Rintik hujan di pagi hari tak mematahkan semangat pria yang dimabuk cinta itu pergi ke kantor. Alby melakukan perjalanan bisnis seminggu yang lalu, rasa rindunya kian menekan untuk segera bertemu pada wanita yang telah mencuri hatinya beberapa bulan lalu. Meski masih belum dekat tapi dirinya yakin, Nazia akan menjadi miliknya suatu hari nanti meski pun dengan bersusah payah.
Seminggu setelah pertemuan Alby dan Nazia, ia berusaha mencari cara agar bisa dekat pada dokter cantik itu. Alby mengerjabkan matanya beberapa kali untuk mengurangi tegang di matanya, setelah beberapa jam berhadapan dengan layar laptopnya. Kaca mata putih Alby masih melekat kokoh di hidung mancungnya.
"Tuan saatnya makan siang." Jimmy memecahkan kesunyian mereka berdua.
"Baiklah, ayo kita makan di cafe depan rumah sakit tempat Nazia bekerja." Balas Alby seraya merapikan meja.
"Tapi lumayan jauh, Tuan."
"Tidak masalah, asal bisa melihat Nazia." Alby tersenyum.
Jimmy mengangguk lalu membuka pintu untuk Alby terlebih dulu baru dirinya mengekor di samping Tuannya.
Mobil mewah Alby meninggalkan halaman kantornya. Sambil mendengarkan musik ballad Alby terus tersenyum, matanya melihat mobil lalu lalang disepanjang jalan melalui celah tirai kaca jendela mobilnya.
Tak terasa mobil itu berhenti di parkiran kafe, Jimmy telah memesan tempat untuk Alby. Di sana dirinya bisa melihat langsung ke halaman rumah sakit.
Pesanan mereka datang, Alby menikmati makanannya sambil mengawasi halaman rumah sakit berharap munculnya sosok yang dirindukannya beberapa hari ini.
Tuhan berpihak padanya hari ini, dari kejauhan terlihat wanita cantik melangkah mengarah keluar dari gerbang rumah sakit. Dia adalah Nazia. Senyum Alby mengembang tidak sia-sia pikirnya jauh datang ke kafe itu.
Namun tak lama senyum itu bertahan. Senyum Alby memudar ketika tangan mungil Nazia digenggam pria di sisinya sambil menyeberang jalan. Di sana tidak hanya Nazia tapi juga ada Zevin dan Rayya.
"Ada yang salah, Tuan?" Tanya Jimmy. Ia bisa melihat perubahan raut wajah Alby seketika.
"Siapa pria bersama Nazia itu, Jim? Dia berani menyentuh tangannya" Alby balas bertanya dan sorot matanya menatap tajam pada Zevin.
"Tenang Tuan muda, mungkin pria itu sedang membantu nona Nazia menyeberang jalan." Seperti biasanya Jimmy mengeluarkan kalimat penenang.
Seperti obat ampuh Alby langsung tenang dan tersenyum kembali. "Jim, lihat dia sangat manis, 'kan?"
"Tuan muda benar, nona Nazia sangat manis dan cantik.".Jimmy membenarkan.
"Hei ! Hanya aku yang boleh memujinya, tutup mulutmu!" Alby tiba-tiba kesal.
"Maaf Tuan Muda." Jimmy merasa waras mengalah.
Menyebalkan ! Dia yang meminta pendapatku, dia juga yang cemburu dikatakan jelek nanti malah mengamuk
Gerutu Jimmy dalam hati sambil menyuapi makanannya. Namun, manik matanya tak beralih pada wajah cantik dokter yang memasuki kafe itu.
Disudut meja lain, tiga dokter yang baru masuk itu langsung memesan makanan. Nazia sudah banyak tersenyum setelah mengetahui alasan keterlambatan Abel pulang dari perbatasan.
"Ay, bagaimana perkembangan hubunganmu dan Vian?" Tanya Nazia.
"Empat bulan lagi kami menikah, maaf tidak memberitahu kalian jika minggu kemarin lamaran resmi dari keluarga Vian."
"Tidak masalah kamu bahagia kami juga bahagia."
"Zev, kenapa kamu diam?" Tanya Rayya.
"Aku sedang bertempur, jangan menggangguku !" Jawab Zevin sambil fokus pada game di ponselnya.
"Harusnya kamu tinggal saja tadi, disini kamu mengabaikan kami." Seru Nazia.
Zevin refleks meletakkan ponselnya lalu beralih melihat ke arah Nazia. "Jangan marah, tidak ku ulangi lagi." Ia menatap penuh permohonan maaf.
"Makanan datang ayo makan dulu, aku tidak bisa marah padamu." Nazia tersenyum.
Zevin menghembuskan nafas lega, lalu mengambil piring milik Nazia. Kegiatan rutin dilakukannya bila mereka makan bersama. "Buka mulutmu" Titahnya. Dia memberikan suapan pertama. Nazia membuka mulutnya lalu mengambil sendok nya dari tangan Zevin.
"Kalian manis sekali." Seru Rayya.
Zevin tertawa. "Aku selalu manis, Ay ! Baiklah ayo makan biar cepat kembali."
Zevin sering melakukan itu meski mereka makan bersama Abel, sudah menjadi kebiasaan untuknya dan Abel tidak mempermasalahkannya. Dia faham betul dengan sifat Zevin yang sudah dekat pada Nazia, hal itu juga syarat saat dirinya meminta Nazia untuk jadi kekasihnya harus bisa menerima kehadiran Zevin dan Rayya.
Mereka makan sambil berbincang. Tanpa ada yang tahu di ruangan lainnya sudah berubah suhu, suasana dingin dan nyaman tadi berubah menjadi tegang.
Alby memanas setelah melihat Nazia menerima suapan dari Zevin meskipun mereka tidak berbagi sendok, tapi cukup membuat lahar panas di tubuh Alby bergejolak. "Sial ! siapa Pria itu?" Umpatnya.
"Sabar Tuan nanti kita cari tahu."
Alby berusaha menenangkan dirinya yang kesal, rasa cemburunya datang begitu saja padahal telah jelas jika Nazia bukan miliknya.
Merasa puas melihat gadis pujaan hatinya, Alby dan Jimmy kembali ke kantor. Di dalam benaknya masih bertanya siapa Zevin bagi Nazia? Alby ingin mendapatkan gadis itu tanpa ada penghalang, tapi sampai saat ini dia belum bisa dekat pada Nazia.
Di mobil, Alby hanya diam dengan tatapan sendu ke depan, wanita yang dicarinya selama ini sudah berada di depan mata. Tapi jarak antara mereka sangat kentara. Dirinya tak ingin kejadian seperti tadi terulang lagi di depannya, masih sama seperti sebelumnya apapun pasti bisa didapatnya apa lagi hanya seorang Nazia.
Alby tidak akan mundur karena dirinya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, bahkan dengan bodohnya dia meminta kakaknya Erika pura-pura memeriksakan diri ke dokter kandungan agar bisa mencari keberadaan Nazia waktu itu.
Cinta dan obsesi hanya Alby yang tahu, baik buruk kedepannya hanya dia yang merasakannya, tapi bukan Alby namanya jika tidak pintar mengendalikan keadaan. Lalu apakah dirinya bisa mengendalikan Nazia ?
Hal itu pula yang membuat dirinya penasaran dengan sosok Nazia. Bahkan dirinya menggila menyangkut tentang dokter cantik itu.
Jimmy menepati kata-katanya sambil mengemudi, dirinya memerintahkan seseorang untuk mencari tahu siapa Zevin dan Nazia. Dia hanya ingin memastikan, apa pria itu termasuk rival tuannya atau tidak ?
"Hallo"
"Cari tahu tentang dokter Nazia Mishall berserta orang-orang terdekatnya, jangan sampai menyentuhnya cukup gali informasi tentangnya." Titah Jimmy.
"Baik Tuan, secepatnya akan saya kabari"
"Baiklah." Jimmy mematikan telpon.
Dirinya berharap usahanya kali ini membuahkan hasil. Tidak seperti beberapa bulan lalu selalu gagal.
Ada senyum tipis di bibir Alby setelah mendengar percakapan Jimmy ditelpon. Klien penting saja Alby singkirkan apabila menjadi kerikil di dalam dunia bisnisnya apa lagi pria seperti Zevin .
...----------------...
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK NYA 1 JEMPOL MEMICU SEMANGAT AUTHOR TERIMAKASIH 🥰 🤭✌🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Andi Fitri
bos si jim obsesi banget sama nazia..klu pun abel tak plg ada zevin yg gantiin..
2023-10-06
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Tau Jim, tuan lu ngeselin emang 😤
2020-12-24
2
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Hmmm hawanya bakal posesif kali si alby ini
2020-12-24
2