"Bun, kapan ayah datang?" tanya Bella pada bundanya yang sedang membaca koran.
"Masih di jalan Bel, " melanjutkan membacanya.
Bella beranjak dari tempat tidurnya, melangkah mendekati jendela ruangannya untuk meliha sekeliling luar rumah sakit.
..."Emang ngga enak kalau sakit, susah diri sendiri juga orang lain." gumam Bella...
Bella memandang parkiran mobil siapa tahu melihat mobil ayah yang sudah terparkir, matanya mencari kekanan dan ke kiri. Tiba-tiba pandangan Bella tertuju pada gadis berambut sebahu, Bella mengenalnya.
..."Bianca? Ngapain dia disini?" batin Bella....
Bella menatap kepergian Bianca penuh tanda tanya. Ia takut jika Bianca akan berbuat hal buruk lagi padanya. Bella masih dengan lamunan sampai Aska datang Bella pun tidak tahu.
"Bella?" Aska menepuk bahu Bella.
"Eh, " kaget Bella
"Kamu nglamun Bel?" tanya Aska yang melihat Bella terkejut.
"Ngga kok ngga" bohongnya.
"Ayo pulang, bunda aja udah ke perkiran" kata Aska.
"Eh kok udah ngga ada bunda" melihat sekeliling mencari keberadaan bundanya.
"Udah ayo pulang, " ucap Aska.
Bella mengangguk, meninggalkan ruang rawat inapnya.
Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah di rumah Bella. Bu Titi membukakan pintu, lalu membawa barang masuk kedalam rumah.
***
Bella menyenderkan bahunya pada kepala ranjang.
"Bunda kebawah dulu, kalian ngobrol-ngobrol aja." ucap bunda berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah pintu kamar tertutup kembali, Aska memulai percakapan agar suasana tidak hening.
"Bel?" tanya Aska.
"Kenapa?" jawab Bella yang masih memandang layar ponselnya.
"Bella?" tanya Aska lagi.
"Kenapa?" masih menatap layar ponselnya.
"Bella pacarnya Aska?"
"Iya, kenapa?" jawab Bella mengalihkan pandangannya ke arah Aska yang duduk di pinggir ranjang.
"Kamu tahu kesalahan kamu kenapa aku memanggil kamu terus. " ucap Aska, lalu Bella menggeleng menatap Aska penuh tanya.
"Karena kamu ngga menatapku, yang benar itu siapapun yang lagi ngomong sama kita harusnya itu pandangannya tertuju pada yang sedang bicara," ucap Aska menjelaskan.
"Maaf, " lirih Bella
Aska duduk lebih dekat dengan Bella, mengusap pucuk kepala memberikan kenyamanan gadis itu. Ia menatap Aska, begitu juga Aska. Mata mereka bertemu, tangan Aska mulai menyentuh pipi Bella mengusapnya lembut. Detak jantung Bella terdengar begitu kencang, ia menelan salifanya karena gugup.
Aska semakin mendekat, mendekat, dan mendekat. Jarak mereka hanya sekitar 10cm, Aska mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Bella, lalu terdengar ketukan pintu. Reflek Bella mendorong tubuh Aska, dia pun tersungkur di lantai.
"Aduh" rintihan Aska.
Suara Aska membuat bunda Bella segera membuka pintu.
"Aska kamu kenapa? " tanya bunda Bella panik yang melihat Aska tersungkur di lantai.
"Eh tante, Aska ngga papa" beranjak berdiri.
"tadi Aska mau.." belum sempat Aska melanjutkan bicaranya sudah di potong Bella.
"Tadi ada nyamuk Bun di punggung Aska, jadi Bella mau mukul Aska mundur eh dia jatuh." bohong Bella.
"Aska maafkan anak Tante yang ngga sopan," ucap bunda Bella.
"Ngga papa Tante, kan niat Bella baik" ucap Aska melirik Bella yang terlihat salah tingkah.
"Ya udah lanjut aja ngobrolnya, Tante mau ke kamar Raka." ucap Ratih.
Bella menghela nafasnya kasar setelah kepergian bundanya. Aska yang melihat itu tersenyum penuh arti.
..."Gimana jadinya kalau Bella ngga denger langkah kaki bunda pasti kita udah, ah.. buang pikiran kotor mu jauh-jauh." batin Aska...
"Kamu bolos?" tanya Bella.
"Iya"
"Kenapa?" tanya Bella lagi.
"Ngga papa" ucap Aska.
"Seharusnya jangan bolos sekolah itu ngga baik."
"Ngga baik lagi kalau bohong, "ucap Aska ketus.
"Maksud kamu apa?" tanya Bella heran.
"Ngga papa, aku pulang dulu kamu istirahat." beranjak meninggalkan Bella.
..."Maksud Aska apa? Dia tahu kalau aku sedang bohong padanya atau Raya kasih tahu semua?" gumam Bella....
***
Aska merebahkan tubuhnya di atas ranjang, mencerna semua yang tadi dia katakan pada Bella. Semenjak hari itu Aska melihat Bianca di dekat kamar Bella membuat ia berfikir bahwa Bianca pelakunya.
..."Ah sial! kalau benar itu Bianca gua ngga akan tinggal diam." batin Aska....
"Eh bro enak ya bolos, " ucap Adi yang baru masuk kedalam kamar Aska.
"Ngagetin aja lo, " ucap Aska.
"Ya elah pangeran kodok nglamun terus bawaannya." ucap Reza yang mumbuat tawa mereka semua.
"Pangeran kodok mana putrinya?" tanya Adi meledek.
"Lagi tidur, butuh ciuman biar bangun." kata Reza membuat merek kembali tertawa.
"Sialan." ucap Aska tak terima.
"Gitu aja ngambek, " sela Adi.
"Main game yuk?" ajak Reza.
"Lo berdua aja gua lagi males" ucap Aska menolak.
"Tumben ngga semangat, kan habis ketemu Bella tadi, "kata Reza.
"Berantem?" sambung Adi.
"Bukan itu gua mikirin yang lain."
"Mikir tentang Bianca? Lo Khawatir kalau dia yang lakuin ini semua?" ucap Reza.
"Lo kok tau?" tanya Aska heran.
"Waktu di rumah sakit gua liat Bianca dia dari arah kamar Bella, gua masih ngga peduli ya fikiran gua dia ke sana mau jenguk saudara atau berobat atau yang lainnya. Hari berikutnya gua liat dia lagi jadi makin curiga. Eh gua lihat lo lagi ngeliatin Bianca pas di rumah sakit, " jelas Reza.
"Kok gua ngga lihat?" kata Adi.
"Gimana mau lihat, lo kan sibuk makan di ruang kamar Bella."
"Oh iya gua lupa" ujar Adi yang membuat Reza dan Aska memukul kepalanya.
"Sakit ****" kesal Adi sambil mengelus kepalanya.
"Bhahahahahaha" tawa Aska dan Reza.
Udah lebih dari satu jam Adi dan Reza main game sedangkan Aska memilih membaca buku.
"Gua capek main sama lo, kalah mulu" ucap Reza kesal.
"Ini juga salah lo, milihnya yang gua ngga bisa dasar curang." bela Adi tak mau kalah.
"Kalian tuh bikin pusing gua aja deh." kata Aska dengan nada sedikit tinggi.
"Sorry bro, " ucap Adi.
Aska melanjutkan membaca yang tadi sempat tertunda. Adi dan Reza memilih untuk makan cemilan juga minuman masih dengan perdebatan kecil tentang game tadi.
"Ah.." Aska mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa?" tanya Reza.
"Masih mikir soal Bianca." sambung Reza lagi.
"Gua ngga bisa tenang, gua tau siapa Bianca. Dia pasti akan melakukan berbagai cara agar keinginannya tercapai." kata Aska.
"Gimana kalau kita cari tahu, " kata Adi yang masih terus mengunyah makanan di mulutnya.
"Telan dulu, baru lo ngomong." ucap Reza tak suka.
"Jadi kita cari tahu siapa yang udah ngunci Bella di gudang, " lanjut Adi setelah menelan makanannya.
"Caranya gimana?" tanya Reza.
Adi menyuruh Aska dan Reza mendekat lalu membisikkan cara yang bisa di gunakan. Aska dan Reza mendengarkan perkataan Adi dari awal hingga akhir.
"Jadi gitu caranya." ucap Adi
"Oke gua setuju" kata Aska
"Jadi kita melakukannya kapan?" tanya Reza.
"Lebih cepat lebih baik, udah ngga mau nunggu lama gua." kata Aska.
"Oke bro." jawab Reza dan Adi bersama.
..."Kalau benar ini berbuatan Bianca, gua ngga akan pernah maafin dia." batin Aska....
Jangan lupa like, comen, dan vote🤗
Dukungan dari kalian yang buat author semakin semangat😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Ahmad Suharno
menarik sekali kisahnya,mgkin diambil dari kisah sendiri yah thor?
2021-01-07
1
Queentiva
Seru nih, up thorr..
2020-11-14
0
Efa Mujiati
ditunggu crita selanjutnya thor..
2020-11-13
0