Suara tangisan yang berasal dari Irene, sangat jelas sekali terdengar.
“Dia menangis? Kenapa? Biasa nya tidak pernah menangis seperti itu.” Tanya nya dalam hati.
Dia menggelengkan kepala nya dan melanjutkan lagi langkah menuju kamar yang berada di samping kamar Irene.
*************
“Sialan banget, tamparan nya keras sekali. Pipi ku pedas dan bengkak ini. Awas aja, aku akan memberikan pelajaran pada mereka.” Ucap Irene mengusap pipi nya.
Irene segera mandi, merasa seluruh tubuh nya penuh dengan keringat dan debu.
Irene memakan waktu yang lama kalau di kamar mandi. Apalagi kalau sedang keramas.
“Besok aku akan ke sana lagi.” Ucap nya berpikir sambil berendam di dalam Bathup yang penuh dengan busa.
**********
“Siapa pria itu? apa dia seharian keluar rumah untuk bertemu dengan nya?” Tanya Noah.
“Hhhmmm….. aku tidak perduli dia mau ke mana dan dengan siapa, selama tidak mempermalukan ku.” Ucap nya lagi.
***********
Elijah dan pelayan lain nya sedang menyiapkan makan malam. Enika dan Bianca berada satu kamar.
Beberapa saat satu persatu mereka turun, Bianca dan mama nya Enika. Mereka berdua sudah ada di bawah di meja makan. Noah dan Irene belum turun, masih di kamar nya masing-masing.
“Bianca, kakak ipar mu belum turun, cepat jemput. Bersikap baik biar dia menyukai mu.” Suruh Enika.
“Oke ma. Aku yakin Noah akan jatuh cinta dengan ku.” Dengan percaya diri nya dia pergi.
Baru menaiki beberapa anak tangga, Noah sudah keluar dari kamar nya.
“kak Noah, barusan aku ingin mengajak kakak ipar makan. Ternyata sudah turun.” Dengan senyum palsu Bianca berbicara, yang sebenar nya membuat Noah gerah.
Noah melihat belum ada Irene berkumpul.
“Elijah, cepat hidangkan makan malam nya, nak Noah sudah sangat lapar ini.” Suruh Enika.
“Elijah, panggil Irene turun.” Suruh Noah.
“Baik tuan.” Dengan cepat Elijah menuruti perintah Noah.
Enika dan Bianca saling menatap.
“Mmmm….biar aku saja yang memanggil kak Irene, aku takut kalau….
Elijah menghentikan langkah nya.
“Elijah apa kau tidak dengar?” Tanya Noah.
“Ba….baik tuan.” Elijah melanjutkan kembali tujuan nya.
Bianca duduk dengan melihat mama nya yang merasa kesal.
“Noah, tolong jangan marah dengan Irene, dia hanya wanita yang…mmm….tidak normal seperti kita.” Enika mencoba mencari simpati Noah.
“Benar kakak ipar, di rumah dulu kalau penyakit nya kumat, dia akan melukai diri nya dan yang lain. Jadi…..
“Diam lah, aku tidak mau di meja makan ada yang bersuara. Tidak sopan.” Ucap Noah kesal dengan kebisingan dari mereka berdua.
Elijah turun dengan di depan nya sudah ada Irene. Noah dan yang lain nya melihat Irene yang berjalan di tangga.
“Hallo semua….pasti sudah lapar ya karena menunggu ku. Maaf ya, soal nya aku pikir kalian bisa makan tanpa ku.” Dengan senang dan bahagia Irene turun dan duduk di kursi samping Noah.
Seperti tidak terjadi apa-apa sebelum nya.
“Bukan nya tadi dia nangis? Tapi pipi nya masih bengkak.” Gumam Noah yang melirik Irene diam-diam.
“Kakak, bagaimana keadaan mu? Apa penyakit nya masih datang?” Tanya Bianca dengan logat manja dan seakan-akan perduli padahal ingin menyudutkan.
Sebenar nya Irene sangat kesal dengan kejadian pengeroyokan itu, tapi dia berusaha bersabar.
“Adikku sayang yang ganjen ini, aku tidak apa-apa kok.” Irene menuangkan makanan di atas piring Noah.
“Suami ku, nasi nya cukup atau kurang?” Tanya Irene ramah.
Noah hanya diam saja.
“Suami ku, kalau kau diam saja aku tidak tahu jawaban nya.” Ucap Irene memelas.
“Hhhmmm…..cukup.” jawab Noah yang mengalah.
Lalu Irene mengambil makanan untuk diri nya.
“Kenapa kalian berdua diam? Ayo makan? Tidak lapar kah?” ledek Irene yang sudah mengunyah makanan nya.
Noah sesekali memperhatikan Irene, yang makan dengan pelan-pelan. Seperti sedang menahan sakit.
“Pasti rasa nya sakit.” Ucap nya di dalam hati.
“Ehhemm….Irene, mulai sekarang adik mu Bianca akan tinggal di sini. Kamu…..
“Tidak boleh!!” tolak Irene tegas.
Enika dan Bianca kesal.
“Irene, adik mu akan menjaga mu, penyakit mu sedang kumat.” Enika mulai menaikkan suara nya.
Irene meletakkan sendok nya dan melihat Enika dengan tidak senang.
“Aku bisa mengurus diri ku sendiri, aku tidak sakit, kalian sendiri yang sakit.” Tegas Irene.
“Kak Irene, kamu jangan melawan mama. Ini semua untuk kebaikan mu. Dulu kau pernah menyakiti orang di rumah kita, jadi…
“Aku…tetap…tidak…mau kau di sini, ganjen.” Ucap Irene kesal.
“Irene kau tidak…
“Cukup!!! Kalian berbicara di saat makan? Apa aku belum mengatakan sebelum nya? Bahkan di meja makan saja aku tidak bisa makan dengan tenang.” Noah marah dan ingin meninggalkan meja makan, tanpa menyelesaikan makanan nya.
“Suami ku, kau mau ke mana?” Irene berdiri.
“Diam di situ.” Noah merentangkan tangan untuk di jauhi Irene.
“Aku gak mau makan kalau suami ku juga tidak makan.” Irene mencoba manja memasang wajah melas nya.
Noah tidak perduli, dia terus berjalan dan Irene masih mengikuti nya. Bahkan wanita itu mempercepat langkah nya.
Enika memberi kode pada Bianca.
“Kakak ipar, aku akan mengantar kan makanan keruangan kakak ya.” Bianca berdiri ingin membawa makanan ke ruangan Noah.
“Tidak perlu!!” jawab Noah dan Irene secara bersamaan.
“Apa?” Tanya Bianca yang terkejut.
“Suami ku, kita sekata ya.” Ucap Irene tersenyum.
Noah menggelengkan kepala dan menghela nafas. Melanjutkan kembali langkah nya. Dan Irene masih mengikuti nya.
Bianca kembali duduk, Enika merasa sangat kesal.
“Kamu itu harus cekatan Bianca. Jangan sampai Noah malah jadi benci dengan mu.” Suruh Enika.
“Ma, Bianca juga sudah melakukan nya, memang dasar si idiot itu yang tidak tahu malu.” Balas Bianca.
“Kalau dia tidak tahu malu, kamu juga harus seperti itu. Jangan sampai Noah jadi suka dengan wanita itu.” ucap Enika.
“Iya, Bianca akan coba dan berusaha.” Jawab Bianca mengalah.
**********
Noah duduk di depan meja kerja nya, sementara Irene duduk di sofa panjang sambil melihat Noah yang mengabaikan nya.
“Aduh…aku laper banget lagi.” Ucap Irene dengan suara yang sangat pelan, padahal Noah bisa mendengar nya.
“Mmmmm….suami ku, apa kau mau aku bawakan kopi dan cemilan? Kau pasti masih lapar kan?” Tanya Irene yang sebenar nya diri nya yang sangat lapar.
Noah diam tidak bersuara.
Irene berdiri menuju tempat Noah.
“Suami ku, isteri mu ini juga belum makan loh. Karena mereka berdua mengganggu makan malam kita.” Irene duduk di hadapan Noah.
Noah melihat wajah Irene yang masih membengkak dan merah.
Pria itu berdiri, mata Irene mengikuti arah ke mana suami nya akan pergi, dan dia masih duduk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Pia
aku jadi bingung, mau ngatain apa untuk pasangan emak anak ini🤮🤮🤮🤮🤮
2022-11-02
0
Pia
emak gesrek 😠😠😠
2022-11-02
0
Pia
yakin , gak peduli 😏😏😏
2022-11-02
0