Tak terdengar desus cinta selanjutnya
Tak tercium aroma apa yang akan membumbui cintanya
Tak terlihat jelas seperti apa cintanya kelak
Yah itulah teka teki cinta
Caca bergegas ke kamar mandi dan kemudian bersiap-siap. Alex masih bersabar menantikan pujaan hatinya itu. Beberapa saat kemudian, Caca tergopoh-gopoh menuju halaman kos.
"Sayang aku udah siap, yuk berangkat!" ajak Caca terengah-engah.
"Hei ... kenapa buru-buru gitu sih, kan cuma mau sarapan." tukas Alex membelai rambut Caca.
"Kan kasian kamu nunggunya kelamaan tadi," jawab Caca sambil mengatur nafasnya.
"Sayang kenapa matamu sembab dan sedikit bengkak, kamu habis nangis ya?" selidik Alex khawatir.
"Nggak kok, mungkin pas tidur digigit semut." kata Caca mengelak.
"Owh oke," ucap Alex tak percaya.
Lalu keduanya beranjak dari halaman kos. Alex melajukan motornya perlahan, menyusuri jalan di sekitar kos. Sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat ada makanan apa saja yang di jual di sana.
Setelah menemukan tempat makan yang di inginkan, mereka segera berhenti dan memesan makanan. Tak butuh waktu yang terlalu lama bagi mereka untuk menyantap makanannya.
Mereka kembali ke kos Caca. Selanjutnya mereka duduk di teras kos untuk berbincang sejenak.
"Sayang seminggu kedepan kayaknya kita bakalan jarang ketemu deh soalnya aku shift siang seminggu nanti," ucap Caca menjelaskan.
"Ok yang penting tetep komunikasi," jawab Alex.
"Sayang besok kalau kita hari liburnya samaan kita ke pantai yuk, boleh nggak?" tanya Caca penuh harap.
"Oke deh, mau berdua aja apa barengan sama mereka?" tanya Alex.
"Hmm barengan aja biar rame, nanti aku kabarin Venus biar hari liburnya bisa samaan." ujar Caca.
"Nanti aku kabarin Mars deh biar atur semuanya." imbuh Alex.
"Sayang thanks ya," ucap Caca bahagia.
"Iya ... yang penting jaga kesehatan, jangan kecapekan, jangan lupa minum vitamin," pesan Alex.
"Oke bosss," sahut Caca tersenyum.
"Sayang aku pulang dulu ya soalnya aku juga shift siang hari ini," pamit Alex mengelus kepala Caca.
"Eh bentar aku mau titip sesuatu buat Mamah, aku ambilin dulu ya." ucap Caca.
Tak lama kemudian Caca datang kembali dengan menenteng sebuah paperbag.
"Apaan itu?" tanya Alex menyambut Caca.
"Oh ini masker wajah buat Mamah," jawab Caca.
"Oh yaudah aku balik dulu ya," ucap Alex sambil meraih Caca dan mencium keningnya.
"Ok ati-ati ya, jangan lupa kabarin kalau udah nyampe rumah," pinta Caca.
"Ok," jawab Alex tersenyum.
Sesampai di rumah, Alex langsung menelfon Caca untuk mengabarkan. Setelah itu Alex berbaring dan memandangi foto-foto nya bersama Caca di layar poselnya.
Sepertinya otak dan hatinya berhasil bekerja sama untuk mengusik Alex. Dia masih memikirkan Caca. Apa yang terjadi padanya?Apa yang dia rasakan? Apa dia sedih? Kenapa matanya sembab? dan masih banyak pertanyaan lain di benak Alex.
Alex terus mengingat apa yang dia lakukan dan ucapkan pada Caca akhir-akhir ini. Tapi Alex merasa tidak ada perlakuan ataupun ucapan yang membuat Caca terluka.
Haiisshh sudahlah. Alex mencoba untuk tak memikirkannya. Alex teringat dengan masker titipan Caca tadi. Lalu Alex bergegas menemui Mamahnya.
Mamah Alex sedang asik menyaksikan serial drama india di tv. Alex menghampirinya dan berbaring di pangkuan Mamahnya.
"Dari mana kamu?" tanya mamah Alex seraya membelai rambut anaknya.
"Sarapan bareng Caca mah," jawab Alex.
"Caca nggak papa kan? Kenapa nggak diajak kesini?" tanya mamah Alex khawatir.
"Caca nggak papa kok Mah, Caca juga shift siang hari ini." jawab Alex menjelaskan.
"Oh iya ini titipan dari Caca buat Mamah," imbuhnya sambil menyerahkan paperbag itu.
Mamah Alex menerima nya dan mengambil barang dalam paperbag itu.
"Hmm anak ini," ucap Mamah Alex tersenyum.
Hari-hari berlalu dengan rentetan rutinitas yang melelahkan. Tumpukan laporan beberapa hari lalu kini hampir selesai. Tak lupa Caca selalu menyempatkan untuk sekadar chat atau telepon Alex. Begitu juga dengan Alex. Segudang rutinitas dan latihan dengan Mars menyibukkannya belakangan ini.
Hari ini adalah hari yang mereka nantikan. Hari dimana mereka akan menghabiskan waktu bersama. Hari dimana mereka akan melepas rindu bersama teman-temannya. Segala persiapan mereka lakukan.
Dan entah sejak kapan, Mars dan Venus
seakrab itu. Bahkan mereka terlihat berpasangan seperti sepasang kekasih.
Ya, mungkin mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Entah kenapa perjalanan panjang kali ini tak terasa membosankan, bahkan mereka terlihat sangat menikmatinya.
Caca sangat menikmati apapun yang alam persembahkan. Hembusan angin, teriknya sang mentari, kicauan burung-burung yang menyapanya serta pemandangan indah yang mulai terlihat. Sepertinya sebentar lagi mereka sudah sampai ke tujuan mereka.
Suara gemuruh ombak terdengar jelas, tegas dan berwibawa. Suara nyaring peluit petugas parkir pun terdengar sangat sibuk.
Para pedagang seakan tak mau kalah, kalimat promosi terucap nyaring untuk menarik pembeli.
Caca berjalan menggandeng Alex sambil mengamati teman-teman nya.
"Sayang lihatlah mereka, apa mereka semua udah jadian?" tanya Caca tersenyum.
"Kayaknya gitu deh," jawab Alex tertawa kecil.
Caca senang melihat teman-temannya bahagia. Caca berjalan di sepanjang pantai, menikmati hembusan angin yang menyentuhnya, deburan ombak yang sesekali mengoyak kakinya.
Lalu mereka duduk di sebuah gubuk yang tersedia. Canda, tawa dan cerita semua ada disana.
"Silakan kak, dibeli aksesorisnya," ucap seorang anak mendekati mereka.
"Haloo adik, siapa namamu?" tanya Caca ramah.
"Aku Budi kak," jawab Budi tersenyum.
"Hai Budi, coba kakak lihat apa aja yang kamu jual." ucap Caca sambil melihat-lihat.
Caca meminta Alex dan semua teman-temannya untuk memilih satu yang mereka suka. Begitu pula dengan Caca.
"Budi lihatlah, aku dan teman-temanku menyukai aksesoris yang kamu jual." ucap Caca membelai rambut Budi.
"Berapa totalnya?" tanya Caca.
"87.000 kak," ucap Budi senang.
"Ok! Budi kamu kelas berapa?" tanya Caca.
"Kelas 5 kak," jawab Budi.
"Oh, ini uangnya." ucap Caca sambil mengulurkan uang 150.000.
"Tapi ini terlalu banyak kak," ucap Budi
"Kembaliannya untuk kamu aja ya, sekarang kamu bisa pulang lebih awal,kerjakan PR mu dan beristirahatlah," ucap Caca senang.
"Terima kasih kak," ucap Budi berbinar seraya berlari kecil kegirangan.
Caca pun berbinar melihat Budi berlalu.
Alex dan yang lain nya terpana dan tak hentinya memandang Caca. Ini adalah ke sekian kalinya mereka melihat langsung kebaikan dan ketulusan Caca, namun mereka masih saja tetap terpana.
"Hey ... kalian liat apaan sih?" teriak Caca memecahkan lamunan mereka.
Mereka tertawa dan menyimpan aksesoris masing-masing. Caca berlari kecil dan bercanda tawa dengan Mars dan Venus.
Caca terlihat sangat bahagia.
Alex masih terduduk di gubuk dan memandangi kekasihnya itu. Senyumnya, tawa lepasnya sungguh menyejukkan hati Alex. Entah bertambah berapa banyak cinta Alex kepada Caca. Bahkan sudah tak terhitung lagi.
"Sayang ayok gabung," ucap Caca menarik tangan Alex.
"Oh oke," jawab Alex mengikuti.
Setelah cukup bermain dan menikmati sang surya terbenam mereka beristirahat sebentar kemudian bersiap untuk perjalanan pulang.
Saat di area parkir Mamah Alex menelfon. Mamah Alex meminta Caca untuk menginap hari ini. Mamah kangen, pengen nyobain masker baru bareng Caca, minta di make up Caca buat acara kondangan besok dan masih banyak alasan lagi yang memperkuat permintaannya dan secara tidak langsung mengharuskan Caca mengikuti kemauannya.
Caca tersenyum mengiyakan Mamah Alex yang merengek seperti bocah. Alex tertawa terbahak mendengar ocehan konyol Mamahnya yang merengek itu.
Tiga jam berlalu dan mereka pulang kerumah masing-masing kecuali Caca. Dia harus berpindah tidur untuk menyenangkan Mamah Alex yang sudah seperti Mamah sendiri bagi Caca.
Mamah Alex sudah menanti di teras rumah sambil menikmati secangkir teh. Caca disambut hangat. Bahkan mamah Alex menyiapkan satu set baju tidur dan satu set baju untuk Caca kenakan besok.
Entah kapan Mamah Alex membelinya, dan lebih hebatnya lagi semua size nya tepat.
Yahhh mungkin memang begitulah insting wanita.
Setelah bersih-bersih, ketiganya berkumpul di ruang tv sambil menikmati oleh-oleh yang dibelinya tadi. Lalu Caca dan Mamah Alex menggunakan masker dari Caca waktu itu dan melakukan perawatan malam lainnya.
"Hmmm kenapa sih wanita mau repot? Mau tidur aja ribet pakai ini itu," ucap Alex berseloroh.
Kedua wanita istimewa dihadapannya hanya tertawa mendengarnya. Setelah selesai rutinitas malam, Caca berbaring di pangkuan Mamah Alex. Mereka berbincang dan bercanda. Caca tertidur di pangkuan Mamah Alex.
Alex menggendong dan membawanya ke kamar Mamahnya. Alex meletakkan Caca di tempat tidur dengan lembut. Lalu Alex menyelimuti Caca dan mencium keningnya.
"Selamat malam sayang," ucapnya lirih sembari mengusap kepala Caca.
Beberapa menit setelahnya Mamah Alex bersiap untuk istirahat. Alex juga pergi ke kamarnya untuk istirahat.
Keesokan harinya setelah sarapan Caca membantu merias Mamah Alex untuk sebuah acara. Mamah Alex sangat menyukai hasil riasan Caca. Caca juga membantu memilihkan baju dan memadu padankan dengan aksesorisnya. Mamah Alex terlihat cantik, anggun dan elegan.
"Wah sayang, bisa-bisa nanti kamu jadi salon langganan mamah yang baru lho." seloroh Alex.
Ketiganya tertawa senang. Taxi yang sudah dipesan Alex sudah menanti di depan rumah. Alex dan Caca mengantar Mamahnya sampai di depan rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
BELVA
3x jempol untukmu kembali
2021-01-21
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
haiihaiii
cinta pak bos hadir lagi😘
bawa like💕
bawa semangat💪
jejak juga🐾
mampir juga yuk😉
2021-01-16
1
Caramelatte
eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗
2021-01-11
1