Esok Harinya,
Seperti biasa keluarga Ayyala melaksanakan sarapan bersama, dan saling bergurau.
Hari ini Ayyala tak akan pergi ke kampus untuk mengajar karena memang ini bukan jadwalnya untuk mengajar.
Untuk memanfaatkan kan waktu ini ia akan di ajak sang mama bersama Sisi untuk shopping dan sorenya ia akan menghabiskan waktu sendirinya.
"Kamu nanti sore mau ke tempat rahasia kan Ay?"
Sisi bertanya pada Ayyala yang masih mengunyah makanannya.
"Hehe, iya nih"
Sisi dan sang kakak hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.
SKIP.
Seperti rencana Sisi, Ayyala dan Ny. Widya pergi ke mall untuk shopping. Sama hal nya dengan kemarin mereka menghabiskan waktu cukup lama dan itu membuat Ayyala semakin geram.
"Ma!! udah belum? Kita seharian loh di mall, aku kan mau keluar ma"
"Bentar nak, ini nih. baju nya bagus nih"
"Kita udah shopping banyak banget ini, mau berapa lagi?"
'Sejujurnya juga gitu, capek aku' batin Sisi.
15 Menit Kemudian...
"Udah??"
"Iya udah!! Ayo"
Entah berapa juta yang sudah dikeluarkan untuk barang-barang yang menurut Ayyala berlebihan, padahal ia berulang kali menolak dan Ny. Widya masih kekeh untuk membelinya.
Saat Ayyala melihat jam tangannya ini sudah menunjukkan waktu pukul 4 sore.
'Lain kali harus nolak aja lah buat shopping ama mama' batin Ayyala.
"Ma!! aku pergi ya"
"Sekarang? naik apa?"
"Aku naik taksi ma, aku berangkat ya dah"
Setelah pamit Ayyala menyerahkan belanjaannya pada sang mama.
"Banyak juga ya belanjaannya"
"Sini ma Sisi bantu"
Sisi membantu Ny. Widya yang membawa belanjaan Ayyala, ia baru saja sadar bahwa mereka membeli cukup banyak barang.
Di sisi Lain...
Ayyala berjalan dan mencari taksi untuk mengantarnya di tempat rahasia nya.
'Untung waktu kakak kasih aku buku itu ada kunci nya juga' batin Ayyala.
Tak lama terlihat ada taksi yang kosong tak ada penumpang.
. . .
Dalam perjalanan Ayyala tersenyum dan merasa tak sabar untuk datang ke tempat kenangan itu.
Tutt!!Tutt!!//Dering ponsel.
Chat.
***
+62****: Simpan kontakku, Derry
Read.
+62****: Tdk perlu membalasnya
Read.
***
Ayyala mengerutkan dahinya, ia bingung dari mana Derry tau nomer nya?
"Dasar menjengkelkan"
Entah mengapa Ayyala sangat kesal secara tiba-tiba.
'Sabar Ayya' batinnya.
Ayyala kembali mengembangkan senyumnya karena taksi sudah mendekati tempat yang ia tujukan.
"Sudah sampai nona!!"
"Iya pak, terima kasih"
Setelah membayar taksi ia segera keluar dan menarik nafas kelegaan.
Ia berjalan perlahan dan saat sampai di pintu ia berhenti sejenak dan memegang gagang pintu tersebut.
Ceklek//Membuka pintu.
Tempat yang masih terlihat sama bersih dan rapi. Satu hal yang menarik perhatiannya adalah lukisan yang pudar dan piano.
Ia mendekati piano itu dan memainkannya dengan nada yang penuh rasa senduh.
Ayyala kembali mengedarkan pandangannya dan ia baru ingat beberapa minggu lalu ia menyimpan sebuah teleskop di sini.
"Aku akan menghabiskan waktu disini"
"Kak Daniel, saat ini aku sudah bisa melukis"
Ia mengambil kuas cat dan mulai menggambar dengan penuh hati-hati.
. . .
Pukul 19.00
"Akhirnya selesai"
"Kau sangat tampan, jarang ya liat kakak senyum kayak gini"
"Ini kak Daniel atau..."
Tanpa sadar Ayyala mengingat kembali saat ia terkejut melihat sosok pria yang sama dengan Daniel itu.
"Derry?"
Ayyala segera menggeleng kan kepalanya dan kembali tersadar, ia juga melihat jam yang ada ditangannya.
"Jam 19.10"
Ia segera mengambil teleskop dan keluar untuk melihat bintang-bintang di langit.
Ayyala melihati bintang dari teleskop dan ia tersenyum saat melihat satu bintang yang bersinar paling terang (menurutnya).
"Itu kak Daniel ya? sangat indah"
Iya memuji bintang-bintang di langit dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan.
"Aku iri pada bintang yang lainnya, jangan goda kak Daniel ya!! awas saja"
Ayyala mengajak bicara pada bintang dan masih tersenyum.
Cekrek//
Tanpa ia sadari ada seseorang yang memotretnya.
Tap!!Tap!!Tap//Langkah kaki.
"Ayo pulang!!"
Ayyala yang mendengar ajakan itu pun mengarah kepadanya.
Deg.
"Derry?"
Hal yang mengejutkan kini terjadi, bagaimana bisa Derry tau tempat ini?
"K..kau? bagaimana kau bisa disini?"
"Kakak mu yang memberitahu ku"
Ayyala mencernah ucapan Derry dan benar saja Brian pernah ia beritahu tentang tempat ini.
Sekali lagi Derry hanya mengatakan untuk mengajak Ayyala pulang terus-menerus, dan karena lelah berdebat Ayyala pun menuruti Derry.
Tanpa sadar Ayyala sadari Derry tersenyum tipis sangat tipis sampai tak terlihat.
Ayyala membereskan teleskopnya dan mengunci rumah kenangan ini, ia juga tak lupa membawa lukisan yang baru ia buat.
"Masih basah lagi, yaudah deh hati-hati aja"
Derry membawa mobil untuk menjemput Ayyala jadi ia bisa leluasa menaruh lukisan itu.
Anehnya meski sudah melihat lukisan itu Dery masih bersikap biasa tak bertanya apapun.
Tap!Tap!Tap//Langkah kaki.
Baru beberapa langkah Ayyala menuju mobil ia terhenti dan melihat langit, tidak melainkan satu bintang yang sangat terang.
"Aku akan kembali dan merindukanmu lagi bintang, pamit ya"
Derry mendengarkan perkataan Ayyala dengan sangat jelas dan ia pun juga melihat bintang itu.
'Terang sekali, hanya satu bintang ya?'
...**BERSAMBUNG...
Author: Readers, jgn lupa untuk vote+coment ceritaku ya🙏😁, tapi itu terserah kalian, terima kasih**.
***Don't forget to like, coment, share and vote my story. Thank you for All readers
Love from Author***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
vikka
dapet komen dari author langsung gas baca aku ingetin ya thor baru sampai bab 5 di tunggu kelanjutanya semangat terus author jangan lupa mampir di novel aku "pesantren cinta" salam author sehat selalu😊
2021-05-19
1
Imer Merlin
author👍👍👍👍👍👍
2021-01-25
1
Liswinda Pp
baperrr
2020-12-25
0