Ide Menyebalkan

Dalam selimut putih dan tebal, Zevin masih betah ingin berlama-lama di dalam sana. Suara alarm di atas nakas tidak membuatnya terusik bahkan dia semakin meringkuk di dalam selimut. Ponsel nya tiba-tiba bergetar di sisi bantal, dengan malas laki - laki ini meraba benda pipih itu tanpa membuka mata nya.

"Zi." Jawabnya

"Ini mama." Balas wanita paru baya didalam telpon.

Zevin segera duduk tapi masih berada dalam selimut. "Maaf, Ma. Aku  tidak melihat nama di ponsel ku." Ia bicara sambil menguap.

"Apa yang kamu lakukan didalam selimut itu , Zev ?" Suara itu semakin dekat tapi bukan lagi di telpon melainkan di sisi kasur. Zevin menoleh ke kiri dan ke kanan tapi penglihatannya gelap. Ia baru sadar jika dirinya duduk di dalam selimut.

"Zev, bangun !" Ibu Felisya menarik selimut dari atas kepala putranya.

"Sebentar lagi, Ma. Masih dingin, mama kenapa pagi begini sudah di kamar ku?" Zevin kembali masuk kedalam selimut.

"Mama sengaja datang pagi karena ada yang ingin mama bicarakan"

"Nanti saja, Ma. Aku masih mengantuk" Zevin kembali berbaring.

"ZEV !!" Suara ibu Felisya naik enam oktaf

Zevin langsung duduk kembali dan segera pergi ke kamar mandi. "Kenapa mama datang pagi-pagi? cuacanya dingin sekali. Sepertinya aku butuh penghangat bernyawa. Eh, apa yang aku pikirkan ?" Ia bergumam sendiri di kamar mandi. Dua puluh menit kemudian Zevin telah siap dengan pakaian kerjanya.

Ibu Felisya melihat penampilan putranya dari atas sampai bawah.

"Usia mu sudah cukup untuk menikah, Zev." Ucapnya memberikan roti yang telah di oles selai.

"Aku belum ingin menikah"

"Sampai kapan ? Mama dan papa sudah tua, Zev ! Kami ingin melihat anak-anak mu."

"Ma, aku belum berpikir untuk menikah jangan paksa aku" Balas Zevin mulai malas.

Ibu Felisya sengaja datang pagi-pagi karena ingin mengatur perjodohan untuk putranya. "Zev, mama akan mengatur perjodohan untuk mu dengan anak teman mama. Dia cantik, latar belakang mereka sudah jelas nama putrinya Amelia, mama ingin menjodohkan mu dengannya." Wanita paruh baya ini menjelaskan kedatangannya.

Zevin meremas gelas susu di tangannya untuk meluapkan kekesalannya. "Ma, masalah pribadiku, tolong jangan ikut campur. Aku bisa memilih untuk hidupku sendiri dan jika mama dan papa memaksa maka aku akan menjauh." Membantah dengan sedikit ancaman.

"Zev, kamu tidak bisa sendiri terus. Nak ! Siapa yang akan mengurusmu ?" Ibu Felisya mencoba memberi pengertian.

Zevin diam sejenak sambil berfikir. Semakin dirinya menolak maka ibu Felisya akan terus memaksanya lalu pertengkaran seperti sebelumnya akan terjadi. "Begini saja beri aku waktu. Jika nanti aku belum menemukan orang yang cocok untukku, maka aku siap dengan wanita pilihan mama dan syaratnya jika aku tidak merasa cocok, aku berhak tidak melanjutkan perjodohan itu." Bicara dengan nada tegas.

"Setuju ! Mama beri waktu kamu satu tahun setengah." Balas Ibu Felisya senang.

Zevin menyudahi sarapannya lalu berpamitan pada ibu Felisya untuk pergi ke rumah sakit. "Dari mana mama dapat ide gila seperti itu ?!" sungutnya kesal.

...----------------...

Nazia berkerja seperti biasa, tapi hari ini agak sepi karena Rayya sedang cuti bulan madu. Hanya dirinya di ruangan itu.

Pintu terbuka, Nazia mengalihkan pandangannya kearah pintu. Nampak Zevin dengan wajah murungnya.

"Selamat pagi, Zi." Sapa Zevin  tidak bersemangat.

"Pagi Zev, kamu kenapa ?" Nazia bertanya karena Zevin menelungkup wajahnya di atas meja.

"Tidak apa-apa? Aku masih mengantuk, mama mengacau tidurku pagi ini."

"Ibu mu datang ke apartemen ?"

"Hm, ternyata sepi juga ya ditinggal wanita jahat itu."

"Itulah yang ku rasakan sejak tadi."

Zevin berpindah duduk ke sofa bersama Nazia. Ia menatap lekat manik matanya. "Bagaimana jalan-jalan mu bersama tuan muda itu?"

"Biasa saja"

"Apa pandangan mu terhadap nya?" Zevin kembali bertanya.

"Dia baik, walau sedikit menyebalkan."

Zevin mengangguk lalu melihat jam tangan di pergelangan tangannya.

"Ayo ke poli." Ucapnya sambil berdiri meraih tas kerjanya.

Nazia dan Zevin pergi ke poli mulai melayani pasien yang berdatangan ke rumah sakit. Seperti biasa poli kandungan di penuhi ibu-ibu yang tengah hamil dan memulai program kehamilan.

Satu persatu mereka sudah masuk ke dalam ruangan Nazia, ada yang periksa kandungan dan ada pula yang berkonsultasi. Tibalah pasien terakhir.

"Silahkan duduk, Nyonya." Ucap Nazia masih fokus pada komputer di depannya.

"Terimakasih"

"Ehm ! Kamu tidak menyapa ku, Nona?"

"Alby!" Nazia tersenyum

"Aku ke sini mengantar kakak ku"

"Baiklah Nyonya Erika ada keluhan apa?"

"Sa—saya mau program anak kedua tapi, putri saya baru berusia 1 tahun lebih. Bagaimana menurut anda?" Erika terbata. Ia harus menahan malu karena mengikuti kemauan adiknya itu.

"Bisa saja Nyonya yang penting bagaimana anda dan suami memberikan pengertian kepada anak yang pertama. Agar bisa menerima kehadiran adiknya nanti, tapi jika boleh saya sarankan tunggu usianya 2 atau 3 tahun"

"Begitu ya, baiklah akan saya  bicarakan lagi bersama suami saya nanti." Erika memaksakan senyum.

Sementara Alby berusaha menahan tawanya dan siap menerima amukan sang kakak serta mendapatkan hukuman menjaga keponakannya sehari penuh. Hal itulah yang di inginkan Alby dengan begitu ia bisa mengajak Nazia menjaga keponakannya.

"Terimakasih Zia, aku sudah mengatakan jika kakak ku harus menunda dulu keinginannya untuk memiliki anak kedua, tapi dia tidak mendengarkan saran ku." Kata Alby.

"Tidak masalah, Al. Nyonya, jarak kelahiran itu penting kecuali tidak terduga kita harus mensyukurinya." Nazia tersenyum.

Erika semakin geram ingin rasanya menjambak rambut adiknya itu. Demi dirinya, ia harus menyimpan rasa malunya hari ini. Padahal ia belum memikirkan untuk program anak kedua.

Pintu terbuka menampilkan sosok Zevin di depan pintu. Raut wajah Alby langsung berubah tidak senang.

"Kamu sudah selesai?"

"Sebentar lagi, Zev." Balas Nazia.

"Aku sudah membelikan makanan untuk kita berdua." Zevin menunjukkan plastik yang dibawanya.

"Baiklah ini pasien terakhir"

Zevin memilih duduk di atas brankar yang ada di dalam ruangan itu sambil mengeluarkan ponselnya. Ia pun teringat jika foto di pestanya Rayya waktu itu belum dia unggah.

"Dokter Zia terimakasih atas waktu mu, kami permisi dulu." Pamit Erika.

"Sama-sama Nyonya sudah kewajiban saya melayani pasien termasuk  berkonsultasi." Jawab Nazia lembut.

Alby tenggelam dalam pikirannya setelah Zevin datang. Pria itu membawa kotak makanan, apa mereka makan dalam satu piring lagi ? Itu yang terpikir olehnya.

"Kakak pulang terlebih dulu, nanti sopir mengantar mu dan aku akan menelpon Jimmy untuk menjemputku."

"Kamu akan tinggal disini?" Tanya Erika kesal.

Ide menyebalkan ini dari mu dan kau menyuruh ku pulang sendiri tunggu hukuman mu

Erika menatap tajam pada adiknya.

"Iya." Alby tersenyum manis. Ia tahu saat ini kakaknya sedang kesal dengannya.

Zevin tersenyum telah selesai mengunggah foto itu. Lalu menghampiri Nazia.

"Ayo sayangku, kita makan !"

Kuping Alby seketika panas mendengar panggilan sayang untuk Nazia. Erika berpamitan lagi pada sebelum keluar dari ruangan itu. Nazia dan Zevin juga keluar untuk makan siang. Mereka melangkah sambil bercanda seperti biasa.

"Tunggu !"

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

adikq prnh mo djdkn dg dktr, ia mnolak krn pikirnya : masa dktr smp djdhkn? pasti ada apa"nya. kl aq yg djdhkn gk pernah nolak, tp prknln dl; kl cocok dlnjt, kl gk cocok y batal. apalg dg dktr, mau pizan deh! aq mau sm cowo dg profesi dktr, pdt, tentara/polisi n guru/dosen! ngehalu, gk lht dirinya mn cocok yg ada cekcok 🤔🤫😂🤣😉

2022-11-17

0

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Alby ya ampun lu tuh terniat banget sih buat nemuin si zia 🤣🤣

2021-02-10

1

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Dijodohin dong si Zevin yodah bagus, biar zia ama si alby 🤣

2021-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Menunggu dan Mencari
3 Menunggu mu
4 Usaha Alby
5 Cemburu
6 Emosi Alby
7 Weekend
8 Abel
9 Bersyukur
10 Datang Untuk Pulang
11 Duka Nazia
12 Flashback
13 Kecurigaan Jimmy
14 Tiga Bulan Kemudian
15 Alby VS Zevin
16 Resepsi Rayya & Vian
17 Trik Tuan Muda
18 Ide Menyebalkan
19 Berdamai
20 Ungkapan Cinta Tuan Muda
21 Sakit Rasa nya
22 Air Mata Vian
23 Sherin
24 Perasaan Nazia
25 Sherin VS Nazia
26 Perubahan Alby
27 Kecewa
28 Pilihan Alby
29 Bertemu Nazia
30 Identitas
31 Pernikahan
32 Kenapa harus pergi?
33 Alasan Zevin
34 Isi Hati Zevin
35 Cantik Seperti Magnet
36 Ketakutan Sherin
37 Pengakuan Sherin
38 Memperbaiki
39 Trik Zevin
40 Apa yang terjadi?
41 29 Tahun Silam
42 Cara Pria Bicara
43 Pemilik Rahasia
44 Permintaan maaf Pak Indra
45 Double Z jadi sandra
46 Membersihkan nama
47 Pulang Kerumah
48 Alasan untuk bertahan
49 Panti Asuhan
50 Bukan Istimewa
51 Bertemu Sherin
52 Permohonan Ibu Anggi
53 Berkunjung Berdua
54 Zevin Nazia
55 Ide Erik
56 Kota pilihan Erik
57 Gangguan Hama kecil
58 Jebakan Macan Tutul
59 Suami Manja
60 Ambisi Pak Reza
61 Tatapan Yudha
62 Rumah Baru Zev & Zi
63 Cemburu Cantik
64 Gurauan Sore
65 Secuil tentang Erik
66 Zevin Kavindra
67 Nazia & Pak Reza
68 Kelahiran Putri Sherin
69 Ambisi Menguasai
70 Dilema
71 Genit
72 Shock
73 Salam Perpisahan Termanis
74 Rindu tak terlihat
75 Akting
76 Menggibah
77 Putra Indra Jaya
78 Lidah Aneh Suami Manja
79 Pahitnya Kenyataan
80 Fakta mengejutkan
81 Tamu Hari Libur
82 Bab Kenangan
83 Teman masa kecil
84 Hadir nya sang pewaris
85 Pertolongan Alby
86 Telpon Pagi Hari
87 Kakek Ardian Berpulang
88 Putra Anggara
89 Pria Kiriman Alby
90 Satu Hari Bersama Alby
91 Mengabadikan Moment
92 Mencari Ralda
93 Membebaskan Ralda
94 Tumbang nya Erik
95 Erik Pulang
96 Lamaran Alby
97 Sebelum lamaran
98 OB Kantor Berulah
99 Sisi Lain Zevin
100 Sherin kembali
101 Permintaan Sherin
102 Fans Erik
103 Zevin Bertindak
104 Obsesi Berujung Kehancuran
105 Alby Ralda
106 Tentangga Baru Tak Terduga
107 Tangisan Zevin
108 Hanya Mimpi
109 Suami Siaga
110 ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111 Salam dari Zi & Zev
112 Bonchap 1
113 Bonchap 2
114 Ucapan Hari Raya
115 Bonchap 3
116 Bonchap 4
117 Bonchap 5
118 Bonchap Terakhir
119 Special Recommendations
120 Karya Baru
121 Info Karya Baru
122 Blurb Karya baru
123 Comeback
124 Karya Baru
125 Karya Baru
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Perpisahan
2
Menunggu dan Mencari
3
Menunggu mu
4
Usaha Alby
5
Cemburu
6
Emosi Alby
7
Weekend
8
Abel
9
Bersyukur
10
Datang Untuk Pulang
11
Duka Nazia
12
Flashback
13
Kecurigaan Jimmy
14
Tiga Bulan Kemudian
15
Alby VS Zevin
16
Resepsi Rayya & Vian
17
Trik Tuan Muda
18
Ide Menyebalkan
19
Berdamai
20
Ungkapan Cinta Tuan Muda
21
Sakit Rasa nya
22
Air Mata Vian
23
Sherin
24
Perasaan Nazia
25
Sherin VS Nazia
26
Perubahan Alby
27
Kecewa
28
Pilihan Alby
29
Bertemu Nazia
30
Identitas
31
Pernikahan
32
Kenapa harus pergi?
33
Alasan Zevin
34
Isi Hati Zevin
35
Cantik Seperti Magnet
36
Ketakutan Sherin
37
Pengakuan Sherin
38
Memperbaiki
39
Trik Zevin
40
Apa yang terjadi?
41
29 Tahun Silam
42
Cara Pria Bicara
43
Pemilik Rahasia
44
Permintaan maaf Pak Indra
45
Double Z jadi sandra
46
Membersihkan nama
47
Pulang Kerumah
48
Alasan untuk bertahan
49
Panti Asuhan
50
Bukan Istimewa
51
Bertemu Sherin
52
Permohonan Ibu Anggi
53
Berkunjung Berdua
54
Zevin Nazia
55
Ide Erik
56
Kota pilihan Erik
57
Gangguan Hama kecil
58
Jebakan Macan Tutul
59
Suami Manja
60
Ambisi Pak Reza
61
Tatapan Yudha
62
Rumah Baru Zev & Zi
63
Cemburu Cantik
64
Gurauan Sore
65
Secuil tentang Erik
66
Zevin Kavindra
67
Nazia & Pak Reza
68
Kelahiran Putri Sherin
69
Ambisi Menguasai
70
Dilema
71
Genit
72
Shock
73
Salam Perpisahan Termanis
74
Rindu tak terlihat
75
Akting
76
Menggibah
77
Putra Indra Jaya
78
Lidah Aneh Suami Manja
79
Pahitnya Kenyataan
80
Fakta mengejutkan
81
Tamu Hari Libur
82
Bab Kenangan
83
Teman masa kecil
84
Hadir nya sang pewaris
85
Pertolongan Alby
86
Telpon Pagi Hari
87
Kakek Ardian Berpulang
88
Putra Anggara
89
Pria Kiriman Alby
90
Satu Hari Bersama Alby
91
Mengabadikan Moment
92
Mencari Ralda
93
Membebaskan Ralda
94
Tumbang nya Erik
95
Erik Pulang
96
Lamaran Alby
97
Sebelum lamaran
98
OB Kantor Berulah
99
Sisi Lain Zevin
100
Sherin kembali
101
Permintaan Sherin
102
Fans Erik
103
Zevin Bertindak
104
Obsesi Berujung Kehancuran
105
Alby Ralda
106
Tentangga Baru Tak Terduga
107
Tangisan Zevin
108
Hanya Mimpi
109
Suami Siaga
110
ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111
Salam dari Zi & Zev
112
Bonchap 1
113
Bonchap 2
114
Ucapan Hari Raya
115
Bonchap 3
116
Bonchap 4
117
Bonchap 5
118
Bonchap Terakhir
119
Special Recommendations
120
Karya Baru
121
Info Karya Baru
122
Blurb Karya baru
123
Comeback
124
Karya Baru
125
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!