Membuka hati

Melihat kedekatan Bima dengan Keano membuat Karin sedikit berpikir, tidak ada salahnya jika ia membuka sedikit hatinya untuk Bima.

Lelaki itu terlihat sangat tulus menyayangi Keano seperti anaknya sendiri.Bagi Karin perasaannya pada Bima tidaklah penting, mungkin lambat laun ia akan bisa menerima Bima dihatinya.

Sudah hampir seminggu ini Bima tidak datang.la mengabari kalau sedang sibuk dengan proyek pembangunan hotelnya.

Keano sering sekali menanyakan Bima, rupanya bocah itu sangat merindukan lelaki itu. "daddy.. manaaa.. " Keano merengek "mau daddy.. huaa "

Karena terus merengek, akhirnya Karin memberanikan diri untuk melakukan panggilan video. dengan melihat Bima ia harap kerinduan putranya sedikit terobati.

Dalam sekali panggilan langsung tersambung. Keano begitu senang melihat Bima

" Hallo jagoan daddy.. kenapa belum tidur? kangen ya sama daddy.. " Keano seolah mengerti, bocah itu mendekatkan mulutnya ke layar HP. seketika ponsel Karin basah oleh air liur keano.

"daddy.. puyang " rengek Keano. Bima tampak terharu " Ya daddy besok pulang.. sekarang Kean bobo ya " Bima mengakhiri percakapan.

Setelah Bima menutup sambungan telepon, Keano mengambil bantalnya dan tidur. Karin termenung.. sepertinya keputusannya untuk menerima Bima semakin bulat.

Keesokannya, Bima menepati janjinya. Keano menyambut kedatangan Bima dengan mengangkat tangannya minta di gendong.Keano melingkarkan tangan mungilnya dileher Bima. Tangan kekar Bima mengelus rambut Keano lembut.

Karin pergi kedapur, tak butuh waktu lama ia keluar dengan secangkir kopi.

"kamu tidak ke kantor ?" tanya Karin.sekarang adalah jam kerja, biasanya jam segini Bima masih di Kantor.Karin meletakan cangkir kopi diatas meja.

"aku kangen sama Keano.. juga mommy nya " jawab Bima. Karin hanya tertawa tak menanggapi serius ucapan Bima.

"aku serius " Bima meyakinkan. Tak ingin Karin menganggap kalau ucapannya hanya becanda.

"ia.. aku percaya " Bima tersenyum lega.

"emang kamu ga kangen sama aku ? " tanya Bima. Karin menggeleng tanpa dosa

"tega kamu Na" Bima tampak kecewa. Karin malah tertawa lucu melihat Bima kecewa.

Obrolan mereka terhenti ketika dilihatnya Keano sudah tertidur dipelukan Bima. Ia membawa Keano ke kamar dan menidurkannya, Bima ikut berbaring bersama Keano, tak berselang lama Bima pun tertidur dengan posisi saling berpelukan.

Melihat keduanya tertidur Karin memilih pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang.

Harum aroma masakan menggelitik indra penciuman Bima. Dilepaskannya lilitan tangan mungil Keano di lehernya. pelan-pelan Bima turun dari ranjang, tak ingin sampai bocah itu terbangun.Di meja makan sudah tersaji masakan yang sangat menggugah selera, membuat Bima tak sabar untuk menyantapnya.

"kalau tiap hari dimasakin gini bisa cepet gendut ni perut " Bima mengambil prekedel dan memasukan ke mulutnya.

"jorok ih.. baru bangun langsung main comot aza " Karin memukul tangan Bima yang akan mengambil prekedel lagi. Bima hanya terkekeh. "habis masakan kamu enak sih "

Reno dulu tak pernah sekalipun memujinya, semua yang Karin lakukan sama sekali tidak berarti untuk laki-laki angkuh itu.Beda dengan Bima, Karin merasa sangat dihargai .

Karin mengambilkan nasi beserta lauknya di piring Bima. Bima makan dengan lahap, Karin senang Bima menyukai masakannya.

Selesai makan Bima membantu Karin mencuci piring, sementara Karin membereskan bekas makan mereka.Menjelang sore Bima pamit pulang.

Tak bisa dipungkiri kehadiran Bima memberikan warna tersendiri dalam hidup Karin.Itu salah satu alasan wanita itu bersedia membuka hatinya untuk Bima dan melupakan masa lalunya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***