Filza mulai resah,ketika tak ada tanda-tanda kak Raehan menampakkan batang hidungnya.
Kesibukan satu pekan ini, benar-benar menguras energi resiko jadi anak teknik, harus selalu siap hadapan tugas sepaket dengan pratikum-pratikum.
Sang adik mengetuk pintu kamar kakaknya pelan-pelan.
Tok... Tok... Tok.
"kakkkkk,kakkkkk...."
Filza terus berjuang membangunkan kakaknya.
Dia tak ingin meminta bantuan sang mama.
kalau mama yang membangunkan tidak perlu hitungan menit. Tetapi hitungan detik. sang kakak pasti buka pintu.
Filza putuskan berlalu dari depan pintu kakaknya Dia akan putuskan hari ini berangkat kuliah, dengan naik transpotasi umum. Dia melangkah mencari mamanya untuk pamit.
Di lihatnya bibi sibuk merapikan meja makan.
"Bi dimana mama...?"
Tanya Filza pada bi Sumi.
" Maaf neng dari tadi bibi belum melihatnya."
Jawab bibi sambil menyelesaikan pekerjaannya.
"Oke , Filza berangkat yaa bi,"tolong nanti pamitin ke mama."
Pamit Filza sambil berlalu.
Bibi melihat neng Filzanya, melangkah keluar sambil mengunyah roti tawarnya. Bibi seakan tidak yakin akan keberanian Filza yang melangkah sendiri.
"Nggak biasanya itu neng cantik berangkat tanpa kawalan kakaknya."
Batin bibi,sambil terus memandang Filza sampai menghilang dibelokan jalan komplek depan.
TOK.. Tok... Tok..
"Hanaaaaa... Hanaaaaa..."
Tak perlu menunggu waktu lama pintu itu terbuka, bukan Hana yang membukakan pintu.
Tetapi seorang anak berhijab merah. Anak itu tersenyum padanya.
"kakak pasti teman kak Hana yaaa...?"
Tanya anak perempuan itu terlihat cerdas
Filza menggangguk mengiyakan . Akhirnya Hanapun keluar sembari menjinjing kardus. sambil melihat ke arah Filza.
"Yakin Filza hari ini mo naik angkutan umum..?"
Tanya Hana masih kurang yakin.
"Buktinya Pagi ini aku sudah ada disini."
Jawab Filza meyakinkan Hana.
"Oke.. ayo kita berangkat !"
Jawab Hana masih sibuk dengan jinjingannya. Filza masih bingung.
"Han.. kamu ke Kampus sambil bawa kardus?"
Filza mulai ngga percaya dengan yang dilihatnya
Terlihat Hana tersenyum.
"Heeyyy... cantik juga dia,kalau tersenyum bisik Filza memuji senyum Hana,dia baru menyadari kecantikan temannya.
"Iini kardus berisi buku-buku bacaan, yang mo sekalian ku simpan di taman bacaan!"
kata Hana menjelaskan.
"Ooooo."kata Filza sekedar membulatkan mulutnya.
Hana dan Filza berdiri di tepi jalan raya menunggu angkutan umum.
Dan tak lama angkutan umum yang mereka tunggupun melintas.
Lalu keduanya segera naik.
Filza sudah mulai gelisah,dia terlihat mencari sesuatu didalam tas ranselnya, Hana hanya melihat temannya itu mulai sibuk.
Badan Filza sudah bermandikan keringat dan dia mulai menggipas-ngipas wajahnya dengan jari tangannya.
Hana menawarkan tissu, Filza langsung sibuk menggelap keringatnya.
Angkotan Umum itu akhirnya melintas depan Fakulfas mereka. Hana bilang kiri, dan pak sopirpun menepikan mobilnya.
Secepat kilat Filza melompat keluar sambil merentangkan kedua tangannya.
"Filza kamu ngga papa..? "
Tanya Hana sambil mengelus tangan Filza.
"I M Oke....! jawab Filza
"Okee kita lanjut perjalanan kita."
Kata Hana sambil menarik tangan Filza. untuk mengikuti langkahnya.
Filza tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu menoleh kearah Hana.
"kita kekampus jalan kaki nich?"
tanya Filza.
" Lhaa iyaa... ,angkutan umum cuma melintas jalan raya depan saja, tapi ngga ada yang masuk sampai dalam jawab Hana kalem tanpa dosa.
Jalan ini mang terlihat dan terasa panjangggg...
bagi Filza , karena dia ngg terbiasa jalan kaki seperti Hana.
Hari ini adalah hari yang mengajarkan sebuah pengalaman hidup buat Filza. Yang hari-harinya
selalu terbingkai semua fasilitas hidup yang selalu memanjakannya.
"'Kita kekantin dulu yaa.."
Paksa Filza pada Hana,dan tanpa menunggu persetujuan Hana.
Kini giliran Filza yang menarik tangan Hana.
Dan sesampainya di kantin kampus.
Bak orang yang satu minggu nggak nemu nasi.
Filza langsung memesan teh manis, nasi ayam geprek lengkap dengan teman-temannya.
Hana geleng-geleng kepala dan tersenyum melihat pesanan Filza.
Dan Hana hanya memesan teh manis saja.
Hana melihat Filza menyantap sarapannya dengan lahap, efek lelah dalam perjalanan.. bisik Filza sadar Hana sedari tadi memperhatikan setiap suapannya.
"Hari yang melelahkan...!"
Kata Filza sambil menaiki anak tangga menuju kelas mereka .
"Aduh,terasa tulang kaki asa mo lepas!"
Keluh Filza sambil ngos-ngosan.
Nampak Hana hanya terus tersenyum.
Mata Kuliah pertama kosong. "
"Ochh syukurlah,"kata Filza sambil meluruskan kakinya.
Hana menawarkan mo ngga dipijitin kakinya.
"Filza tertawa... boleh-boleh, banget Hannn...!"
Lalu keduanya tertawa.
Sepulang ngampus Filza masih berjuang pulang
bareng Hana.
Dan pengalaman perjalanan tadi pagipun terulang.
Filza butuh sabar menahan pegel kakinya.
Dan rasa panas ketika berada di dalam angkutan umum.
Akhirnya perjalanannya berakhir,ketika langkah
kakinya mulai memasuki rumah besarnya bak istana.
"Bibi...... tolongin Filza...!!"
Teriakan Filza dari kamar.
"kenapa neng...?"
Tanya bibi sambil menghampiri putri majikannya.
Bibi mendekat nampak non Fillza yang terus memengangin kakinya.
Bibi mengambil minyak kayu putih lalu pelan-pelan mulai mengurut kaki Filza.
"Atuh neng'besok lagi mah minta dianterin tuan muda."
Kata bibi sambil terus mengurut kaki mulus non
Filzanya.
"He he .. tapi seruuu bi..."
Jawab Filza sambil menahan sakit.
"Aduhhh bibi,pelan-pelan sakit tau, malah diurut terus."
Protes Filza sambil manyun.
"He he... atuh saking serunya mendengarkan cerita nya. canda bibi tak mau kalah dengan Filza.
Alias bibi membela dirinya.
Lalu terdengar tawa bibi dan Filza bersamaan.
***
🌺Oke sampai Jumpa Di Episode Selanjutnya Ya🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Quora_youtixs🖋️
5.like mendarat lanjut kakak
2021-03-19
1
ARSY ALFAZZA
like + rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐😇 saling mendukung ya Thor 👌
2021-03-07
1
Little Peony
Like like like
2021-02-10
1