Seakan Habis Gelap Terbitlah Terang

Pukul 07.00

#Apartment

Ayyala baru saja terbangun dari tidurnya, namun ia merasa ada yang aneh. Dan benar saja ia melihat Derry di sisi tempat tidur dengan posisi menggenggam tangan nya erat.

'Jadi kemarin bukan mimpi ?' batin Ayyala yang mulai berbanding dengan pikirannya.

Karena tak ingin membangunkan Derry, ia pun tak bisa apa-apa dan hanya memandangi setiap inci dari wajah 'sang suami' nya itu.

'Benar-benar sama. Sepertinya aku akan percaya dengan sebuah reinkarnasi, tapi...bantu aku untuk lebih menghargai mu sebagai Derry bukan kak Daniel' batin Ayyala lagi.

Disaat Ayyala masih sibuk memandangi Derry, tiba-tiba saja pria itu mengerjapkan matanya dan itu adalah pertanda bahwa ia akan bangun, sontak saja hal itu membuat Ayyala langsung memejamkan matanya.

"Aku udah tau kamu bangun"

Deg.

Sepertinya pria ini memiliki empat mata atau dia indigo (mulai travelling kan), tapi dari gaya bicaranya tetap saja membuat Ayyala kesal 'dingin'.

Karena ketahuan Ayyala pun membuka matanya dan mereka saling memandang satu sama lain.

Hening~

"Maaf"

Ayyala mengernyitkan dahinya yang menandakan ketidak pahaman sama sekali.

"Aku tau apa yang sudah terjadi, dan...maaf"

Dari perkataan itu Ayyala kembali mengingat apa yang sudah terjadi padanya kemarin.

"Gak apa-apa, makasih udah temenin aku"

Ini adalah perasaan yang cukup membuat mereka canggung, bagaimana tidak? kata 'aku-kamu' adalah yang membuat Ayyala merasa sangat senang dan satu hal lagi.

"Sorry gue genggam tangan loh"

Genggaman tangan masih melekat satu sama lain hingga akhirnya mereka pun mengakhirinya.

'Loh gue lagi-_-' batin Ayyala menahan kesal.

***

Wanita bernama Ayyala kini merasa menjadi manusia paling bosan, ia hanya bisa berdiam diri di sofa bersama manusia dingin yang tidak lain adalah Derry.

"Bosen?"

'Ya iyalah!! kenapa gue gak boleh ngajar sih!! Kan makin banyak entar tundaan nya' batin Ayyala geram.

"Ngomong aja langsung"

"Loh kenapa gak sekolah?"

"Kalaupun gue masuk, jadwal nya cuman jam kosong"

Sekali lagi Ayyala hanya bisa menghela nafas gusar.

Ia pun melihat jam yang kini menunjukkan pukul 11.00 siang.

'Gila!! gue beneran di rumah berjam-jam, ini sih sama aja kayak challenge 24 di rumah gak ngapa-ngapain' batin Ayyala tak menyangka.

"Gue curiga deh"

Entah dari mana keberanian dari Ayyala tiba-tiba muncul.

"Apaan?"

"Perasaan sekolah loh banyak libur nya bahkan gurunya care aja, apa jangan-jangan....loh nyuap ya!! wah-wah"

"Kalo ngomong dijaga"

"Ye...iya kan!! ngomong aja loh nyuap guru-guru biar gak marah dan ngasih hukuman"

Ayyala yang sibuk dengan menggerutu Derry pun sama sekali tak dipedulikan oleh si pria datar itu.

"Woyy!! orang ngomong didengerin napa"

"Hem"

Justru jawaban malas itu membuat Ayyala semakin kesal dan meluap.

"Oke!! gini aja, gue bakal ke sekolah loh gimana?? entar semua rahasia dari seorang Derry akan diketahui oleh Ayyala"

'Termasuk pacar.' Batin Ayyala yang sedang menduga-duga.

Ide yang tiba-tiba masuk ke otak Ayyala sungguh brillian, menurut nya. Akan tetapi alasan dari itu semua adalah ia ingin tau seperti apa tingkah dari Derry saat berada disekolah dan seberapa populer nya pria yang berada dihadapannya ini.

Tapi...masih ada yang mengganjal di pikirannya.

'Caranya gimana?' batin Ayyala lagi.

"Ke sekolah?? Harus jadi murid dulu lah"

Setelah mengucapkan hal itu Derry pergi entah kemana dan Ayyala masih terdiam dalam pikirannya.

"Ahha!! otakku memang cerdas"

Ayyala kembali bahagia dan memikirkan strategi untuk tugasnya ini.

Disisi Lain.

Derry yang mengintip aktifitas Ayyala dari cctv tersembunyi pun tersenyum tipis bahkan sangat tipis namun penuh makna.

"Apapun itu, aku akan membantumu. Selamat bertugas nyonya Ayyala"

'*Melihat kebahagiaan mu setelah keterpurukan adalah hal yang sempurna. Semoga ini terus berlangsung'

'Sekarang aku percaya dengan kata habis gelap terbitlah terang, dan semoga ada titik yang lebih terang untuk digapai*'

...BERSAMBUNG...