Matahari telah terbit di ufuk timur. Cahayanya memberikan energi positif pagi ini. Nazia menggeliat guna meregangkan otot tubuhnya sebelum membuka mata. Senyum ceria terukir di bibir mungilnya.
"Selamat pagi, sayang!" Nazia menyapa foto Abel di atas meja disisi kasurnya.
Ia menatap lembut pada foto itu. Tidak ada lagi kesedihan hanya senyum manis membingkai wajahnya. Selepas kepulangan Zevin dan Alby serta Jimmy semalam. Ia mulai berfikir, bukankah hidup itu indah jika dinikmati. Nazia menguatkan hatinya akan selalu ceria seperti sebelumnya. Walau kesedihan masih melanda tapi ia harus berjuang keras untuk dirinya sendiri.
Bukankah Abel suka pada dirinya yang ceria. Lalu apa yang telah di lakukan nya dua bulan ini ? Banyak mengurung diri dikamar, malas berinteraksi dengan orang lain dan secara tidak langsung, ia sudah membuat Abel bersedih meski tak dapat melihatnya.
Nazia segera membersihkan dirinya. Lima belas menit kemudian dirinya telah siap dan bergabung di meja makan. "Pagi, Ma." Sapa nya sambil duduk di kursi.
Ibu Mira tersenyum senang atas perubahan Nazia pagi ini. "Pagi sayang, ayo sarapan." Memberikan piring yang telah terisi makanan.
"Ma, hari ini resepsi pernikahan Rayya dan Vian. Apa mama ikut?"
"Iya, tapi mama berangkat bersama Serly dan juga pak Bram. Kamu tidak keberatan?"
"Tentu tidak, aku berangkat bersama Zev." Nazia juga menceritakan kenapa pria itu tidak jadi menginap. Ibu Mira tertawa mendengar semuanya. "Ma, aku telpon Zev dulu." sambungnya masih menyisakan tawanya.
"Aku disini, Zi."
"Zev, ayo sarapan." Ajak Ibu Mira.
Zevin mengangguk lalu menarik kursi di sebelah Nazia. Mereka melanjutkan sarapan sambil berbincang. Pria ini sengaja datang lebih pagi untuk menjemput Nazia.
...----------------...
Mobil pak Bram berhenti di depan rumah Nazia. Sebelum berangkat ibu Mira berpamitan terlebih dulu pada Zevin dan Nazia.
"Mama berangkat duluan ya." Ibu Mira mencium pipi putrinya di ikuti juga ibu Serly.
"Hei kalian berdua ! Dia juga putriku." Seru pak Bram pura-pura kesal. Ia merentangkan tangannya agar gadis itu melangkah ke pelukannya. Nazia tersenyum lalu membalas pelukan pak Bram.
"Papa hati-hati membawa kedua mamaku" Ucap Nazia tersenyum.
"Tentu, Nak. Zev, hati-hati membawa putri Om."
"Siap, Om !" Zevin mengangguk sambil tersenyum.
Sayang kamu lihat papa dan mama sudah bisa ceria lagi begitu pun aku. Akan berusaha menjadi yang kamu inginkan
Nazia melihat mobil pak Bram perlahan telah menjauh.
"Kamu siap?" Suara Zevin membuyarkan lamunan.
"Iya."
Lima menit kemudian mobil Zevin melaju menyusuri jalanan kota, matanya sesekali mengawasi raut wajah Nazia. Di temani lagu ballad tanpa terasa mereka telah sampai di halaman gedung tempat resepsi pernikahan Rayya dan Vian dilaksanakan.
Nazia dan Zevin melangkah masuk ke dalam gedung. Tangan dokter cantik ini melingkar manis di lengan Zevin. Banyak di antara tamu yang datang bersamaan memuji keduanya yang nampak harmonis. Bahkan banyak orang menduga mereka sepasang suami istri yang serasi ketika melihat jari manis Nazia mengenakan cincin.
"Zi, apa ada yang salah dengan penampilanku? Kenapa sebagian dari mereka memperhatikan kita?" Tanya Zevin sedikit berbisik.
Nazia menghentikan langkahnya lalu memperhatikan penampilan pria di sampingnya dari atas sampai bawah, kemudian tersenyum manis. "Sempurna !" Ucapnya. Zevin salah tingkah wajahnya sedikit merona. Hal itu tak luput dari pandangan Nazia. "Kamu kenapa?" Bertanya dengan raut wajah heran.
"A—aku malu jangan melihatku seperti itu." Jawab Zevin baru pertama kalinya gugup.
Nazia terkekeh bisa juga pria ini malu pikirnya. Mereka berdua kembali melangkah. Namun, baru beberapa langkah, Nazia langsung berhenti. Kali ini ia diam membisu melihat ke atas panggung. Rayya dan Vian tersenyum bahagia mengenakan pakaian pengantin. Zevin mengalihkan pandangannya pada Nazia lalu mengikuti arah pandangan wanita itu.
Zevin menurunkan lingkaran tangan Nazia dari lengannya dan berpindah menggenggamnya. Ia mengerti perasaan wanita di sampingnya ini. Zevin mengeratkan genggamannya sambil menatap Nazia untuk memberinya kekuatan agar bisa menghadapi semuanya tanpa terpuruk lagi.
Merasa tangannya di genggam erat, Nazia melihat pada Zevin dan tersenyum. "Ayo !" Ajaknya tersenyum. Mereka berdua langsung naik ke atas panggung pelaminan menyapa Rayya dan Vian. "Selamat Ay ! Vian."
"Terimakasih, Zi. Kamu bisa melihatku berdiri di sini dengan gaun seperti ini ?" Ucap Rayya dengan raut wajah sedih.
"Hei, jangan memasang raut wajah begitu, aku bahagia untuk mu."
"Maaf." Lirih Rayya menggenggam tangan Nazia.
Zevin dan Vian masih memperhatikan interaksi dua gadis itu. Mereka ikut tersenyum atas perkembangan Nazia.
"Semoga dia akan seperti ini terus." Lirih Vian pelan.
"Selamat untuk kalian berdua" Ucap Zevin.
Usai menyapa Rayya dan Vian, diselingi sedikit berbincang Nazia dan Zevin meninggalkan panggung. Tapi sebelumnya mereka berfoto bersama. Mereka berdua memilih meja terpisah di sudut ruangan karena ingin bersantai sejenak.
Zevin mengambil makanan untuk mereka berdua. Sementara Nazia menunggu di meja. Tak lama, Zevin datang membawa satu piring berisi makanan penuh.
"Silahkan dinikmati." Ucapnya meletakkan piring di atas meja.
"Banyak sekali, Zev !"
"Kita makan berdua. Jadi, tidak saling mencicipi ini sendok mu." Zevin memberikan sendok
Nazia tertawa. "Ide yang bagus. Kenapa tidak dari dulu saja makan sepiring ? Jadi, kita tidak berdebat masalah makanan."
"Itu baru terpikirkan hari ini."
Mereka makan sepiring berdua, begitu juga minumannya segelas berdua, hanya berbeda sendok dan sedotan. kali ini Zevin sengaja menandai sedotannya agar tidak tertukar. Seperti itulah Dokter tampan itu selalu bisa memanfaatkan situasi.
"Tunggu !"
"Kenapa ?" Nazia menggantungkan sendok.
"Foto berdua, yuk !"
"Baiklah." Nazia tersenyum.
Zevin mengambil foto mereka berdua. Tanpa mereka sadari dari meja lain tatapan membunuh di layangkan pada nya.
Alby mengepalkan tangan nya di atas meja sampai buku-buku jarinya memutih. "Jim, ayo kita pindah ke meja itu !" Ucapnya sambil menatap lurus kedepannya.
Jimmy terheran, ada apa dengan meja mereka ? Mau robohkah ? Ia menggerakkan meja tapi sedikit pun tidak bergoyang. Itu tandanya meja masih kuat dan bagus.
"Kenapa harus pindah, Tuan ?"
"Jangan banyak bertanya !" Alby meninggalkan Jimmy. "Boleh bergabung?" Sambungnya berdiri di sebelah Nazia sambil menatap tajam pada Zevin.
"Al, kamu sini? Ayo silahkan duduk." Nazia mempersilahkan.
Alby tersenyum lalu menarik kursi dan di ikuti Jimmy. Ia sudah tidak berniat memakan makanannya lagi, berbeda dengan Jimmy dan Zevin. Mereka masih melanjutkan makan diselingi dengan suapan Zevin pada Nazia. Karena Alby selalu mengajaknya bicara hingga sendoknya sering menggantung, terpaksa Zevin mengambil alih sendok dari tangan Nazia dan menyuapinya sampai berulang-ulang hingga makanannya habis dan Alby merasa geram atas sikap Zevin.
"Zia bisa ikut aku nanti. Aku ingin mengajak mu jalan-jalan sebentar" Ucap Alby.
Nazia mengalihkan pandangannya pada Zevin, lalu di balas anggukan dari pria itu tanda menyetujui permintaan Alby.
"Baiklah tapi jangan lama-lama."
Alby tersenyum girang. Lalu melihat pada Zevin yang terlihat santai.
Lihat saja akan aku buat Zia lebih nyaman bersamaku dari pada dirimu, dokter !
"Zi, aku jalan terlebih dulu ada urusan sedikit, dan kamu tuan muda hati-hati membawa, Zi. Jangan sampai terluka sehelai rambut pun atau kau akan menanggung akibatnya !" Ucap Zevin dengan nada lembut tapi mengandung keseriusan tiap katanya.
Alby tersenyum tipis. "Jangan mengancam, karena aku tidak pernah takut pada siapa pun. Apa lagi hanya pada dokter sepertimu dan aku tahu cara menjaganya dengan baik" Ucapnya tak kalah serius.
Zevin diam tanpa berkata apa pun. Suasana tiba-tiba tidak santai setelah kedatangan Alby. Mereka berdua saling tatap penuh arti yang hanya mereka saja mengerti.
"Zi, telpon aku jika sudah di rumah. Dan beritahu aku jika dia melukaimu sedikit saja." Zevin tersenyum manis.
"Jangan khawatirkan Zia. Aku bisa menjaganya dengan baik" Seru Alby penuh penekanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Aduh plis aku ngakak banget, benerkan si alby cemburu,😂🤣🤣🤣🤣
2021-01-25
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Nazia kamu gak inget Abel apa, kok akrab zekali zama zevin 😭😭😭
2021-01-25
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Harus nya yang resepsi bukan rayya sama vian doang, tapi zia sama Abel juga tauuuu 😭😭
2021-01-25
1