak tahu kalimat apa yang di maksudkan Saly padanya. "Kalimat apa?" tanya Ken balik seraya tidak mengetahuinya.
"His heart as beautiful as her face, dia memiliki paras yang cantik dan yang lebih cantik dalam dirinya adalah hatinya, seperti itulah dirinya." Bisik Saly seraya menetap mata Ken yang terdiam dengan kalimat yang di katakan Saly padanya.
Bibir dan tubuh Ken Keluh sesaat, dia mengedipkan matanya beberapa kali kemudian menjawab "Are you sure his heart is as beautiful as his face?" tanya Ken pada Saly.
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Saly yang membuat Ken berkata kembali "I'm sure that's just bullshit." Kata Ken yang bergerak berdiri hendak berjalan masuk kamarnya.
Saly pun ikut berdiri dan berteriak mengatakan "I'm sure she's a good woman." Ken yang mendengarnya membalikkan badanya sesaat dan mengatakan "Terima kasih, aku sudah mempunyai wanita lain." Kata Ken seraya masuk ke dalam kamarnya.
🌺🌺🌺
Kim yang tengah berada di depan pintu rumahnya menunggu Linsy membukakan pintu untuknya. Napasnya yang terengah-engah membuat Kim sedikit kesulitan bernapas karena perkerjaan yang dia lakukan.
Brakk
Pintu terbuka. Linsy melihat putrinya yang terlihat sedikit pucat lalu bertanya "Sayang kamu mengapa?" Linsy yang khawatir pada putri kesayangannya itu.
Tanpa menjawab Kim langsung masuk rumah dan berbaring di sofa ruangan tamu. Secara perlahan Kim bernapas supaya pernapasannya kembali seperti semula. Linsy yang khawatir langsung mendekat dan mengelus rambut panjang Kim dengan berkata "Apa yang terjadi Kim sayang?" dengan suara yang lembut.
"Mama jangan khawatir Kim tidak apa-apa, Kim hanya kelelahan saja, tidur sebentar juga segar lagi." jawab Kim seraya duduk dari posisi berbaringnya.
"Lelah mengapa Kim sayang?, kan Mama sudah bilang jangan sampai melakukan hal yang membuat dirimu menjadi seperti ini." Kata Linsy yang khawatir pada Kim.
"Sebenarnya Kim bekerja sebagai asisten seorang CEO di perusahaan besar, dan hari ini Kim sudah mulai bekerja oleh karena itu Kim sedikit kelelahan." Jawab Kim yang lesu tanpa adanya tenaga dalam dirinya.
Mendengarnya membuat Linsy mengernyitkan wajahnya dan merasa tidak ingin putrinya itu bekerja seperti yang di inginkan Kim.
"Apakah harus kamu bekerja? Sedangkan menjadi seorang asisten tidak cocok untukmu Kim sayang." Kata Linsy menolak Kim untuk bekerja sebagai asisten.
Kim yang melihat Linsy yang khawatir padanya mengelus punggung tangannya sang ibu dengan berkata "Tidak ada pilihan lain selain bekerja, baik itu sebagai asisten atau apa pun kita harus terima karena kita sangat membutuhkan uang sekarang."
Linsy hanya keluh dan merelakan Kim bekerja seperti yang dia inginkan. Tidak ada pilihan lain selain bekerja jika ingin hidup. Kim masuk ke dalam kamarnya dan membantingkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Sesaat Kim berbaring nyaman dering pesan dalam ponsel kim berbunyi.
Pesan dari CEO Kenley.
*Nona Kim tolong besok pagi sebelum aku sampai di kantor sudah ada kopi panas dan semua berkas yang perlu di tanda tangani besok harus tersusun rapi di atas mejaku, dan satu lagi Ruangan kerjaku harus bersih dan rapi. Mengerti.
Kenley Ellieston*.
Setelah membaca pesan dari Bosnya itu kim mengelahkan napas panjangnya dengan berkata "Besok perang sesungguhnya baru di mulai." Kata Kim yang seraya berdiri dari tempat tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandinya.
🌺🌺🌺
Pagi-pagi Kim sudah ada di kantor lebih tepatnya lagi berada di ruangan bosnya itu. Semua yang di inginkan Ken sudah dia siapkan tanpa ada yang tertinggal. Setelah selesai melakukan semua yang di perintahkan Kim merasa bingung karena dia tidak ada meja kerja sampai sekarang. Kim tidak tahu harus duduk dan bekerja di mana, saat Kim hendak keluar dari ruangan bosnya itu secara kebetulan Ken sudah ada di depan pintu ruangan kerjanya. Dengan terkejut Kim terjulung ke belakang dengan tangannya yang meraih gang pintu tetapi tidak bisa, dengan cepat Ken membuat gerakan pertolongan terhadap asistennya itu.
Di raihnya tangan Kim sehingga tubuhnya Kim memeluk tubuh kekarnya Ken. Wajah Kim yang terbenam di dada bosnya itu langsung melepaskan pelukannya. Kim langsung mendudukkan kepalanya hingga sembilan puluh derajat untuk meminta maaf pada bosnya itu, tetapi Ken tidak peduli dan langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya.
Ken yang sudah ada di meja kerjanya memperhatikan detailnya apa saja yang di suruh pada asistennya itu sudah tersedia semua tanpa ada yang tertinggal. Ken juga melihat di sekeliling dalam ruangan kerjanya juga sangat rapi dan bersih tanpa ada debu sedikit pun yang menempel pada meja kerjanya.
Kim POV.
"Apa aku tanya saja pada tuan tentang meja kerjaku." Gerutuku dengan pelan di luar pintu ruangan Bos.
Aku berbolak-balik di tempat karena ragu untuk masuk atau tidak. Jika aku tidak berani masuk ke dalam ruangan ini aku harus duduk di mana? Aku harus beranikan diriku jika tidak pulang saja di rumah.
Aku mengetok pintu tiga kali dan kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut setelah Tuan Ken memperbolehkan aku masuk. Saat aku menghadap. Tuan Ken bertanya padaku "Ada keperluan apa kamu padaku?" Tanyanya dengan datar dan dingin.
Tanpa ragu-ragu aku menjawab "Maaf sebelumnya Tuan, aku hanya ingin bertanya meja kerjaku ada di mana?" Suaraku yang sedikit pelan dan bergetar.
Tuan Ken menghentikan pergerakan tangannya yang sedang menandatangani berkas-berkas penting. Dia terlihat seperti memikirkan sesuatu tetapi aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Setelah dia berpikir dan tangannya seakan ingin menunjukkan sesuatu padaku tetapi tidak jadi karena dia juga kebingungan.
"Em...." Suara geramannya yang panjang tetapi tidak berbicara padaku. Kemudian dia berhenti mengeram tetapi dia berdiri dan berjalan menjauhi meja kerjanya itu. Aku yang melihatnya yang kebingungan tidak tahu meja kerjaku di mana, kemudian aku berkata padanya "Tuan apakah aku tidak memiliki meja kerja?" Tanyaku padanya seraya melirikku.
Dia berjalan maju ke arahku dan berkata padaku "Sebenarnya iya, apakah kamu bisa untuk sementara waktu tidak memiliki meja kerja?" Tanyanya padaku.
Aku yang mendengarnya sedikit kesal karena kok bisa aku karyawan di perusahaan ini tidak memiliki meja kerja, tetapi aku menahannya karena dia adalah Bosku, jadi aku harus sabar.
"Tetapi Tuan selama aku belum memiliki meja kerja aku harus duduk di mana?" Tanyaku yang pasrah.
"Kamu untuk sementara waktu duduk di kursi luar yang pernah kamu duduki kemarin, setelah aku meminta sekretarisku untuk menyediakan meja kerja untukmu." Jawabnya tanpa belas kasihan padaku.
"Sampai kapan Tuan?" Tanyaku kembali padanya.
"Sampai sekretarisku habis dari cuti kerjanya." Jawabnya seraya duduk di meja kerjanya dan kembali bekerja.
"Kapan itu tuan?" Tanyaku lagi.
Kemudian dia melihat ke arahku yang terus bertanya padanya, membuatnya menatap tajam diriku. Secara naluri aku langsung mengerti jika dia kesal padaku karena banyak pertanyaan.
Author POV.
Kemudian Kim keluar dari ruangan Bosnya itu. Dengan kesal dia harus terima jika dirinya belum ada meja kerja untuk sekarang. saat menutup pintu Kim melihat Kursi panjang di depan koridor ruangan Bosnya itu, terlihat sangat menyedihkan tetapi dia malah tersenyum karena itu tidaklah menyedihkan. Kim berjalan menuju kursi tersebut dan duduk di atasnya dengan tersenyum terukir di bibirnya itu.
Di satu sisi Ken yang tidak peduli pada Kim sedang sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk untuk di selesaikan. Ken yang sibuk bekerja kemudian menyeruput Kopi panas yang di buatkan oleh Kim itu terasa sangat enak saat Ken meminumnya dan tersenyum karena Kopi yang dibuatkan oleh asistennya itu mampu melepaskan stresnya sesaat.
"Nona Kim tidak terlalu buruk dalam hal ini, tetapi dia sedikit menyebalkan." Gerutu Ken yang sedang menikmati kopi tersebut.
.
.
Hallo semuanya, terima kasih sudah membaca Protect My Heart. kepada pembaca jangan lupa dukungannya dengan memberi Vote dan like ya, terima kasih.❤🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yenny Rose
bunga dan vote untukmu,thor..
2023-06-10
0
🎀 NovitaA 🎀
his heart as a beaitiful his face... Her face..
ini lg bahas wanita kan ya?
2021-03-06
0
Adel
mampir di karyaku juga ya thor...
salam dari
RINDUKU DI UJUNG SURGA
2020-12-12
0