Weekend

Matahari menyapa penduduk bumi sedikit cerah dari biasanya, persis menggambarkan perasaan seorang pria yang masih terlelap dalam selimut tebalnya.

Alby masih betah memejamkan matanya walau waktu sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Sepulang dari rumah sakit kemarin dirinya selalu tersenyum sendiri mengingat tangannya dengan lembut disentuh Nazia.

"Al, bangun. Nak ! sudah siang" Teriak wanita paruh baya di depan pintu kamar putranya.

Alby menggeliat sebentar lalu membuka matanya. "Sebentar lagi Ma" Ia menjawab dengan nada malas.

"Al, hari ini mama ikut papa keluar kota, kamu makan sendiri ya" Ibu Anggi dia adalah mamanya Alby.

"Hmm...."Pria itu menarik tubuhnya untuk duduk.

Ibu Anggi meninggalkan depan kamar putranya lalu menghampiri suaminya yang tengah menunggu diruang keluarga. Tak lama keduanya pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Cukup lama Alby melihat tangannya lalu tersenyum. "Kenapa sentuhannya masih terasa" gumamnya pelan.

"Tuan muda hari ini ada klien ingin bertemu di restoran." Ucap Jimmy.

"Baiklah, Jim. Tunggu diruang kerjaku. Siapkan semuanya ! Hari Minggu pun tetap bekerja"

Jimmy mengangguk lalu  meninggalkan kamar Alby. Dengan malas Tuan muda ini membawa tubuhnya ke kamar mandi lalu mengguyurnya tak lupa tangan yang luka dijaganya hati-hati. Dua puluh menit kemudian dirinya sudah bersiap dengan pakaian formalnya.

"Ayo, Jim. Berangkat !"

"Tuan muda silahkan sarapan dulu" Ucap Jimmy.

"Nanti saja kita sarapan di restoran." Alby melangkah terlebih dulu.

Alby dan Jimmy pergi menemui klien yang ingin bertemu dengan mereka sebelum meninggalkan kota itu.

...****************...

Nazia telah bersiap untuk pergi ke restoran Vian. Menggunakan pakaian santai. Gadis itu terlihat sangat cantik bahkan kadang orang lain tak mengira jika dirinya seorang dokter. Melihat dari tampilan dan wajahnya masih seperti anak SMA.

"Ma, aku berangkat dulu." Pamit Nazia pada ibunya.

"Iya sayang hati-hati." Balas ibu Mira.

Nazia melajukan mobilnya dengan perlahan, sebelumnya ia singgah ke tepi Danau Alam biru terlebih dulu sekedar menghirup udara segar di sana. Merasa cukup Nazia melanjutkan perjalanannya. Mobil dokter cantik ini berhenti di depan restoran Vian. Ia Memarkirkan dengan benar lalu turun dari mobilnya.

"Zi, tunggu !"

Nazia mencari sumber suara ternyata itu suara Zevin yang mengeluarkan kepalanya dari kaca jendela. Mobil terparkir sempurna, Laki-laki itu berlari kecil menghampiri Nazia.

"Ayo masuk." Zevin merangkul pundak Nazia.

Gadis itu mengangguk, mereka berdua melangkah bersama masuk kedalam restoran Vian, semua mata memandang kearah mereka, banyak yang memuji jika mereka pasangan serasi.

"Kamu lihat mata mereka melihat kearah kita." Bisik Nazia.

"Biarkan saja tapi tunggu, apa ada yang salah dengan penampilanku?"

Nazia melirik  earah Zevin lalu matanya tertuju pada rambut pria ini yang dijepit rapi. Tawa gadis itu pecah "Kamu cantik sekali, Zev !"

pekiknya sambil tertawa.

"Cantik?"

Nazia menarik tangan Zevin masuk ke dalam ruangan Vian dan mengambil kaca dari dalam tasnya. Mata Zevin membulat melihat jepit rambut bewarna Pink bermotif boneka di atas kepalanya.

"Jadi, karena ini kita menjadi pusat perhatian orang. Aku kira karena aku terlihat tampan."

"Lalu... Kenapa kamu menjepit rambutmu, Zev ?" Tanya Rayya.

"Itu ulah anak tetanggaku, dia mengajakku bermain tadi"

Nazia berhenti tertawa. "Jangan marah kamu terlihat lucu pakai ini saja." Memberikan jepit rambut miliknya.

Zevin memang suka menjepit rambut poninya jika dirinya sedang sibuk, hal itulah membuat Nina anak tetangganya suka bermain pada rambutnya.

"Kalian sudah datang ayo sarapan bersama." Ucap Vian baru bergabung.

Rayya mengangguk lalu meminta beberapa pelayan mengantarkan makanan untuk mereka. Cukup lama menghabiskan sarapan karena saling bercerita belum lagi Zevin yang selalu merecoki Nazia.

"Zi."

"Hmm." Balas Nazia tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponselnya.

"Nazia." Suara Zevin terdengar kesal.

Dokter cantik itu melepaskan ponselnya lalu duduk menghadap Zevin. "Ada apa?"

"Jangan mengabaikan ku." Ucap Zevin manja

"Maaf, kamu mau bicara apa?"

"Tidak ada." Zevin tersenyum dan Nazia mendengus kesal.

Rayya datang dari arah luar setelah membantu membereskan meja. "Kalian berdua bayar sarapan dengan tenaga"

"Tidak mau, pakai uang saja ya, Ay!"

"Aku tidak menerima uang kalian." Seru Vian

"Zev, kamu cuci piring sana dan Zi antarkan makanan untuk pelanggan." Ucap Rayya tersenyum.

"Kalian dengar perintah ibu negara, lakukan dengan benar." Vian terkekeh. Ada rasa senang di hatinya melihat wajah kesal Zevin.

"Aku tidak bisa cuci piring." Balas Zevin

"Alasan."

"Zi, ayo dong bantu aku sayang, melawan wanita jahat itu." Zevin bergelayut manja di tangan Nazia.

"Ayo kita bekerja." Ucap Nazia tertawa mengapit gemas kedua pipi laki-laki itu.

Zevin melangkah lesu ke belakang lalu menggunakan Apron di tubuhnya.

"Zi, pasangkan ini." Memberikan jepit rambut pada Nazia.

Dengan senang hati Nazia merapikan poni Zevin lalu menjepitnya. "Kamu imut sekali." Nazia menangkup wajah Zevin dengan telapak tangannya.

Zevin tersenyum manis. "Benarkah ? Aku imut. Lalu... Kenapa kamu tidak mau jadi ibu dari anak-anakku ?" Mulai menggoda.

"Apa kalian akan menghabiskan waktu hanya seperti ini." Ucap Rayya

"Wanita jahat !" Gerutu Zevin.

Mereka mengerjakan tugas masing-masing, Nazia mengantarkan pesanan makanan untuk meja nomor tujuh .

"Permisi"

"Nazia." Alby tersenyum senang.

"Ini pesanan anda silahkan dinikmati." Nazia meletakkan makanan dengan hati-hati.

"Apa selain dokter, kamu juga bekerja paruh waktu disini?" Tanya Alby.

"Tidak, saya hanya mengisi kejenuhan"

"Berapa kali aku katakan, jangan bicara formal padaku, apa boleh kita berteman ?" Ujar Alby.

"Baiklah kita bisa berteman."

Alby sangat senang langkah pertamanya berjalan mulus. Jimmy mengangguk pada Alby jika usahanya berhasil dengan baik. "Silahkan duduk." Menarik kursi.

"Maaf aku harus mengantar pesanan untuk meja lain"

"Ayolah Zia, kamu bukan pegawai disini, apa perlu aku harus meminta ijin pada pemilik tempat ini?" Ucap Alby.

"Tidak perlu ! Baiklah aku temani sebentar, tidak enak pada teman-temanku."

Alby menarik kursi di sampingnya untuk Nazia, kemudian dia duduk di kursinya sambil melahap makanannya. Laki-laki itu tak hentinya menatap Nazia. Merasa diperhatikan dokter cantik ini membuang pandangannya ke segala arah.

Matanya bertemu pada Zevin yang melihatnya tajam dari jauh. Nazia melambaikan tangannya agar dokter manja itu mendekat, melihat hal itu Alby kehilangan selera makannya dan Wajahnya juga berubah datar.

"Kenapa lama?"

"Dia memintaku duduk menemani nya sebentar." Jelas Nazia.

"Kamu mengenalnya?" Tanya Zevin penuh selidik.

"Iya, aku mengenalnya namanya Alby"

"Jangan berulah, aku tidak mau calon suamimu itu mengamuk padaku. Karena tidak bisa menjagamu."

"Kalau begitu mari kita berkenalan dulu dokter." Kata Alby berdiri mengulurkan tangannya.

" Zevin."

Mereka berdua saling menatap dengan sorot mata penuh arti. Alby menarik tangannya lalu duduk kembali.

"Maaf tuan saya harus membawa Nazia ke dalam, masih banyak pekerjaan lainnya." Ucap Zevin sopan.

"Hm silahkan." Alby berusaha ramah.

Zevin menarik tangan Nazia ke dalam genggamannya, Alby melihat pemandangan itu jadi kesal dan cemburu. Jimmy segera menyentuh lengan atasannya, kendalikan diri anda begitu arti tatapan pria itu.

Zevin melepaskan tangan  Nazia. "Zi, jaga hati tunangan mu, pria itu hanya orang asing. Apa kata Abel jika ada gosip tentangmu? Kamu tahu orang suruhan Abel selalu memantau kamu."

Nazia terdiam sesaat. "Terimakasih ! Tapi aku bisa menjaga batasan ku !"

"Terserah padamu." Zevin meninggalkan Nazia.

Rayya memperhatikan kedua temannya itu dari jauh lalu menghampiri Zevin. "Apa yang terjadi?" Laki-laki manja itu hanya memilih diam tanpa menjawab. Rayya berpindah pada Nazia. "Ada apa, Zi." Tanyanya lagi.

"Dia hanya memperingatkan ku untuk menjaga jarak pada orang yang baru aku kenal untuk menjaga perasaan Abel" Jelas Nazia.

"Itu benar, Zi. Kedekatan mu dengan orang lain bisa berimbas pada hubunganmu dan Abel, berbeda jika bersama aku, Vian dan Zevin. Calon suamimu itu tidak mempermasalahkannya karena sebelum kalian memiliki hubungan, kamu terlebih dulu milik kami" jelas Rayya.

"Baiklah aku akan meminta maaf pada Zevin karena sedikit membentaknya tadi." Nazia melangkah menuju belakang.

Zevin menyadari jika Nazia melangkah menghampirinya. Namun ia mencoba mengacuhkannya.

"Zev, maaf."

Zevin membalik tubuhnya lalu tersenyum. "Aku hanya menjagamu Zi, agar antara kamu dan Abel tidak ada kesalahpahaman nanti"

Nazia mengangguk dan kembali ke dalam. Zevin menatap punggung gadis itu yang telah menjauh.

Aku bisa melihat tatapan yang tak biasa dari pria itu padamu

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗

2021-01-11

1

zsarul_

zsarul_

hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt yaa xixixi
yuk baca lagi cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
ada part baru lohh 😍
mari saling support ya thorr ❤️
thanks

2021-01-10

1

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Ciah pdkt mulai nih si alby 🤣🤣

2021-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Menunggu dan Mencari
3 Menunggu mu
4 Usaha Alby
5 Cemburu
6 Emosi Alby
7 Weekend
8 Abel
9 Bersyukur
10 Datang Untuk Pulang
11 Duka Nazia
12 Flashback
13 Kecurigaan Jimmy
14 Tiga Bulan Kemudian
15 Alby VS Zevin
16 Resepsi Rayya & Vian
17 Trik Tuan Muda
18 Ide Menyebalkan
19 Berdamai
20 Ungkapan Cinta Tuan Muda
21 Sakit Rasa nya
22 Air Mata Vian
23 Sherin
24 Perasaan Nazia
25 Sherin VS Nazia
26 Perubahan Alby
27 Kecewa
28 Pilihan Alby
29 Bertemu Nazia
30 Identitas
31 Pernikahan
32 Kenapa harus pergi?
33 Alasan Zevin
34 Isi Hati Zevin
35 Cantik Seperti Magnet
36 Ketakutan Sherin
37 Pengakuan Sherin
38 Memperbaiki
39 Trik Zevin
40 Apa yang terjadi?
41 29 Tahun Silam
42 Cara Pria Bicara
43 Pemilik Rahasia
44 Permintaan maaf Pak Indra
45 Double Z jadi sandra
46 Membersihkan nama
47 Pulang Kerumah
48 Alasan untuk bertahan
49 Panti Asuhan
50 Bukan Istimewa
51 Bertemu Sherin
52 Permohonan Ibu Anggi
53 Berkunjung Berdua
54 Zevin Nazia
55 Ide Erik
56 Kota pilihan Erik
57 Gangguan Hama kecil
58 Jebakan Macan Tutul
59 Suami Manja
60 Ambisi Pak Reza
61 Tatapan Yudha
62 Rumah Baru Zev & Zi
63 Cemburu Cantik
64 Gurauan Sore
65 Secuil tentang Erik
66 Zevin Kavindra
67 Nazia & Pak Reza
68 Kelahiran Putri Sherin
69 Ambisi Menguasai
70 Dilema
71 Genit
72 Shock
73 Salam Perpisahan Termanis
74 Rindu tak terlihat
75 Akting
76 Menggibah
77 Putra Indra Jaya
78 Lidah Aneh Suami Manja
79 Pahitnya Kenyataan
80 Fakta mengejutkan
81 Tamu Hari Libur
82 Bab Kenangan
83 Teman masa kecil
84 Hadir nya sang pewaris
85 Pertolongan Alby
86 Telpon Pagi Hari
87 Kakek Ardian Berpulang
88 Putra Anggara
89 Pria Kiriman Alby
90 Satu Hari Bersama Alby
91 Mengabadikan Moment
92 Mencari Ralda
93 Membebaskan Ralda
94 Tumbang nya Erik
95 Erik Pulang
96 Lamaran Alby
97 Sebelum lamaran
98 OB Kantor Berulah
99 Sisi Lain Zevin
100 Sherin kembali
101 Permintaan Sherin
102 Fans Erik
103 Zevin Bertindak
104 Obsesi Berujung Kehancuran
105 Alby Ralda
106 Tentangga Baru Tak Terduga
107 Tangisan Zevin
108 Hanya Mimpi
109 Suami Siaga
110 ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111 Salam dari Zi & Zev
112 Bonchap 1
113 Bonchap 2
114 Ucapan Hari Raya
115 Bonchap 3
116 Bonchap 4
117 Bonchap 5
118 Bonchap Terakhir
119 Special Recommendations
120 Karya Baru
121 Info Karya Baru
122 Blurb Karya baru
123 Comeback
124 Karya Baru
125 Karya Baru
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Perpisahan
2
Menunggu dan Mencari
3
Menunggu mu
4
Usaha Alby
5
Cemburu
6
Emosi Alby
7
Weekend
8
Abel
9
Bersyukur
10
Datang Untuk Pulang
11
Duka Nazia
12
Flashback
13
Kecurigaan Jimmy
14
Tiga Bulan Kemudian
15
Alby VS Zevin
16
Resepsi Rayya & Vian
17
Trik Tuan Muda
18
Ide Menyebalkan
19
Berdamai
20
Ungkapan Cinta Tuan Muda
21
Sakit Rasa nya
22
Air Mata Vian
23
Sherin
24
Perasaan Nazia
25
Sherin VS Nazia
26
Perubahan Alby
27
Kecewa
28
Pilihan Alby
29
Bertemu Nazia
30
Identitas
31
Pernikahan
32
Kenapa harus pergi?
33
Alasan Zevin
34
Isi Hati Zevin
35
Cantik Seperti Magnet
36
Ketakutan Sherin
37
Pengakuan Sherin
38
Memperbaiki
39
Trik Zevin
40
Apa yang terjadi?
41
29 Tahun Silam
42
Cara Pria Bicara
43
Pemilik Rahasia
44
Permintaan maaf Pak Indra
45
Double Z jadi sandra
46
Membersihkan nama
47
Pulang Kerumah
48
Alasan untuk bertahan
49
Panti Asuhan
50
Bukan Istimewa
51
Bertemu Sherin
52
Permohonan Ibu Anggi
53
Berkunjung Berdua
54
Zevin Nazia
55
Ide Erik
56
Kota pilihan Erik
57
Gangguan Hama kecil
58
Jebakan Macan Tutul
59
Suami Manja
60
Ambisi Pak Reza
61
Tatapan Yudha
62
Rumah Baru Zev & Zi
63
Cemburu Cantik
64
Gurauan Sore
65
Secuil tentang Erik
66
Zevin Kavindra
67
Nazia & Pak Reza
68
Kelahiran Putri Sherin
69
Ambisi Menguasai
70
Dilema
71
Genit
72
Shock
73
Salam Perpisahan Termanis
74
Rindu tak terlihat
75
Akting
76
Menggibah
77
Putra Indra Jaya
78
Lidah Aneh Suami Manja
79
Pahitnya Kenyataan
80
Fakta mengejutkan
81
Tamu Hari Libur
82
Bab Kenangan
83
Teman masa kecil
84
Hadir nya sang pewaris
85
Pertolongan Alby
86
Telpon Pagi Hari
87
Kakek Ardian Berpulang
88
Putra Anggara
89
Pria Kiriman Alby
90
Satu Hari Bersama Alby
91
Mengabadikan Moment
92
Mencari Ralda
93
Membebaskan Ralda
94
Tumbang nya Erik
95
Erik Pulang
96
Lamaran Alby
97
Sebelum lamaran
98
OB Kantor Berulah
99
Sisi Lain Zevin
100
Sherin kembali
101
Permintaan Sherin
102
Fans Erik
103
Zevin Bertindak
104
Obsesi Berujung Kehancuran
105
Alby Ralda
106
Tentangga Baru Tak Terduga
107
Tangisan Zevin
108
Hanya Mimpi
109
Suami Siaga
110
ZAYYAN ARKANA VINJAYA(END)
111
Salam dari Zi & Zev
112
Bonchap 1
113
Bonchap 2
114
Ucapan Hari Raya
115
Bonchap 3
116
Bonchap 4
117
Bonchap 5
118
Bonchap Terakhir
119
Special Recommendations
120
Karya Baru
121
Info Karya Baru
122
Blurb Karya baru
123
Comeback
124
Karya Baru
125
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!