Aska memasuki toko roti di ikuti Bella, ia melihat beberapa roti yang terpajang di lemari kaca toko. Pandangannya tertuju pada salah satu roti yang menurutnya pantas dikasih ke orang tua Bella. Setelah memilih akhirnya ia membeli kue brownies coklat, kue ini kesukaan bunda Bella. Ia diberitahu bahwa bundanya suka brownies coklat, sering membuatnya bersama saat libur sekolah.
Bella hanya tersenyum melihat Aska yang terlihat benar-benar gugup. Kemudian Aska melajukan mobilnya meninggalkan area toko. Perjalanan sekitar 30 dari toko roti ke rumah Bella. Sesampainya dihalaman rumah Bella, ia turun dengan perasaan yang sangat luar biasa gugupnya.
"Kamu yakin? Atau kita pergi saja" ucap Bella sebelum mereka turun.
"Yakin dong, aku harus berani. Kalau aku menghindar kakak kamu dan keluargamu semakin tidak sudah denganku" kata Aska sambil mengatur nafasnya keluar dari dalam mobil.
Aska melangkah di belakang Bella, perasaanya masih campur aduk. Terlebih ini pertama kalinya Aska bertemu secara langsung dengan keluarga Bella.
"Assalamualaikum Bun, Bella pulang.." ucapnya dari luar pintu.
Bella sangat terkejut ketika melihat yang membukakan pintu bukan bundanya melainkan ayahnya.
"Ayah? Ayah kapan pulang?" tanya Bella seraya memeluk ayahnya.
Aska menganggukan kepala saat ayah Bella menatapnya. Mereka masuk ke dalam rumah, Bella menyuruh Aska menunggu di ruang keluarga. Lalu ia menaiki tangga untuk ke kamarnya. Sedangkan Aska masih dengan perasaan campur aduk, takut jika nantinya membuat kesalahan. Terlebih jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari ayah Bella.
..."Gua kok gugup banget yah? Gimana kalau gua ngelakuin kesalahan, mana ini pertemuan pertama kali harus kasih kesan yang bagus dong. Aduh nanti harus ngomong apa lagi, mana tadi ngga cari dulu harus ngomong apa di internet. Ayah Bella galak ngga yah? Kalau kakaknya lumayan tegas" batin Aska....
Aska terkejut lalu berdiri, wajahnya tampak tegang. Lalu memberanikan diri untuk mencium punggung tanggan bunda Bella.
"Nak Aska?" tanya bunda Bella.
"Iya tante, saya Aska." ucapnya sopan mencium tangan bunda lalu memberikan kue tersebut.
"Tidak usah repot-repot nak Aska, tante senang kamu bisa main kesini." menerima kue dari Aska.
"Iya tante, terimakasih." balas Aska.
"Kamu gugup?" tanya bunda Bella.
"Sedikit tante, tapi masih bisa di atasi." kata Aska jujur.
Bunda Bella tersenyum melihat pacar putrinya itu terlihat tegang dan gugup. Lalu ia menyuruh Aska minum, sambil menunggu ayah dan Raka turun.
"Bel, temani Aska. Bunda mau panggil ayah dan Raka." ucapnya pada Bella ketika baru datang.
Bella hanya mengangguk lalu duduk di samping Aska, mencoba menenangkannya yang tampak gelisah.
"Aku harus bilang apa Bel? " tanya Aska.
"Jawab semua yang mereka katakan."
"Bagaimana jika ucapku salah? Atau membuat ayah kamu tersinggung? Aku harus bagaimana bel?" tanya Aska gugup.
"Tenang Aska, semua akan baik-baik saja. Kita jujur pada mereka semua." ucap Bella meyakinkan Aska.
Aska mengangguk, beberapa saat kemudian mereka semua datang, lalu duduk begitu juga Aska yang melihat kedatangan mereka berdiri kemudia setelah mereka duduk ia baru ikut duduk.
Tidak ada percakapan diantara mereka semua, hanya diam. Aska terlihat menelan ludahnya, mengatur pola nafasnya agar tetap tenang.
"Siapa nama kamu?" tanya Husen dingin.
"Saya, Aska Renanda Wijaya om." jawab Aska.
"Ada hubungan apa kamu dengan putri kesayangan saya?" tanya Husen lagi.
"Sebelumnya saya minta maaf karena sudah lancang menjadikan Bella pacar saya tanpa meminta izin om, tante, juga kak Raka." ucap Aska sambil terus mengatur nafasnya.
"Kamu tahu kesalahan kamu apa?" ucap Husen dengan nada sedikit tinggi, Aska menggeleng.
Bella terkejut mendengar perkataan ayahnya dengan nada sedikit tinggi. Setelah sekian lama baru kali ini lagi ia mendengar ayah bicara menggunakan nada tinggi
"Ayah kenapa marah pada Aska, Bella yang salah yah." ucap Bella sedih.
"Ayah bertanya pada Aska bukan kamu Bella" bentak Husen.
Bella meneteskan air matanya, sedih karena ayah membentaknya. Aska yang melihatnya menangis, tanpa menghiraukan sekeliling mencoba mengucap air mata itu. Husen yang melihat adegan tersebut terkejut, beraninya anak gadisnya diperlakukan lembut di depan mata kepalanya sendiri
"Nikahi anak saya?" ucap Husen.
Semuanya terkejut begitu juga Bella dan Aska. Menikah? Padahal meraka masih SMA, mana boleh kalau menikah. Status yang masih pelajar tidak boleh menikah, kalaupun menikah pasti akan langsung dikeluarkan dari sekolah.
Bella begitu heran dengan fikiran ayahnya. Mana mungkin pernikahan akan terjadi pada mereka dengan status pelajar. Yang ada Raka seharusnya yang sudah boleh menikah.
"Ayah menyuruh Bella melangkahi aku?" ucap Raka kesal. Husen tertawa begitu juga dengan Ratih bunda Bella.
"Maksud ayah nanti setelah kamu menikah terlebih dahulu."
"Untung saja, Bella kan masih SMA yah Aska juga belum bekerja mau di kasih makan apa anak mereka nanti." jelas Raka.
"Bunda masih ingin bersama Bella, biarkan Raka menikah terlebih dahulu" ucap Ratih sedih.
"Iya aku tau itu." sambil memeluk istrinya.
Mereka berdua terdiam, masih bingung dengan ucapan Husen yang menyuruh mereka menikah. Bagaimana pernikahan bisa terlintas dalam benak Husen. Mereka pun belum memikirkan sampai arah situ.
..."Maksud ayah apa? Ngebolehin aku sama Aska. Jauh banget fikiran ayah main ngomong nikah-nikah aja. Hem" batin Bella....
"Kalau boleh tau kenapa om menyuruh saya menikahi Bella? Apa alasannya?" tanya memulai percakapan lagi.
"Karna om percaya, kamu bisa membuat Bella bahagia. Terlihat dari cara kamu memperlakukan Bella, bahkan kamu mengusap air matanya dihadapan kami. Kenapa kamu seberani itu?"
"Karena saya tidak ingin orang yang saya sayang menangis apa lagi sampai disakiti. Wanita harus dilindungi bukan disakiti, bahkan sampai di lukai." ucap Aska tanpa keraguan.
Semua terdiam mendengar kata-kata Aska, masih SMA namun ucapannya seperti orang dewasa. Kata-kata itu sungguh membuah Husen terkejut. Anak gadisnya yang berpenampilan biasa saja bisa disukai oleh seorang laki-laki yang begitu tampan.
Mana ada cowok yang mau berpacaran dengan anaknya yang tidak bisa dandan, penampilannya juga jauh dari anak perempuan diluar sana.
"Apa kamu tulus terhadap Bella?" tanya Ratih.
"Kenapa saya harus mencari yang sempurna jika yang sederhana bisa buat saya nyaman dan bahagia" kata Aska.
Bella tersenyum mendengar kata-kata Aska begitu juga Ratih. Mereka semua tersenyum, Aska sempurna membuat kesan baik dihadapan keluarga Bella.
..."Sungguh di dugaan, dia berani berkata seperti itu. Usianya 19 tahun tapi kata-kata dewasa. Aku akan mengawasi putri semata wayang ku agar dia tidak salah pilih nantinya" batin Husen....
"Kita akhiri pembicaraan ini, saya mengizinkan kamu menjalin hubungan dengan anak saya" ucap Husen.
"Kakak mengizinkan Bel, tetapi harus selalu ingat pesan kami." kata Raka lalu tersenyum.
"Bunda juga mengizinkan sayang, asal kamu dan Aska tidak melewati batas." ucap Ratih, mendekati Bella lalu memeluknya di sambut Bella dengan senang hati.
Setelah pertemuan itu selesai, mereka lalu pergi ke tanam komplek. Menikmati pemandangan sore yang cukup cerah. Matahari yang sebentar lagi akan terbenam membawa sinar jangan di suana sore yang cerah.
Terlihat ada beberapa orang yang sedang duduk sama seperti mereka. Menikmati suasana yang sore yang hangat. Bella sesekali menatap Aska, senyum terukir di wajahnya. Hari ini sungguh hari yang sangat bahagia bagi mereka.
"Bagaimana dengan Bianca?" tanya Bella membuka percakapan.
"Dia masa laluku Bel, dan kamu aku perjuangkan untuk menjadi masa depanku" kata Aska, menggenggam tangan Bella lembut.
"Kamu belum tahu semua tentangku Aska, kamu juga akan malu mempunyai pacar gadis cupu" ucap Bella merendah.
"Bel, aku ngga masalah penampilanmu. Aku selama ini nyaman, tapi maaf aku belum tau tentang perasaanku sama kamu, tapi kamu tenang saja aku akan meyakinkan hatiku" ucanya lembut, manarik Bella kedalam pelukannya.
Bella tersenyum, merasakan kenyamanan berada dalam pelukan Aska. Baru pertama kali ia merasakan kenyamanan terhadap orang baru yang sangat mempercayai dia.
..."Aku bukan cewek baik Aska, dulu sebelum pindah ke sini aku kerja di tempat hiburan malam tanpa sepengetahuan orang tuaku. Penampilanku hanya topeng, untuk menutupi keburukan ku juga perintah bunda." gumam Bella....
Jangan lupa like, comen, dan vote😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Bella
baguss thorr ceritanya, semangattt
2021-07-16
0
Supriyatin Atin
jujur memang sakit
2021-01-07
0