Bella berangkat ke sekolah cukup pagi, hari ini akan ada latihan buat Ujian Nasional. Ia menyusuri lorong sekolah sambil memainkan ponselnya, dari arah depan terlihat Aska sedang berbicara dengan Raya. Seketika dia menghentikan langkahnya, berniat memutar arah namun sebelum niatnya itu terlaksana Raya tiba-tiba melambaikan tanggan membuat mengurungkan niat untuk menghindar agar tidak bertemu dengan Aska.
Sudah dua hari Bella mengabaikan panggilan juga pesan yang Aska kirim. Entah apa yang di fikirkannya saat ini sehingga dia menghindari Aska.
"Bella?" sapa Raya dengan lambaian tangannya juga.
Bella mendekati Aska dan Raya namun tiba-tiba Aska berlalu pergi sebelum Bella lebih dekat.
"Gua balik kelas dulu ya?" ucap Aska.
"Eh ngga nungguin Bella? Mau menghindar?" kata Raya membuat langka Aska terhenti.
"Biarkan Bella tenang dulu." ujar Aska lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan Raya.
Bella yang melihat kepergian Aska merasa begitu kecewa.
..."Apa dia sekarang sedang menghindari ku? Apa dia mau balas dendam karena aku mengabaikannya? Ah sial!" gumam Bella....
"Udah belajar?" ucap Raya setelah Bella di sampingnya.
"Udah dong" kata Bella.
Mereka lalu masuk ke dalam kelas, belum banyak siswa yang datang karena masih terlalu pagi. Bella duduk di tempat duduknya begitu juga Raya duduk di sampingnya.
"Mau belajar lagi?" tanya Raya yang melihat Bella mengeluarkan buku catatannya.
"Ngga juga sih, di keluarin aja biar terlihat sedang belajar." ucapnya, lalu tertawa begitu juga dengan Raya.
"Bagus, lanjutkan Bu" kata Raya mengacungkan jempolnya.
Ponsel Bella berdering, ternyata itu panggilan dari Aska. Sedikitpun ia tidak mau menerima panggilan dari Aska, kemudia mematikan layar ponselnya dan meletakkannya di atas meja.
"Kenapa ngga diangkat bel?" tanya Raya.
"Ngga ah males aja, " jawab Bella ketus.
"Jangan gitu bel, kasihan Aska." kata Raya menatap Bella penuh arti.
"Masih kesel sama dia" ucap Bella dengan pandangan yang entah tertuju pada siapa.
"Seharusnya bukan menghindar tapi di selesaikan, itu cuma salah paham bel." kata Raya memberikan pengertian pada Bella. Ia tahu bahwa itu hanya salah paham soalnya Reza dan Aska sudah memberitahukan semuanya.
Bella diam mendengar perkataan Raya, seakan-akan dia tahu siapa yang salah dalam hubungan dengan Aska. Pandangan Bella tertuju pada ponsel diatas meja, berniat untuk membalas pesan Aska namun datanglah pak Surya guru bahasa Inggris yang akan mengawasi ujian hari ini.
"Pagi anak-anak" ucap pak Surya.
"Pagi pak" ucap semua anak.
"Simpan buku, semua catatan kalian termasuk ponsel. Di atas meja hanyalah kertas, penghapus dan pensil." ucap pak Surya. Semua anak-anak melakukan apa yang pak Surya instruksikan.
"Kita mulai sekarang." kata pak Surya sambil membagi soal dan jembar untuk menjawab.
Sudah dari satu hari yang lalu diadakan latihan ujian untuk mengukur kemampuan karena beberapa bulan lagi akan diadakan Ujian Nasional.
Ujian telah selesai, para siswa berhamburan keluar. Aska sudah ada di depan kelas Bella. Ia melihat Aska menatapnya, mata mereka bertemu beberapa detik kemudian Bella memutus kontak.
"Bel?" panggil Aska yang berdiri tidak jauh dari Bella.
"Udah sana temuin dulu, kasian tau." ucap Raya, lalu melangkah pergi. Bella lalu mendekati Aska.
"Kita bicara di atap." ucap Bella pergi menaiki tangga menuju atap.
Aska mengikuti Bella, ia senang karena akhirnya bisa bicara lagi dengannya.
"Mau ngomong apa?" tanya Bella dengan tatapan tidak tertuju pada Aska.
"Lihat aku bel?" perintah Aska, namun Bella tidak mau menatap wajah Aska.
"Sudahlah, bicara saja." ucap Bella dengan nada dingin.
"Aku ngga akan bicara sebelum kamu mau natap lawan bicara kamu." ucap Aska lalu meninggalkan Bella, perasaannya begitu kacau hari ini.
Bella tersentak dengan ucapan Aska, rasanya sakit juga kecewa, setelah kepergian Aska datanglah Bianca.
"Gimana Bel? Lo sendiri yang buat Aska kecewa dan lo juga yang menyesalinya. Sadar Bel, lo ngga pantas buat Aska." ucap Bianca lalu pergi dari hadapan Bella.
Bella sudah tidak bisa membendung air matanya, kecewa juga menyesal. Semua yang diucapkan Bianca benar, bahwa Aska tidak pantas untuk dirinya.
..."Sadar Bel, ucapan Bianca benar dan disini aku yang salah." gumam Bella....
"Aku ngga mau kamu khawatir Aska." lirih Bella
"Aku udah bohong sama kamu, kamu pantas kecewa sama aku, tapi satu hal tolong jangan menjauh." lirih Bella lagi.
Tampa Bella sadari ada seseorang yang sedang memperhatikannya.
"Kenapa ngga jujur Bel?" kata Reza dari arah belakang.
Bella tersentak, memutar tubuhnya melihat siapa yang berbicara.
"Maaf." lirih Bella.
"Bukan Aska mau menyakiti lo Bel, tapi justru Aska mau ngelindungi lo, Aska tuh khawatir sama lo. Dia begitu pedulinya sama lo, coba lo fikir apa tindakan Aska itu salah? Berusaha melindungi pacarnya sendiri, mencari tahu siapa yang sudah menyakiti pacarnya, sebisa mungkin dia usaha buat tahu siapa dalangnya tapi lo menyembunyikanya Bel. Sadar lo itu ada hubungan sama Aska, coba jujur walau itu buat khawatir tetapi itu yang terbaik buat kalian. Coba Bel fikiran baik-baik sebelum semuanya terlambat." ucap Reza panjang lebar, lalu berjalan meninggalkan Bella.
Bella merasa benar-benar menyesal, entah apa yang akan terjadi kedepannya. Ia terlalu egois, padahal niat Aska itu sungguh baik. Aska tidak mau dirinya disakiti orang lain, apa lagi itu Bianca mantan pacarnya. Ia akhirnya memutuskan untuk pulang, setelah merenung entah berapa lama diatap.
Sesampainya di rumah, Bella langsung merebahkan tubuhnya. Memikirkan kejadian tadi dengan penuh penyesalan. Rasanya ingin memutar waktu agar semuanya bisa dirubah dan inginya hari ini bisa baikan dengan aska. Di lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul empat sore, Bella berniat untuk memejamkan matanya sebentar. Setelah beberapa menit memejamkan mata ia tak kunjung tidur.
"Ayo dong tidur, aku coba sekali lagi." lirih Bella
Akhirnya Bella memejamkan matanya, mencoba untuk terus memejamkan matanya. Namun sayang, sekeras apapun berusaha untuk tidur ia semakin tidak bisa. Fikiranya tertuju pada Aska.
"Ah sial!" lirih Bella.
Akhirnya Bella memutuskan untuk mandi, juga menenangkan pikirannya. Selama di kamar mandi ponsel Bella berdering beberapa kali. Raya, Adi, dan Reza mencoba menghubungi Bella.
Sekitar 30 menit akhirnya Bella keluar dari kamar mandi. Bella lalu mengeringkan rambutnya yang basah, setelah kering menyisirnya agar rapi lalu mengikatnya. Berniat ingin tiduran dan memainkan ponsel ternyata gagal karena panggilan bundanya.
"Bella turun bantu bunda menyiapkan makanan." teriak bundanya dari arah dapur.
"Ya Bun sebentar, " ucap Bella lalu meninggalkan kamar tanpa berniat untuk mengecek ponselnya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Daratullaila🍒
Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖
2020-12-12
0
Mr. Anjay
up thorr..
2020-11-15
0