Ungkapan Cinta Tuan Muda

Nazia tengah merapikan meja kerjanya. Hari ini, ia berencana pulang cepat karena ingin mengunjungi makam Abel sebelum pulang ke rumah. Hal itu sudah jadi kegiatan rutin yang di lakukan Nazia seminggu sekali setahun belakang ini. Dia juga akan menginap di rumah orang tua Abel dua minggu sekali agar pak Bram dan Ibu Serly tidak terlalu kesepian.

Nazia menjadi sosok yang lebih sabar walau tak seceria dulu. Benar kata orang, apapun yang terjadi bisa merubah sifat seseorang contohnya dokter cantik ini.

Nazia menggendong tas ranselnya di belakang sambil berpamitan. "Zev, Ay ! aku pulang terlebih dulu." Pamitnya kepada dua temannya itu.

Zevin melihat pada Nazia.

"Ada janji?" Bertanya tanpa ada senyuman di wajahnya.

Nazia berdiri di ambang pintu. "Aku akan ke makam Abel sebentar dan nanti malam ada janji sama Alby." Menjelaskan sambil tersenyum manis.

Zevin mengangguk dan berkata

"Hati-hati, Zi." Sambil memaksakan senyum.

Nazia melanjutkan langkahnya untuk keluar dari ruangan. Rayya melihat pada Zevin yang menatap kepergian Nazia, bola mata pria itu terlihat sendu. Rayya menghembus nafasnya perlahan lalu melangkah menghampiri Zevin seraya menyentuh pundak pria itu ia berkata.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini?"

Zevin menyandarkan tubuhnya di kursi dan Rayya berpindah duduk di depan mejanya. "Ini salah ku, Ay." Ucapnya mengalihkan pandangan. "Andai waktu itu aku bisa melihat cinta darinya. Mungkin, aku sudah memilikinya." Ia diam sejenak merasakan sesal di hati. "Dulu aku berpikir segala perhatiannya, l perkataannya, yang lembut dan cara dia memperlakukan ku. Itu semua hanya memanfaatkan ku saja untuk kepentingannya. Tapi aku salah ! Semua itu tulus dan aku menyadarinya setelah semua yang diperlihatkannya padaku perlahan menghilang dan aku kehilangan semuanya." Zevin menghembuskan nafas berat. "Bahkan bodohnya aku menjalin hubungan pada wanita yang benar-benar memanfaatkan aku." Sambungnya mengusap wajahnya kasar. "Aku benar menyesal tidak perduli dengan rasa sukanya padaku walau sebenarnya aku mengetahuinya." Zevin berkata lagi.

Rayya sedikit terkejut mendengar akhiran kata-kata Zevin. "Kamu mengetahuinya?" Tanyanya memastikan.

Pria itu mengangguk pelan. "Iya aku tahu jika Zi menyukaiku."

Rayya menyentuh lengan Zevin dan berkata "Lalu... Apa rencana mu ?Perjodohan mu semakin dekat." Ada ketidak relaan dalam kalimatnya jika sahabatnya ini menikahi wanita lain.

"Aku juga bingung Ay. Dia sudah dekat dengan Alby. Mungkin, aku akan memilih mencintainya dengan caraku sendiri sama seperti dulu saat dia bersama Abel." Zevin menundukkan kepalanya.

"Apa sekarang kamu menyerah ? Alby bukan mendiang Abel, saat ini saja dia sudah membatasi Zi untuk dekat dengan mu meskipun mereka belum memiliki hubungan apa-apa."

"Sepertinya, dia akan bersama Alby. Aku bisa melihat ada cinta dimatanya untuk pria itu." Zevin tersenyum tipis. Ngilu rasa di hatinya saat mengeluarkan kalimat itu.

"Itulah beda mu dan Alby"

"Maksud mu?" Zevin tidak mengerti.

"Zev, aku tahu apa yang kamu lakukan selama ini adalah bentuk ungkapan rasa cinta mu untuk Zi dan tiap kata yang kamu ucapkan perwakilan dari hati mu. Tapi apa kamu sadar ? jika selama ini kamu menempatkan dirimu hanya sebagai temannya. Jadi, Zi hanya bisa melihat itu semua sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang sebagai teman. Bukan sebagai pria yang memberikan tempatnya bersandar dari segala keluh kesahnya." Jelas Rayya lembut

" Lalu Alby ?"

"Dia menunjukkannya dengan keseriusan dan Zi dapat melihat semua itu. Ayolah, Zev ! Tunjukkan semuanya dengan benar jangan mengatasnamakan pertemanan lagi. Jadilah dewasa agar Zi bisa melihat cintamu untuknya." Rayya menyemangati. "Andai aku jadi, Zi. Aku juga beranggapan semua yang kamu tunjukan selama ini hanya sebatas perhatian teman." Sambungnya lagi

Zevin terdiam mencoba mencerna semua kata-kata Rayya. Pantas saja jika Nazia tidak bisa melihat ada cinta untuknya. Karena selama ini dokter tampan itu jarang menunjukkan keseriusannya dan ia akan bersikap dewasa dan serius hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Kini Zevin mulai faham memulai dari mana untuk mendapatkan hati Nazia.

...---------------...

Nazia tengah bersiap di kamarnya karena sebentar lagi Alby datang menjemputnya. Malam ini mereka ada janji makan malam. Pintu kamar di buka dari luar, ibu Mira berdiri di pintu masuk.

"Alby sudah menunggu mu."

"Iya, Ma. Aku akan keluar." Balas Nazia masih merapikan rambutnya.

Ibu Mira menutup pintu kembali. Lalu menemui Alby di ruang tamu.

"Tunggu sebentar ya, Al" Tersenyum hangat pada si tuan muda.

"Iya, Tante."

Tak lama Nazia keluar dari kamar di balut dress selutut berwarna putih dan rambut panjangnya terurai indah serta polesan make up natural membuat kecantikan nya bertambah. Alby tidak berkedip melihat pemandangan indah di depannya. Nazia menatap heran ada yang aneh dengan penampilannya?

"Apa ada yang salah?"

"Ti—tidak semua sempurna." Alby terbata. Ia terkejut dari rasa kagumnya.

Nazia tersenyum malu. Tak lupa ia langsung berpamitan pada Ibu Mira.

"Ma aku jalan dulu ya." Pamitnya mencium pipi kiri dan kanan ibunya.

"Tante aku bawa Zia dulu ya." Sambung Alby ikut berpamitan.

"Kalian berdua hati-hati, jangan pulang terlalu malam." Ibu Mira mengantarkan dua orang itu ke depan pintu.

Alby dan Nazia bersama mengangguk. Mobil itu menuju tempat yang telah di pesan Jimmy. Asisten Alby tersebut sudah mengatur semuanya dengan baik agar tidak mengecewakan tuan mudanya.

"Jatuh cinta saja anda melibatkan saya tuan. Lalu bagaimana jika saya yang jatuh cinta, apa anda juga saya libatkan?" Gumam Jimmy saat melihat mobil Alby memasuki halaman restoran. Jimmy melangkah cepat membuka pintu mobil untuk Alby dan Nazia. "Selamat datang Tuan, Nona" Sapanya membungkukkan badannya.

"Terimakasih kak Jimmy" Nazia tersenyum ramah.

"Semua sudah siap?"

"Sudah, Tuan." Jawab Jimmy.

"Ayo kita masuk." Alby menarik tangan Nazia ke genggamannya.

Dokter cantik itu mengangguk dengan perasaan berdebar-debar, makan malam saja persiapannya sampai seperti ini pikirnya. Sampailah mereka di salah satu ruang yang telah disiapkan Jimmy.

Alby menarik kursi untuk Nazia dan mempersilahkannya untuk duduk

"Zia kita makan dulu, setelah itu ada yang ingin aku sampaikan." Ujarnya Bicara SAMBIL mendudukkan tubuhnya di kursi.

"I—iya." Nazia terbata dengan wajah sedikit merona. Tak luput pula jantungnya berdegup kencang.

Makanan sudah tersaji di atas meja. Alby dan Nazia makan dengan perlahan tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Hanya dentingan sendok yang terdengar menggema.

Makan malam telah selesai, Alby mengajak Nazia ke suatu tempat. Gadis itu merasa tidak asing dengan tempat itu. Jalan yang mereka lewati adalah jalan arah kafe tempat janji temu Abel dan Nazia dulu. Selama ini ia jarang melewati jalan itu, karena akan lebih jauh sampai di rumahnya.

Mobil Alby berhenti di lokasi taman tapi jarang di kunjungi orang, karena letaknya sedikit masuk ke dalam dari trotoar pinggir jalan. Alby menggandeng tangan Nazia untuk menuju tempat itu. Nampak beberapa orang berpakaian serba hitam menyambut mereka dengan berbaris di pinggir jalan. Seperti biasa Jimmy menjemput tuan mudanya.

"Tinggalkan kami berdua !"

Jimmy mengangguk dan mengarahkan orang-orangnya untuk meninggalkan tempat itu.

"Kenapa aku tidak tahu tempat ini?"

"Ini tanah milik keluarga ku dan taman ini di buat papa untuk ku dan Kak Erika waktu kecil, kami hanya bisa bermain di sini dengan alasan keselamatan kami dan taman ini jarang di kunjungi orang. Karena dulu tidak di buka untuk umum." Jelas Alby.

"Itu tanda nya beliau sangat menyayangi kalian." Balas Nazia mengamati sekelilingnya.

Cukup sunyi dan sedikit horor menurutnya, lampu penerangan yang tidak banyak serta di kelilingi gedung-gedung yang menjulang tinggi.

"Zia lihat ke sana !"

Nazia mengikuti arah tangan laki-laki itu. Lampu tiba-tiba hidup di atas mawar putih dengan berurutan membentuk hati di tengah taman. Nazia menutup mulutnya takjub, bunga mawar putih kesukaannya dihiasi lampu begitu cantik di sana. Suasana sedikit remang tadi berubah terang benderang. Bunga mawar dimana-mana tumbuh rapi dan terawat, sepertinya Alby benar-benar telah mempersiapkan semuanya.

Alby membawa Nazia kedalam lingkaran itu dan berdiri berhadapan. Dengan tangan saling bertautan, Nazia dapat merasakan jari-jari Alby terasa dingin tak sehangat tadi.

Pria itu mengatur nafasnya karena merasa gugup. Serasa sudah nyaman dia berkata. "Nazia, di jalan itu kita bertemu pertama kali dan juga aku penasaran tentang mu." Alby menunjuk jalan keluar dari taman. "Yang aku kira kamu adalah malaikat maut malam itu. Tapi nyatanya kamu malaikat berwujud manusia datang di hadapan ku." Sambung Alby. "Aku jatuh cinta pada mu saat itu juga. Berbulan-bulan aku mencari mu sampai kita di pertemukan kembali. Nazia di tempat ini juga aku membawa mu kembali untuk menciptakan kisah tentang kita disini. Zia aku mencintai mu. Maukah, kamu menjadi kekasih ku." Ungkap Alby.

Nazia tersenyum. Namun diam tanpa menjawab, seolah berpikir meyakinkan hatinya. Keringat dingin bercucuran di pelipis Alby wajahnya nampak tak tenang menunggu jawaban yang akan mengubah dirinya nanti.

"Aku mau."

"Benarkah?" Tanya Alby tidak percaya.

Nazia mengangguk sambil tersenyum. Pria itu sangat bahagia perjuangannya satu tahun lebih telah berhasil. Nazia sekarang menjadi miliknya.

"Terimakasih Zia. Aku mencintai mu" Alby membawa Nazia ke dalam pelukannya.

"Aku juga mencintaimu."

Keduanya diam merasakan degup jantung yang bersahutan di dada mereka. Alby melepaskan pelukannya lalu menatap wajah wanita yang telah resmi jadi kekasihnya itu.

"Zi, boleh aku minta tolong?" Alby meraih tangan Nazia.

"Apa?"

"Bisa kamu lepaskan cincin di jari manis mu ini ? Sebagai gantinya kalung ini yang kamu pakai." Alby mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya.

Nazia kembali diam, menatap lekat pada cincin pertunangannya yang masih terpasang dijari manisnya. Ia harus melepaskannya. Bukankah, Ia sudah berjanji atas makam Abel untuk membuka lembaran baru di hidupnya. Nazia kembali menatap wajah pria yang telah mengisi hatinya itu. "Iya." Ucapnya tanpa beban.

Alby memasangkan kalung cantik berliontin merah Maroon ke leher Nazia. "Jangan di lepas." Ucapnya tegas.

Gadis itu mengangguk dan tersenyum. Dua insan itu tengah menikmati kebahagiaan tanpa mereka tahu dua orang di sudut yang berbeda terluka di sana. Menyaksikan sendiri orang yang mereka cintai berlabuh di lain hati.

Terimakasih sudah membaca ❤

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

jd dia cinta pertama nya haduh km.sih zev menyia nyiakan cinta

2022-04-19

0

Desty Maytantry

Desty Maytantry

kasihan zevin

2021-05-29

1

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Gue pengen dong kalungnya🤣

2021-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Menunggu dan Mencari
3 Menunggu mu
4 Usaha Alby
5 Cemburu
6 Emosi Alby
7 Weekend
8 Abel
9 Bersyukur
10 Datang Untuk Pulang
11 Duka Nazia
12 Flashback
13 Kecurigaan Jimmy
14 Tiga Bulan Kemudian
15 Alby VS Zevin
16 Resepsi Rayya & Vian
17 Trik Tuan Muda
18 Ide Menyebalkan
19 Berdamai
20 Ungkapan Cinta Tuan Muda
21 Sakit Rasa nya
22 Air Mata Vian
23 Sherin
24 Perasaan Nazia
25 Sherin VS Nazia
26 Perubahan Alby
27 Kecewa
28 Pilihan Alby
29 Bertemu Nazia
30 Identitas
31 Pernikahan
32 Kenapa harus pergi?
33 Alasan Zevin
34 Isi Hati Zevin
35 Cantik Seperti Magnet
36 Ketakutan Sherin
37 Pengakuan Sherin
38 Memperbaiki
39 Trik Zevin
40 Apa yang terjadi?
41 29 Tahun Silam
42 Cara Pria Bicara
43 Pemilik Rahasia
44 Permintaan maaf Pak Indra
45 Double Z jadi sandra
46 Membersihkan nama
47 Pulang Kerumah
48 Alasan untuk bertahan
49 Panti Asuhan
50 Bukan Istimewa
51 Bertemu Sherin
52 Permohonan Ibu Anggi
53 Berkunjung Berdua
54 Zevin Nazia
55 Ide Erik
56 Kota pilihan Erik
57 Gangguan Hama kecil
58 Jebakan Macan Tutul
59 Suami Manja
60 Ambisi Pak Reza
61 Tatapan Yudha
62 Rumah Baru Zev & Zi
63 Cemburu Cantik
64 Gurauan Sore
65 Secuil tentang Erik
66 Zevin Kavindra
67 Nazia & Pak Reza
68 Kelahiran Putri Sherin
69 Ambisi Menguasai
70 Dilema
71 Genit
72 Shock
73 Salam Perpisahan Termanis
74 Rindu tak terlihat
75 Akting
76 Menggibah
77 Putra Indra Jaya
78 Lidah Aneh Suami Manja
79 Pahitnya Kenyataan
80 Fakta mengejutkan
81 Tamu Hari Libur
82 Bab Kenangan
83 Teman masa kecil
84 Hadir nya sang pewaris
85 Pertolongan Alby
86 Telpon Pagi Hari
87 Kakek Ardian Berpulang
88 Putra Anggara
89 Pria Kiriman Alby
90 Satu Hari Bersama Alby
91 Mengabadikan Moment
92 Mencari Ralda
93 Membebaskan Ralda
94 Tumbang nya Erik
95 Erik Pulang
96 Lamaran Alby
97 Sebelum lamaran
98 OB Kantor Berulah
99 Sisi Lain Zevin
100 Sherin kembali
101 Permintaan Sherin
102 Fans Erik
103 Zevin Bertindak
104 Obsesi Berujung Kehancuran
105 Alby Ralda
106 Tentangga Baru Tak Terduga
107 Tangisan Zevin
108 Hanya Mimpi
109 Suami Siaga
110 ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111 Salam dari Zi & Zev
112 Bonchap 1
113 Bonchap 2
114 Ucapan Hari Raya
115 Bonchap 3
116 Bonchap 4
117 Bonchap 5
118 Bonchap Terakhir
119 Special Recommendations
120 Karya Baru
121 Info Karya Baru
122 Blurb Karya baru
123 Comeback
124 Karya Baru
125 Karya Baru
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Perpisahan
2
Menunggu dan Mencari
3
Menunggu mu
4
Usaha Alby
5
Cemburu
6
Emosi Alby
7
Weekend
8
Abel
9
Bersyukur
10
Datang Untuk Pulang
11
Duka Nazia
12
Flashback
13
Kecurigaan Jimmy
14
Tiga Bulan Kemudian
15
Alby VS Zevin
16
Resepsi Rayya & Vian
17
Trik Tuan Muda
18
Ide Menyebalkan
19
Berdamai
20
Ungkapan Cinta Tuan Muda
21
Sakit Rasa nya
22
Air Mata Vian
23
Sherin
24
Perasaan Nazia
25
Sherin VS Nazia
26
Perubahan Alby
27
Kecewa
28
Pilihan Alby
29
Bertemu Nazia
30
Identitas
31
Pernikahan
32
Kenapa harus pergi?
33
Alasan Zevin
34
Isi Hati Zevin
35
Cantik Seperti Magnet
36
Ketakutan Sherin
37
Pengakuan Sherin
38
Memperbaiki
39
Trik Zevin
40
Apa yang terjadi?
41
29 Tahun Silam
42
Cara Pria Bicara
43
Pemilik Rahasia
44
Permintaan maaf Pak Indra
45
Double Z jadi sandra
46
Membersihkan nama
47
Pulang Kerumah
48
Alasan untuk bertahan
49
Panti Asuhan
50
Bukan Istimewa
51
Bertemu Sherin
52
Permohonan Ibu Anggi
53
Berkunjung Berdua
54
Zevin Nazia
55
Ide Erik
56
Kota pilihan Erik
57
Gangguan Hama kecil
58
Jebakan Macan Tutul
59
Suami Manja
60
Ambisi Pak Reza
61
Tatapan Yudha
62
Rumah Baru Zev & Zi
63
Cemburu Cantik
64
Gurauan Sore
65
Secuil tentang Erik
66
Zevin Kavindra
67
Nazia & Pak Reza
68
Kelahiran Putri Sherin
69
Ambisi Menguasai
70
Dilema
71
Genit
72
Shock
73
Salam Perpisahan Termanis
74
Rindu tak terlihat
75
Akting
76
Menggibah
77
Putra Indra Jaya
78
Lidah Aneh Suami Manja
79
Pahitnya Kenyataan
80
Fakta mengejutkan
81
Tamu Hari Libur
82
Bab Kenangan
83
Teman masa kecil
84
Hadir nya sang pewaris
85
Pertolongan Alby
86
Telpon Pagi Hari
87
Kakek Ardian Berpulang
88
Putra Anggara
89
Pria Kiriman Alby
90
Satu Hari Bersama Alby
91
Mengabadikan Moment
92
Mencari Ralda
93
Membebaskan Ralda
94
Tumbang nya Erik
95
Erik Pulang
96
Lamaran Alby
97
Sebelum lamaran
98
OB Kantor Berulah
99
Sisi Lain Zevin
100
Sherin kembali
101
Permintaan Sherin
102
Fans Erik
103
Zevin Bertindak
104
Obsesi Berujung Kehancuran
105
Alby Ralda
106
Tentangga Baru Tak Terduga
107
Tangisan Zevin
108
Hanya Mimpi
109
Suami Siaga
110
ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111
Salam dari Zi & Zev
112
Bonchap 1
113
Bonchap 2
114
Ucapan Hari Raya
115
Bonchap 3
116
Bonchap 4
117
Bonchap 5
118
Bonchap Terakhir
119
Special Recommendations
120
Karya Baru
121
Info Karya Baru
122
Blurb Karya baru
123
Comeback
124
Karya Baru
125
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!