Pagi ini Aska akan memulai aksinya. Dilihatnya Bianca yang sedang berbincang dengan kedua sahabatnya.
"Hai" sapa Aska dingin. Sebenarnya males banget buat ia harus berhadapan lagi dengan Bianca.
"Eh Aska, tumben nyamperin gua? Udah bosen sama cewek cupu?" tanya Bianca. Dia merasa senang karena akhirnya Aska sendiri yang mendatanginya.
"Hem ya gitu lah. Oh ya gua mau ngomong sama lo tapi nanti kalau udah istirahat, soalnya gua ada ulangan ngga bisa bolos." ucap Aska langsung pergi dari hadapan Bianca tanpa mendengar jawaban Bianca.
"Oke." jawab Bianca senang. Tergambar jelas dari wajah cantiknya bahwa ia sangat bahagia akhirnya biasa ngobrol sama Aska.
Tanpa di sadari Aska, Bella memperhatikan pembicaraan mereka dengan tatapan kecewa.
"Pagi?" sapa Bella dengan wajah cemberutnya, ia kesal melihat Aska begitu akrab lagi dengan Bianca.
"Kenapa?" tanya Raya heran, sahabatnya datang dengan wajah cemberut.
"Ngga papa" ucap Bella sambil bermain ponselnya.
"Udah cerita aja, aku tau kamu lagi kesel kan pasti Bianca?" kata Raya seakan-akan tahu siapa yang buat kesal sahabatnya itu.
"Aska ngobrol sama Bianca di depan kelasnya " ucap Bella malas.
"Mungkin ada perlu Bel, udah ngga usah berburuk sangka deh nanti jadinya ngga baik buat hubungan kamu sama Aska. Oh iya Aska sempat tanya soal gudang." ucap Raya mengalihkan topik pembicaraan.
"Terus kama jawab apa?" tanya Bella, dia tidak ingin Aska cemas dan akan bermasalah dengan Bianca lagi.
"Ya jawab ngga tau, tapi Aska percaya-percaya saja."
"Oke, dia ngga usah tau ngga mau buat khawatir juga aku." ucap Bella.
"Lebih baik kasih tahu semua sama Aska, soalnya kalau dia tau sendiri dari orang lain atau cari tahu sendiri itu juga buat dua kecewa Bel, " kata Raya, memberi saran agar Bella memberitahu Aska.
Bella diam, tidak menjawab lagi perkataan Raya. Ia berfikir sejenak, benar juga yang dikatakan Raya, jika Aska tahu dari orang lain itu akan buat dia kecewa.
"Pagi anak-anak? sapa pak Agus guru bahasa Indonesia.
"Pagi pak" jawab semua murid.
Suara pak Agus membuat Bella terkejut, di bukanya buku bahasa Indonesia untuk memulai pembelajaran.
***
"Aska lo mau makan apa?" tanya Bianca manja dengan terus menggandeng tangan Aska.
"Sama deh kaya punya Lo." jawab Aska ketus.
Bianca dan teman-temannya sedang memesan makanan.
"Aska balikan lagi sama Bianca?" ucap si A
"Bella itu cuma buat pelampiasan aja." kata si B
"Mana ada seorang Aska mau sama model kaya Bella." ucap si C
"Kasihan Bella cuma dipermainkan." kata si A
Terdengar suara dari para siswa sedang membicarakan Aska, Bella, dan Bianca. Senyum sempurna terlihat dari wajah Bianca. Namun sayang dari kejauhan ada seorang gadis yang sudah tidak bisa membendung lagi air matanya.
"Gimana mau di teruskan apa stop aja?" tanya Adi.
"Udah lanjut aja, nanggung." ucap Aska. Ia sudah tidak mau persoalan ini terlalu lama karena semakin di tunda rasa penasarannya semakin besar.
"Terus gimana dengan Bella, lo tau kan banyak siswa yang bilang kalau lo balikan sama Bianca dan Bella cuma lo manfaatin aja" ucap Reza yang mendengar langsung dari teman-temannya.
"Intinya gua ngga balikan, dan ini demi kebaikan Bella gua tanggu resikonya" kata Aska paham dengan apa ucapannya barusan.
Reza dan Adi mengangguk paham, datanglah Bianca membawa nampan berisi makanan yang sudah ia pesan.
"Ini buat Lo, " ucap Bianca, menyerahkan satu mangkuk bakso dan es teh.
"Makasih Bi, " mengaduk-aduk baksonya agar tercampur.
"Oh iya tau ngga kalau Aska putus sama Bella, " ucap Adi membuka aksinya.
"Serius? Kenapa tiba-tiba?" Bianca mengukir senyuman sempurna menandakan dia tertarik dengan cerita Adi.
"Udah, ngga usah di bahas males tau ngomongin dia." lirik Aska pada Adi.
"Bella tuh ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita lihat dari penampilannya." sambung Reza.
"Setuju, gua juga ngga suka sok cantik." tambah Bianca.
"Udah aku tambah kesal sama dia." ucap Aska dengan nada keras.
"Kenapa, mau gua bantu balas dendam?" tawar Bianca.
Aska diam beberapa saat, melirik Adi dan Reza seraya menaikan alisnya. Mereka paham akan instruksi Aska. Reza membuka ponselnya berniat merekam.
"Gimana caranya?" tanya Aska.
Kedua sahabat Bianca hanya dia, sebenarnya mereka curiga dengan sikap Aska dan teman-temannya.
"Gampang tinggal kasih ancaman-ancaman dikit pasti tuh cupu pasti takut." Bianca menjelaskan penuh semangat.
"Mana ada cuma di ancam bisa takut" kata Adi.
"Kalau ancaman ngga mempan, ya tinggal kasih pelajaran yang sedikit buat tegang dan takut." jelas Bianca, meminum es teh nya yang tinggal setengah.
"Jadi itu kaya yang di alami Bella dong, kok kamu tahu Bi?" ucap Reza.
"Ya tahu lah kan gua yang rencananya itu semua" ucap Bianca tanpa berfikir panjang, membuat kedua sahabanya heran. Pandangan mereka semua tertuju pada Bianca.
"Eh maksud gua itu, iya sama seperti yang Bella alami. Tanya aja sama Meli juga Hani, iya kan?" lirik Bianca.
"Iya bener." ucap Meli dan Hani bersama.
"Bhahahahahaha" tawa mereka bertiga.
"Iya gua tau Bi, mukanya ngga usah tegang gitu" ucap Aska seraya berdiri untuk membayar makanan.
Bianca menghembuskan nafasnya kasar, takut perkataanya di percaya oleh Aska.
"Yuk balik ke kelas, " kata Aska yang sudah jalan terlebih dahulu.
***
Aska menghembuskan nafasnya perlahan, akhirnya kecurigaanya benar dan rencananya berhasil.
Membuka ponselnya berniat mengirim pesan kepada Bella.
^^^Anda^^^
^^^Bella?^^^
Bella
Kenapa?
^^^Anda^^^
^^^Cuman mau bilang, jangan percaya gosip^^^
Bella
Bagaimana caranya buat aku tidak mempercaya gosip itu?
^^^Anda^^^
^^^Aku punya alasan buat dekat dengan Bianca, aku jelasin sama kamu^^^
Bella
Tindakan kamu udah buat aku yakin, kamu dekat sama aku itu karena kamu manfaatin aku kan?
^^^Anda^^^
^^^Bukan Bel, tolong percaya^^^
Bella
Aku terlalu percaya hingga aku lupa manusia juga bisa berubah kapan saja
^^^Anda^^^
^^^Aku tidak seperti itu Bel, tolong percaya^^^
^^^Anda^^^
^^^Bella kumohon,^^^
^^^Anda^^^
^^^Bella^^^
Aska menutup ponselnya kesal, mengacak-acak rambutnya terlihat wajahnya kecewa juga takut.
"Kenapa lagi?" tanya Adi memulai percakapan.
"Rencana membawa bencana." seru Aska
"Maksud Lo apa bro?" tanya Reza karena tidak baham ucapan Aska.
"Bella percaya dengan perkataan anak-anak, " kata Aska. Pikiran Aska kacau begitu juga suasana hatinya.
"Gua bantu ngomong ke Bella. Kita selesaikan masalah lo sama-sama." kata Adi, mendekati Aska lalu menepuk pundaknya untuk memcoba menenangkan.
"Lo tenang aja, kita ada buat lo bro." sambung Reza yang ikut menenangkan Aska.
..."Aku akan perjuangin kamu bel," batin Aska....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
listiSabran
like mendarat☺️💕nyicil baca nya .
2020-12-08
0
Queentiva
Lanjut up thor makin seru
2020-11-14
0