Kecurigaan Jimmy

Tiga hari sudah setelah kepergian Abel, suasana berkabung masih terasa dan semakin kesini, semua orang semakin merindukan Abel. Terlebih Nazia, hari - hari hanya dihabiskannya di kamar. Zevin  sengaja meminta cuti untuk nya. Bahkan mereka bergiliran untuk menemani Nazia dan ibunya di rumah.

Hari terasa semakin sepi. Rasa kehilangan di hati Nazia semakin dalam, begitu juga rasa rindunya semakin kuat dan lebih besar dari pada sebelumnya. Hampir tiap sore ia mendatangi makam Abel.

Vidio kenangan kebersamaan mereka selama dua tahun itu terputar satu persatu di laptop milik Nazia, Abel tipe pria yang suka mengabadikan moments tertentu. Kadang Nazia tersenyum kadang juga menangis. Ia juga masih teringat sadarnya Abel dari masa kritisnya itu hanya sebagai salam perpisahan. Sering saja Nazia menjumpai hal semacam itu, pasien kritis tiba-tiba membaik ternyata di balik itu semua mereka bisa pergi untuk selamanya.

Setidaknya, ia masih bersyukur masih sempat bicara dan bercerita pada Abel. Dia juga tertawa saat pria itu memaksa untuk menciumnya. Sebenarnya Abel tidak menggubris ancaman Zevin yang selalu menggodanya untuk mengambil ciuman pertama Nazia, karena ia tahu Zevin selalu usil padanya. Tapi, entah kenapa ia ingin sekali mencium Nazia saat itu, apa mungkin Abel sudah memiliki firasat jika ia tak bertahan lama.

...----------------...

Alby menatap luar jendela ruangannya, matanya memandang lurus ke depan. Semenjak mendengar kepulangan Abel dari perbatasan. Dirinya kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Sudah tiga hari ini, ia tak pernah menghubungi Nazia walau hanya sekedar mengirim pesan seperti yang dilakukannya selama ini. Meskipun Nazia tak pernah menggubris segala hadiah dan pesan yang dikirimnya, tapi hal itu cukup membuatnya senang.

Jimmy hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti atas sikap atasannya akhir - akhir ini. Banyak diam dan tidak fokus pada pekerjaannya. Beberapa hari yang lalu ia sudah seperti anak kecil merengek pada Jimmy untuk merebut Nazia dari Abel. Tapi Jimmy memiliki lautan sabar yang sangat luas untuk menenangkan atasannya itu dan memberikan pengertian padanya.

Pria itu bisa mendengarkan Jimmy tapi sekarang berubah jadi pendiam. Menatap Jimmy pun ia enggan. Tiga hari lalu, Jimmy telah menarik orang-orangnya yang bertugas mengawasi Nazia.

Merasa bosan di ruangan Jimmy menghidupkan televisi. Bola matanya tak berkedip saat chanelnya menayangkan model wanita cantik sedang mempromosikan pakaian renang. Fantasi liar Jimmy pun mulai  bermain. Namun detik berikutnya ia tersadar lalu mematikan televisi dan menetralkan dirinya.

"Efek kesepian semenjak Tuan muda mogok bicara." Gumam nya pelan.

Tiba-tiba ponselnya berdering tertera nama orang suruhannya. Berfikir sejenak untuk apa pria itu menghubunginya padahal sudah tidak ada tugas untuknya?

Jimmy menjawab telpon tersebut dan mendengarkan  berita yang akan disampaikan pria itu. Raut wajah Jimmy tak bisa di tebak.

Sementara di ruangan Presdir. Alby  tengah memutar-mutar ponselnya di atas meja. Dirinya tak berniat menyelesaikan pekerjaannya. Setelah melewati pemikiran yang bercabang-cabang akhirnya. Jimmy  mengetuk pintu ruangan itu.

"Masuk"

"Permisi tuan muda." Ucap Jimmy.

Kali ini mata Jimmy sudah setajam mata elang memperhatikan gelagat tuan mudanya.

"Ada apa, Jim?" Tanya Alby membuka suara.

"Ada informasi baru, Tuan. Tentang Nona Nazia" Balas Jimmy kembali normal.

"Hm katakan ! Tapi tunggu, bukankah? orang-orang mu sudah kamu tarik." Alby memasang wajah datarnya.

Amazing ! lima tahun aku bekerja dengannya baru ini ia menampilkan aura datar nya

"Benar Tuan, tapi pria itu ingin menyampaikan sendiri berita yang didapatnya."

Alby mengangguk dan menatap tajam pada Jimmy. "Sejak kapan kamu pandai berbelit-belit ?" Tanyanya masih bernada datar dan dingin.

Sejak tiga hari lalu saat anda mengacuhkan saya

"Saat ini, Nona Nazia sedang berduka. Tunangannya meninggal dunia tiga hari lalu karena kecelakaan."

"Kirim saja rangkaian bunga untuk ucapan belasungkawa kita." Balas Alby santai sambil memutar kembali ponselnya. "APA ? Me—meninggal?" Ucapnya terbata sekaligus terkejut.

"Iya tuan muda tunangannya meninggal." Jimmy perjelas kembali.

Alby terdiam sejenak, apa dia harus senang atau sedih mendengar berita itu. Jimmy memberi tatapan menyelidik pada tuannya.

"Dia pasti terpukul" Kata Alby kembali pada dirinya lagi. Bicara dengan nada penuh kehangatan.

"Sangat tuan, dia sedang berada di rumahnya saat ini"

"Siapkan mobil ayo kita ke rumah Nazia !"

"Sekarang, Tuan?" Tanya Jimmy.

"Besok, Jim !"

"Baik tuan saya akan siapkan sekarang" Ucap Jimmy.

Alby menampilkan senyum manisnya dan Jimmy lagi-lagi memasang wajah penuh menyelidik. Baru kali ini ia menaruh curiga pada tuannya pasal kecelakaan Abel.

Dirinya faham betul jika Alby sanggup melakukan apa saja demi ambisinya. Jadi tidak salah ia menjadi curiga, dalam hati kecilnya berharap atasannya itu tidak terlibat apapun. Karena ia juga otomatis terseret untuk mengurus permasalahan di buat Alby nantinya.

Jimmy melajukan mobil dengan sejuta pertanyaan pada Alby. Melihat dari tingkah lakunya hari ini, ia tak terlihat biasa saja atas duka Nazia.

Mobil Alby berhenti di depan rumah Nazia. Tampak rumah itu sepi seperti tak berpenghuni. Jimmy membuka pintu mobil dan melangkah ke depan pintu lalu mengetuk nya.

"Nona Nazia nya ada?" Tanya Jimmy sopan.

"Ada di dalam tapi anda siapa?"

"Saya Jimmy asisten tuan Alby. Beliau ada di mobil."Jimmy memperkenalkan diri.

"Ah, silahkan masuk." Ibu Mira membuka pintu lebar. Jimmy mengangguk lalu berlari kecil ke arah mobil membuka pintu mobil untuk atasannya itu.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah. Alby mengamati isi dalam rumah yang nampak sederhana itu. Matanya tertuju pada foto Abel bersama Nazia saat pesta pertunangan mereka. Kakinya melangkah mendekati meja itu.

"Dia nama nya Abel" Suara Nazia mengejutkan.

"Maaf aku tidak menyadari kamu sudah disini." Alby kembali duduk di sofa

Ibu Mira datang membawa nampan berisi jus dingin "Silahkan diminum, Tuan."

"Terimakasih tante, panggil saya Alby saja."

Ibu Mira tersenyum. "Baiklah, tante tinggal dulu ya." Pamitnya sembari berdiri meninggalkan ruang tengah.

Alby mengangguk lalu mengalihkan pandangannya ke pada Nazia. Walau matanya masih terlihat sembab dan penampilan acak-acakan tidak mengurangi kecantikan gadis itu. "Zia, aku turut berduka atas musibah yang menimpa calon suamimu dan aku juga minta maaf agak terlambat datang ke sini karena aku baru tahu berita ini." Ucapnya serius.

Jimmy senang ternyata Alby datang karena rasa simpatiknya. Tapi, tidak mengurangi rasa curiga nya.

"Terimakasih, Al. Tidak perlu meminta maaf. Aku juga masih belajar mempercayai yang telah terjadi saat ini"

Jimmy sejak tadi memilih diam saja. Ia masih mengawasi gerak-gerik tuan mudanya.

"Jangan pernah merasa sendiri. Aku yakin kamu bisa melewati masa terberat mu saat ini. Dan jangan sungkan jika perlu sesuatu kamu bisa hubungi aku." Kata Alby serius.

"Terimakasih, Al."

"Apa kamu perlu jalan-jalan ? Agar hatimu nyaman. Bisa aku temani kemana pun kamu mau." Tawar Alby.

"Aku hanya ingin di rumah saat ini."

Ibu Mira datang menghampiri mereka sambil menggenggam ponselnya.

"Maaf tante mengganggu sebentar"

"Tidak masalah, Tante." Balas Alby santai.

"Zi, papa Abel menelpon. Kita diminta ke sana karena polisi yang menyelidiki kasus Abel akan ke rumah pak Bram." Kata Ibu Mira.

"Iya, Ma. Kita akan ke sana"

Jimmy semakin gugup tanpa alasan. Dalam hatinya berharap kecelakaan ini murni tanpa campur tangan tuannya. Sementara Alby terlihat biasa-biasa saja.

"Ayo aku antar."

"Tidak perlu, Al. Aku bawa mobil sendiri saja." Tolak Nazia.

"Baiklah kalau begitu Jimmy yang membawa mobilmu. Aku juga ingin tahu apa penyebab kecelakaan tunangan mu itu."

Nazia diam sejenak dan berkata.

"Baiklah jika itu mau kamu. Tunggu disini aku bersiap sebentar"

Lima menit kemudian Nazia telah siap masih pakai baju yang tadi hanya rambutnya yang disisir. Saat ini rambut panjangnya di biarkan terurai, mata Alby tak berkedip belum pernah melihat Nazia berpenampilan santai, karena selama ini ia sering melihat Nazia pakai pakaian formal.

"Cantik." Gumam Alby dengan nada suara hampir tak terdengar.

Ibu Mira dan Nazia berangkat bersama Alby memakai mobil gadis itu Lalu Jimmy mengambil alih kemudi duduk di depan bersama ibu Mira dan Nazia bersama Alby di belakang.

"Zi, jika kamu perlu liburan hubungi aku. Sebenarnya aku juga ingin jalan-jalan menyegarkan otak." Ucap Alby. "Setiap hari melihat huruf dan angka membuat aku stres walaupun perusahaanku tidak dalam masalah tapi aku butuh waktu bersantai." Sambungnya lagi.

"Terimakasih tawaran nya, Al. Tapi untuk saat ini aku masih ingin sendiri nanti ada waktunya aku menghubungimu jika aku siap berlibur."

"Jangan salah faham maksudku. Aku hanya ingin kamu tidak larut dalam kesedihanmu. Setidaknya mengurangi rasa sepi mu tanpa melupakan jika kamu kehilangan saat ini." Jelas Alby

Empat puluh menit kemudian mereka tiba di kediaman Abel. Nazia turun dari mobil dan di ikuti yang lainnya. Mereka langsung masuk, ternyata di sana tak hanya polisi dan orang tua Abel, tapi ada Rayya, Vian dan Zevin.

Zevin melihat kearah Alby yang mengekor Nazia. "Kamu datang bersama nya?"

"Hm, dia sejak tadi berada di rumah"

Alby langsung memperkenalkan diri pada semua orang begitu juga Jimmy. Setelah berbasa-basi, pak Bram meminta pada salah seorang petugas yang datang memberitahukan hasil penyelidikan mereka.

"Bagaimana pak ada kejanggalan dari kasus kecelakaan anak saya?" Tanya Pak Bram.

Semua orang hening tanpa bersuara. Termasuk Jimmy wajahnya tegang sekali.

Salah satu petugas membuka berkas penyelidikan lalu memberitahukan mereka namun sebelumnya. Petugas itu membenarkan posisi duduknya. "Hasil penyelidikkan dan rekaman Cctv jalan yang dilewati saudara Abel. Kecelakaan yang menimpa putra anda adalah murni kecelakaan. Karena terlihat tuan Abel mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi begitu juga mobil Box datang dari arah kanan karena sepi ia menerobos lampu merah di persimpangan empat."

Fiuhh...

Jimmy bernafas lega kecurigaannya terhadap Alby tidak terbukti. Alby menatap tajam pada asistennya itu. Selesai dengan urusan di sana Nazia dan yang lainnya kembali ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Alby dan Jimmy kembali kekantor.

"Kamu mencurigai ku?" Tanya Alby saat keheningan menghampiri mereka berdua.

"Ma—maaf tuan muda, saya hanya  tidak ingin anda terlibat pembunuhan" Jawab Jimmy jujur.

Alby terbahak seakan kata-kata Jimmy itu lucu. "Jim, kamu ingat ini baik-baik. Dalam dunia bisnis, aku bisa melakukan apapun untuk orang-orang yang berbuat curang padaku. Atau menjadi pesaing ku dan untuk mencapai target aku harus melakukan sesuatu. Tapi tidak untuk dunia percintaan ku. Aku masih bisa berfikir normal walau sebenarnya niat untuk menyingkirkan orang yang menjadi rivalku itu ada. Tapi tidak kulakukan karena aku ingin wanita yang kusukai itu mencintaiku dengan hatinya bukan karena paksaan dan aku akan membuat Nazia jatuh cinta padaku dengan caraku sendiri" Jelas Alby panjang lebar.

"Maafkan saya tuan muda sudah mencurigai anda" Ucap Jimmy

Terpopuler

Comments

Rossita Rossita

Rossita Rossita

aku berharap nazia sama zevin.. jangan sama alby

2021-07-16

0

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Si alby malah ngajak jalan jalan, dah tau si nazia teh lagi berduka. Sing waras naha sia teh Alby!! Iisshhh gedek aku sama si kasep atu ni😬

2021-01-11

0

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Alby awas sia nya, aing kepret bener kalo si Abel meninggal gegara ulah maneh 😑

2021-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Menunggu dan Mencari
3 Menunggu mu
4 Usaha Alby
5 Cemburu
6 Emosi Alby
7 Weekend
8 Abel
9 Bersyukur
10 Datang Untuk Pulang
11 Duka Nazia
12 Flashback
13 Kecurigaan Jimmy
14 Tiga Bulan Kemudian
15 Alby VS Zevin
16 Resepsi Rayya & Vian
17 Trik Tuan Muda
18 Ide Menyebalkan
19 Berdamai
20 Ungkapan Cinta Tuan Muda
21 Sakit Rasa nya
22 Air Mata Vian
23 Sherin
24 Perasaan Nazia
25 Sherin VS Nazia
26 Perubahan Alby
27 Kecewa
28 Pilihan Alby
29 Bertemu Nazia
30 Identitas
31 Pernikahan
32 Kenapa harus pergi?
33 Alasan Zevin
34 Isi Hati Zevin
35 Cantik Seperti Magnet
36 Ketakutan Sherin
37 Pengakuan Sherin
38 Memperbaiki
39 Trik Zevin
40 Apa yang terjadi?
41 29 Tahun Silam
42 Cara Pria Bicara
43 Pemilik Rahasia
44 Permintaan maaf Pak Indra
45 Double Z jadi sandra
46 Membersihkan nama
47 Pulang Kerumah
48 Alasan untuk bertahan
49 Panti Asuhan
50 Bukan Istimewa
51 Bertemu Sherin
52 Permohonan Ibu Anggi
53 Berkunjung Berdua
54 Zevin Nazia
55 Ide Erik
56 Kota pilihan Erik
57 Gangguan Hama kecil
58 Jebakan Macan Tutul
59 Suami Manja
60 Ambisi Pak Reza
61 Tatapan Yudha
62 Rumah Baru Zev & Zi
63 Cemburu Cantik
64 Gurauan Sore
65 Secuil tentang Erik
66 Zevin Kavindra
67 Nazia & Pak Reza
68 Kelahiran Putri Sherin
69 Ambisi Menguasai
70 Dilema
71 Genit
72 Shock
73 Salam Perpisahan Termanis
74 Rindu tak terlihat
75 Akting
76 Menggibah
77 Putra Indra Jaya
78 Lidah Aneh Suami Manja
79 Pahitnya Kenyataan
80 Fakta mengejutkan
81 Tamu Hari Libur
82 Bab Kenangan
83 Teman masa kecil
84 Hadir nya sang pewaris
85 Pertolongan Alby
86 Telpon Pagi Hari
87 Kakek Ardian Berpulang
88 Putra Anggara
89 Pria Kiriman Alby
90 Satu Hari Bersama Alby
91 Mengabadikan Moment
92 Mencari Ralda
93 Membebaskan Ralda
94 Tumbang nya Erik
95 Erik Pulang
96 Lamaran Alby
97 Sebelum lamaran
98 OB Kantor Berulah
99 Sisi Lain Zevin
100 Sherin kembali
101 Permintaan Sherin
102 Fans Erik
103 Zevin Bertindak
104 Obsesi Berujung Kehancuran
105 Alby Ralda
106 Tentangga Baru Tak Terduga
107 Tangisan Zevin
108 Hanya Mimpi
109 Suami Siaga
110 ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111 Salam dari Zi & Zev
112 Bonchap 1
113 Bonchap 2
114 Ucapan Hari Raya
115 Bonchap 3
116 Bonchap 4
117 Bonchap 5
118 Bonchap Terakhir
119 Special Recommendations
120 Karya Baru
121 Info Karya Baru
122 Blurb Karya baru
123 Comeback
124 Karya Baru
125 Karya Baru
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Perpisahan
2
Menunggu dan Mencari
3
Menunggu mu
4
Usaha Alby
5
Cemburu
6
Emosi Alby
7
Weekend
8
Abel
9
Bersyukur
10
Datang Untuk Pulang
11
Duka Nazia
12
Flashback
13
Kecurigaan Jimmy
14
Tiga Bulan Kemudian
15
Alby VS Zevin
16
Resepsi Rayya & Vian
17
Trik Tuan Muda
18
Ide Menyebalkan
19
Berdamai
20
Ungkapan Cinta Tuan Muda
21
Sakit Rasa nya
22
Air Mata Vian
23
Sherin
24
Perasaan Nazia
25
Sherin VS Nazia
26
Perubahan Alby
27
Kecewa
28
Pilihan Alby
29
Bertemu Nazia
30
Identitas
31
Pernikahan
32
Kenapa harus pergi?
33
Alasan Zevin
34
Isi Hati Zevin
35
Cantik Seperti Magnet
36
Ketakutan Sherin
37
Pengakuan Sherin
38
Memperbaiki
39
Trik Zevin
40
Apa yang terjadi?
41
29 Tahun Silam
42
Cara Pria Bicara
43
Pemilik Rahasia
44
Permintaan maaf Pak Indra
45
Double Z jadi sandra
46
Membersihkan nama
47
Pulang Kerumah
48
Alasan untuk bertahan
49
Panti Asuhan
50
Bukan Istimewa
51
Bertemu Sherin
52
Permohonan Ibu Anggi
53
Berkunjung Berdua
54
Zevin Nazia
55
Ide Erik
56
Kota pilihan Erik
57
Gangguan Hama kecil
58
Jebakan Macan Tutul
59
Suami Manja
60
Ambisi Pak Reza
61
Tatapan Yudha
62
Rumah Baru Zev & Zi
63
Cemburu Cantik
64
Gurauan Sore
65
Secuil tentang Erik
66
Zevin Kavindra
67
Nazia & Pak Reza
68
Kelahiran Putri Sherin
69
Ambisi Menguasai
70
Dilema
71
Genit
72
Shock
73
Salam Perpisahan Termanis
74
Rindu tak terlihat
75
Akting
76
Menggibah
77
Putra Indra Jaya
78
Lidah Aneh Suami Manja
79
Pahitnya Kenyataan
80
Fakta mengejutkan
81
Tamu Hari Libur
82
Bab Kenangan
83
Teman masa kecil
84
Hadir nya sang pewaris
85
Pertolongan Alby
86
Telpon Pagi Hari
87
Kakek Ardian Berpulang
88
Putra Anggara
89
Pria Kiriman Alby
90
Satu Hari Bersama Alby
91
Mengabadikan Moment
92
Mencari Ralda
93
Membebaskan Ralda
94
Tumbang nya Erik
95
Erik Pulang
96
Lamaran Alby
97
Sebelum lamaran
98
OB Kantor Berulah
99
Sisi Lain Zevin
100
Sherin kembali
101
Permintaan Sherin
102
Fans Erik
103
Zevin Bertindak
104
Obsesi Berujung Kehancuran
105
Alby Ralda
106
Tentangga Baru Tak Terduga
107
Tangisan Zevin
108
Hanya Mimpi
109
Suami Siaga
110
ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111
Salam dari Zi & Zev
112
Bonchap 1
113
Bonchap 2
114
Ucapan Hari Raya
115
Bonchap 3
116
Bonchap 4
117
Bonchap 5
118
Bonchap Terakhir
119
Special Recommendations
120
Karya Baru
121
Info Karya Baru
122
Blurb Karya baru
123
Comeback
124
Karya Baru
125
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!