Pagi ini hujan turun begitu derasnya, Bella tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Rintik-rintik hujan semakin terdengar jelas. Ia dengan malas turun dari ranjang berniat untuk mandi, selesai mandi Bella mengenakan seragamnya, mengepang rambut panjangnya tak lupa kacamata besarnya. Dilihatnya jam dari ponselnya, waktu menunjukkan pukul 06.25 ia kemudian menuruni tangga, melihat kakak dan bundanya sudah ada di meja makan.
"Pagi bunda, kak Raka?" sapa Bella ceria.
"Pagi Bella." jawab bunda dan Raka bersama.
"Ayah mana Bun?" tanya Bella yang tidak mendapati sosok ayahnya.
"Ayah sudah berangkat sayang ada kerjaan mendadak." ucap Ratih sambil mengoles rotinya.
"Oh. Kalau kakak hari ini acaranya kemana?' tanya Bella pada Raka.
"Mau jalan ke Mall nanti sama Vita." jawab Raka.
"Bella ikut kak? Yah?" rengeknya pada Raka.
"Ngga, hari ini kan sekolah kamu." ucap Raka menolak.
"Oh iya kak Bella lupa, " menepuk jidatnya sendiri.
Bella melirik ponselnya, dibukanya pesan dari Aska. Hari ini ia akan berangkat dengan Aska yang sudah mendapat persetujuan dari bunda dan ayah.
Aska
Aku udah di depan
^^^Anda^^^
^^^Oke, aku ke depan^^^
Bella berpamitan kepada bunda dan Raka. Tampak mobil itu sudah berada di halaman rumahnya, lalu ia membuka payungnya berjalan memasuki mobil.
"Pagi Bel." sapa Aska manis.
"Pagi Aska." ucap Bella.
Lalu Aska melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hujan masih juga turun, jalanan terlihat sepi.
Bella menatap ponselnya terlihat ada pesan dari Bianca. Iabmerasa ragu untuk membukanya namun karena penasaran akhirnya di buka pesan itu.
Bianca
Sudah gua peringatkan cewek cupu jauhi Aska, pergi jauh dari Aska atau lo akan tahu akibatnya.
^^^Anda^^^
^^^Kenapa gua harus jauhin Aska, dia pacar gua sekaran. Kamu tidak ada hak untuk melarangku.^^^
Bianca
Oh, jadi lo ngga mau nurut apa yang gua suruh. Tunggu Bel, lo akan menyesal setelah ini.
Bella mematikan layar ponselnya, terlihat mukanya cemas juga takut. Bianca mengancam, ia bingung harus berbuat apa pada situasi sekarang.
"Kenapa Bel?" tanya Aska membuat Bella terkejut.
"Ngga papa Aska." jawab Bella mengatur nafasnya untuk tetap tenang.
"Kamu kenapa setelah membalas pesan kamu terlihat cemas, pesan dari siapa?" tanya Aska khawatir.
"Ngga papa, ini dari bunda nyuruh kamu hati-hati bawa mobilnya." bohong Bella.
"Oh, dari bunda. Salam ya Bel buat bunda sama kak Raka." ucap Aska.
Bella hanya mengangguk, masih dengan mengatur nafasnya. Ia tidak ada niat untuk memberitahu Aska, tidak mau Aska khawatir. Akhirnya mereka sampai di sekolah, sebelum Aska kekelasnya terlebih dahulu mengantar Bella.
"Udah sana masuk." pinta Aska.
"Aku masuk dulu ya, selamat belajar." ucap Bella memasuki kelasnya.
Aska hanya tersenyum, meninggalkan kelas Bella lalu
menuju kelasnya.
***
Jam terakhir pembelajaran, Bella merasa mengantuk akhirnya meminta izin ke toilet. Setelah mendapat izin dia berjalan melewati kelas Aska juga kelas Bianca. Tanpa di sadari Bella, Bianca yang kelasnya sedang tidak ada guru memanfaatkan keadaan untuk memberi pelajaran pada Bella. Menyuruh Meli melakukan aksinya untuk membawa Bella ke gudang.
..."Hari ini full aku sangat lelah, pokoknya nanti sampai rumah aku mau langsung tidur" gumam Bella....
Meli masuk kedalam toilet dilihatnya, tampak Bella sedang mencuci tangannya, kemudian Meli memberanikan diri mendekati Bella. Kalau bukan Bianca yang menyuruhnya mungkin dia tidak mau.
"Lo Bella kan? " tanya Meli
"Ada apa?" Bella tampak heran karena tidak mengenalnya.
"Lo di tunggu Aska di depan gudang, katanya mau ada yang di omongin." bohong Meli.
"Kenapa Aska ngga ngirim pesan dulu?" Bella tampak belum percaya dengan kata-kata Meli.
"Ponselnya mati, gua kan satu kelas sama Aska. Udah sana temui, nanti di kiri gua ngga menyampaikan amanah."
"Oke, makasih ya." kata Bella berlalu pergi meninggalkan Meli.
..."Yes, berhasil. Ternyata tidak semudah itu membohongi cewek cupu bernama Bella. Gua harus kasih tau Bianca kalau Bella mau kesitu biar siap-siap." batin Meli....
Bella percaya dengan perkataan Meli, tanpa berfikir panjang ia langsung menuju gudang untuk menemui Aska. Beberapa langkah ia sudah sampai di depan gudang, tidak ada siapapun di sana.
..."Loh ngga ada Aska, hem. Mungkin dia lagi kesini, tadi kan kelasnya masih ada guru" batin Bella....
Tiba-tiba ada yang memegang kedua tangannya, menariknya untuk memasuki gudang. Bella tampak terkejut juga merasakan sakit di pergelangan tangannya karena dipegang dengan paksa.
"Bianca kamu apa-apaan?" ucap Bella panik.
Meli dan Hani masih memegang kedua tangan Bella.
"Kan gua udah bilang jauhin Aska." nada suara Bianca mulai tinggi.
Tidak akan ada yang mendengar mereka karena jarang ada yang ke gudang. Gudang yang letaknya di paling belakang pojok dekat kantin namun tidak terlihat dari kantin.
"Tolong lepaskan gua." ucap Bella yang sudah mulai meneteskan air mata.
"Gua sebelumnya udah peringatan Lo buat jauhin Aska tapi apa? Lo masih dekat sama dia." ucap Bianca, mencengkram dagu Bella dengan satu tangan, dia hanya bisa menangis.
"Biarkan dia duduk lalu ikat tangannya dan kakinya. Jangan terlalu kuat, gua ngga mau buat dia terluka nanti gua yang kena masalah. " kata Bianca menyuruh pada Meli dan Hani untuk mengikat tangan Bella.
"Jangan Bi, tolong maafkan gua." mohon Bella masih terus tangis.
"Ini akibatnya kalau lo menentang Bianca. Jauh-jauh dari Aska dan gua akan lebih baik sala lo" mata Bianca menatap tajam Bella.
Bella masih menangis, terus menangis hanya itu yang bisa ia lakukan. Tangannya mulai merasakan sakit terlebih di pergelangan tangan yang di ikat.
"Gue peringatkan lagi, lo jauhin Aska atau lo bakal terima yang lebih dari ini. Kalau gua udah punya keinginan untuk harus gua dapatkan termasuk Aska." kata Bianca pemperingatkan Bella lagi.
"Cabut gaes." ucap Bianca pada kedua temannya.
Bianca dan kedua temannya melangkah pergi meninggalkan gudang sebelum ada yang melihat mereka.
"Bi tolong lepaskan gua, " rintih Bella.
Bianca tidak menghiraukan ucapan Bella, mengunci gudang dan kembali ke kelasnya.
***
Sudah lebih dari 30 menit Bella meninggalkan kelas. Raya mulai panik, ingin keluar tetapi 20 menit lagi kelas selesai.
..."Bella belum kembali juga, ada apa kok aku panik? Eh mungkin lagi pup, kan tadi dia makan bakso pedas" gumam Raya....
Kelas akhirnya selesai, Bella belum kembali juga. Raya semakin panik, mengambil ponselnya berniat menghubungi Bella. Setelah beberapa kali menghubungi Bella sama sekali Bella tidak menjawab panggilan itu pesanpun tidak di balas. Raya semakin panik, merapikan buku Bella lalu pergi menemui Aska.
"Aska?" panggil Raya dari kejauhan.
"Kenapa? Kok panik gitu. " kata Aska.
Raya mengatur nafasnya, menenangkan diri untuk mulai berkata pada semuanya.
"Bella belum kembali juga, "
"Maksudnya gimana?" tanya Aska yang kurang paham dengan perkataan Raya.
"Bella izin ke toilet, tapi samapai sekarang belum kembali. Udah gua telfon sama kirim pesan sama sekali ngga ada respon" jelas Raya. Aska mulai panik terlihat dari raut wajahnya.
"Kenapa? Kok panik gitu kalian?" tanya Reza yang baru keluar kelas.
"Bella ngga tau kemana, di hubungi ngga ada respon dia izinnya mau ke toilet." jelas Raya.
Aska mengatur nafasnya, pikirannya sudah kemana-mana khawatir dengan keadaan Bella.
"Cari di toilet" ucap Adi.
"Oh iya lupa, gua ke toilet dulu, " Raya beranjak pergi ke toilet di ikuti mereka bertiga.
Raya masuk ke dalam toilet mencari keberadaan Bella namun tidak ada di sana.
"Ngga ada." ucap Raya keluar dari toilet.
Mereka mulai panik, dari kejauhan Bianca mengamati mereka semua, tersenyum puas lalu beranjak pergi menaiki mobilnya.
"Gua panik Za, "ucap Aska pelan.
"Sabar dulu bro, kita akan cari Bella sampai ketemu." ucap Reza menenangkan Aska yang masih panik.
..."Bel, kamu dimana? Jangan bikin aku takut, nanti apa kata ayah dan bunda juga kak Raka" batin Aska....
"Kita cari di seluruh sekolah, " kata Raya.
"Oke, kita berpencar. Raya kearah kantin, Adi ke arah perpustakaan, dan lo Aska ke lantai 2, gua ke lantai 3 nanti kalau Bella belum ketemu juga kita ngumpul depan ruang musik." ucap Reza.
Mereka semua mulai berpencar sesuai yang dikata Reza, semua panik mencari keberadaan Bella. Sudah sekitar 30 menit mereka mencari Bella namun tidak ketemu juga. Semua berdiri di depan ruang musik dengan raut wajah yang masih panik.
"Cari Bella di mana lagi?" tanya Raya.
"Gua khawatir banget sama Bella." kata Aska sambil mengusap keringatnya.
"Lebih baik lo kasih kabar orang tua Bella." ucap Adi pada Aska.
"Gila lo yah, bisa panik bunda tahu Bella hilang." kata Aska dengan nada sedikit marah.
"Bukan begitu maksud gua, lo kasih tahu orang tua Bella kalau pulang telat mau ada tugas atau kita ngumpul gitu, bohong lah. Kita terus cari Bella, kalau belum ketemu juga kita laporkan polisi biar nanti polis yang kasih tahu orang tua Bella." jelas Adi.
"Benar kata Adi, " ucap Raya.
Aska paham dengan ucapan Adi, mengambil ponselnya mengirim pesan kepada orang tua Bella. Hari semakin petang, waktu menunjukkan pukul 06.30 Bella masih belum ketemu juga.
"Gimana ini?" panik Raya.
"Lo semua udah cari dengan benar kan?" tanya Aska yang sama paniknya dengan Raya.
"Udah bro, semua udah dicari" jawab Reza.
"Gua khawatir kalau Bella ngga ketemu juga," kata Aska, raut wajah lusuh juga sedih.
Mereka semua duduk masih di depan ruang musik. Waktu menunjukkan pukul 19.00, tiba-tiba datang penjaga sekolah.
"Kenapa masih di sini?" tanya pak Burhan.
"Biasa pak, kan udah kelas 3 habis belajar di perpus." bohong Reza.
"Oh kalian kelas 3, bagus belajar yang rajin biar jadi orang." ucap pak Adi, melangkah pergi untuk mengecek keadaan sekolah.
Bella sudah lemas, tenaganya sudah terkuras berusaha melepas ikatan juga berteriak minta bantuan. Gudang yang gelap membuat Bella sangat ketakutan, masih berusaha dengan teriak.
"Apa ada yang menculik Bella?" Raya memulai percakapan setelah keheningan cukup lama.
"Aduh gua makin panik, " kata Aska sambil mondar mandir.
"Apa ada yang ngerjain Bella? Tapi kalau di culik pasti penculiknya udah menghubungi orang tua Bella." ucap Adi menduga-duga.
"Betul juga, apa selama ini ada yang mengancam Bella? Apa Bella punya musuh atau ada yang ngga suka sama Bella?" tanya Aska pada Raya, karena Raya teman paling dekatnya. Raya diam, ragu untuk menjawab pertanyaan Aska.
..."Gimana yah? Aku sudah janji sama Bella untuk merahasiakan kalau Bianca mengancamnya." batin Raya....
"Eh malah ngelamun, "ucap Reza.
"Soal itu gua kurang tahu, Bella ngga cerita akhir-akhir ini kalau ada masalah jadi gua ngga tahu soal itu." ucap Raya bohong.
"Atap, sudah ada yang cari kesana?" tanya Adi.
"Gua udah kesana, " jawab Reza.
"Kalau gudang?"
"Ya pasti udah di cari sama Raya kan dekat dengan kantin." ucap Reza.
"Aku ngga ke gudang, soalnya takut." lirih Raya.
"Sial!" kesal Aska lalu lari menuju gudang.
..."Bel, semoga kamu ada di sana. Aku sungguh menghawatirkan kamu, aku takut kamu kenapa-kenapa." batin Aska....
Jangan lupa like, comen, dan vote 😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nurmaulidiawati
Hai kakak author aku mampir
semangat yaa 💪
jangan lupa mampir kembali 🙏
2020-11-12
1
Fifa
gemes ceritanya,
gk mau digantunginn, harus cepet lanjut
2020-11-12
0
Mr. Anjay
lanjut thorr, makin seru💪
2020-11-12
0