Bella terbangun dari tidurnya, dilihatnya ada cahaya masuk dari celah korden yang terbuka. Ia beranjak lalu membuka korden jendela kamar. Dibukanya jendela, udara masuk menyapa kulit putihnya memberi nuansa dingin. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggos gigi.
Pagi ini ia ada janji dengan Aska untuk bersepeda. Terlihat jam dinding menunjukkan pukul enam, ia lalu menuruni anak tangga menyapa bundanya yang sedang memasak di dapur.
"Pagi bunda?" sapa Bella.
"Pagi sayang, kamu mau kemana?" tanya bundanya.
"Mau pergi bersepeda."
"Sama siapa sayang?" tanya bunda lagi.
"Banyak Bun, ada Raya juga kok."
Bundanya hanya mengangguk, sebelum Bella benar-benar pergi ia membantu bundanya terlebih dalu. Memotong beberapa sayuran, dan mencuci ikan.
Hari ini Ratih akan masak tumis sayur brokoli juga wordel dan menggoreng ikan nila. Setelah Bella memotong sayuran lalu ia membelah ikan nila besar itu jadi dua bagian. Mengoleskan bumbu halus yang telah di haluskan lalu di diamkan beberapa saat agar bumbu itu meresap. Terlihat Raka datang menghampiri mereka.
"Pagi semua?" sapa Raka tiba-tiba.
"Pagi sayang, tumben udah bangun?" tanya bunda.
"Kepingin olahraga Bun." jawab Raka.
"Kebetulan, adik kamu mau bersepeda ikut aja." ucap bunda memberi tahu.
Bella terkejut, ia akan bersepeda dengan teman-temannya dan Aska. Kalau kakaknya ikut semua bisa ketahuan. Selama ini ia belum memberitahu keluarga jika sudah berpacaran. Jika keluarga tahu pasti tidak mengizinkannya.
Bella mencoba berfikir, untuk menolak kakaknya dengan cara yang halus agar tidak curiga.
"Ngga bun, aku kan sama teman-teman masa kak Raka ikut." jawab Bella menolak. Wajah Bella terlihat cemas, ia takut kakaknya tau tentang Aska.
"Bagus dong sekalian kamu kenalkan kakak sama temen kamu."
"Mana bisa gitu kak Raka. Pokoknya kak Raka ngga boleh ikut titik." ucap Bella tegas.
"Udah ngga usah ribut, nanti Raka biarin bersepeda sendiri. Ya kan Raka?"
"Hem, iya Bun. " jawab Raka.
Raka semakin curiga, melihat tingkah Bella yang merasa cemas. Ditambah lagi ia melihat Bella diantar cowok. Betapa ia tidak khawatir, semua perasaan negatif pasti akan selalu muncul dalam benaknya terlebih dengan apa yang pernah Dinda alami di masa lalu.
ia tidak ingin mengecewakan orang tua angkatnya yang sudah memberikan kasih sayang yang luar biasa. Pesan bundanya adalah menjaga adiknya yaitu Bella. Bagaimana mungkin Raka akan menolak perintah bundanya itu. Sebagai kakak yang baik pasti akan selalu melindungi dan menjaga adiknya.
..."Harus di ikutin nih adik gua, biar semua jelas" batin Raka....
Raka duduk di ruang keluarga menyalakan televisi menonton berita. Bella sudah selesai membantu bundanya, di lihatnya layar ponsel ada pesan dari Aska, ia langsung membukanya.
Aska
Bella, gua udah di lapangan komplek rumah kamu.
^^^Anda^^^
^^^Oke, gua kesana.^^^
Bella mematikan layar ponselnya, berpamitan pada bunda dan kakaknya. Menjauh dari dapur melangkah pergi, menuntun sepedanya sampai depan gerbang rumahnya lalu menaiki sepedanya mengayuh dengan kecepatan sedang kearah tempat Aska berada.
"Mau kemana kamu Raka?" tanya bunda melihat Raka kelur dari rung kelurga mengarah keluar rumah.
"Bersepeda Bun, Raka pamit." ucapnya sambil melambaikan tangannya.
Raka mengayuh sepedanya berniat mengikuti adiknya, namun Raka tidak tahu tujuan adiknya pergi kemana. Terlintas di pikiran bahwa alun-alun yang biasa ramai, itulah tempat di mana biasanya kebanyakan orang akan bersepeda.
Di sisi lain Bella dan Aska mengayuh sepedanya beriringan berniat menemui Raya, Adi,dan Reza di alun-alun. sesampainya di alun-alun mereka mencari keberadaan ketiga temannya itu.
"Kemana mereka?" tanya Aska.
" Raya sudah berangkat setelah aku mengirim pesan".
"Eh, itu mereka." sambung Bella lalu melambaikan tangan pada mereka bertiga.
Mereka bertiga mendekat kearah Bella dan Aska. Setelah berkumpul semua, mereka memutuskan untuk berkeliling. Dikayuh sepeda masing-masing memutari alun-alun kota.
Suasana begitu ramai, banyak sekali yang bersepeda hari ini. Mereka terlihat senang bisa menikmati libur akhir Minggu bersama.
***
Sudah lebih 1 jam Bella dan teman-temanya bersepeda, mereka memutuskan untuk beristirahat. Bella meluruskan kakinya terasa sedikit pegal. Begitu juga dengan mereka kecuali Reza yang sedang membeli minuman.
Dari kejauhan terlihat Reza membawa satu kantong plastik berukuran sedang. Mendekati teman-temannya lalu memberikan satu persatu air minum.
"Ini Bel, " Aska menyodorkan menuman yang telah dibuka pada Bella
"Masih pagi udah pacaran aja." kesal Adi.
"Makanya cari pacar." kata Reza.
"Nyadar diri bro, lo aja ngga punya pacar." balas Adi tidak mau kalah.
Mereka semua tertawa, dengan tingkah konyol Reza dan Adi. Dari kejauhan Raka memperhatikan adiknya, begitu bahagia melihat adiknya mempunyai teman dan pacar.
..."Bella punya pacar? Sejak kapan? Sebenarnya boleh tapi aku sama bunda belum tahu seperti apa pacar Bella, sikap juga sifatnya. Harus di luruskan ini." batin Raka....
Raka mendekat kearah Bella yang masih asik bercanda dengan teman-temannya. Ia sangat terkejut dengan kehadiran Raka, lalu berdiri di ikuti teman-temanya.
"Bella pulang!" tegas Raka.
"Kak Raka kenapa bisa disini?" kata Bella dengan muka yang terlihat cemas.
"Siapa di sini yang pacarnya Bella?" ucap Raka dengan nada sedikit tinggi.
"Saya kak." ucap Aska.
"Besok kamu kerumah, aku tunggu. Bella ayo pulang." ajak Raka.
Mereka semua mematung begitu juga Aska. Jantungnya berdetak kencang merasa sedikit cemas dengan kedatangan Raka. Ia mengatur nafasnya, mencoba menenangkan diri. Kata-kata yang dilontarkan Raka memenuhi kepalanya. Entah apa yang akan terjadi pada Bella setelah Samapi dirumah.
Aska membayangkan jika Bella akan di marahi. Salahnya juga dari awal tidak meminta izin pada orang tua Bella. Karena bagi Aska meminta izin adalah hal yang harus dilakukan. Kalau bukan karena kejadian di kantin mungkin dia akan meminta izin.
"Itu kakanya Bella?" seru Reza membuyarkan lamunan Aska.
"Iya, kakak angkatnya Bella." ucap Raya.
"Aska Lo ngga papa?" tanya Adi.
"Gua ngga papa tanang aja, Reza lo pulang antar Raya. Gua pulang sama Adi" ucap Aska.
Aska dan Adi meninggalkan Raya juga Reza yang arahnya berbeda. Dalam perjalanan Aska masih teringat terus kata-kata kakak Bella, entah apa yang harus dikatakan ketika bertemu nantinya.
Pertemuan itu akan menjadi pertemuan yang pertama baginya. Ia terus memikirkan hal itu sampai sesekali hampir menabrak sepeda Adi. Ia hanya tersenyum kearah Adi, sedangkan Adi merasa begitu khawatir dengan sahabatnya itu.
..."Kenapa kakak Bella begitu khawatir? Ada apa sebenarnya, gua jadi penasaran. Apa karena gua ngga minta izin jadi marah. Ah bisa jadi, itu salah gua juga" gumam Aska....
***
Bella sampai di rumah dengan perasaan cemas, melangkah pergi menuju kamar tanpa menyapa bundanya di meja makan. Sesampai di kamar ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Masih dengan memikirkan kejadian di alun-alun.
Beberapa menit melepas lelah, ia lalu beranjak menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Setelah selesai ia memilih baju santai dan masuk ke ruang ganti. Fikiranya dengan mandi akan melupakan kejadian itu ternyata tidak, ia masih ingat betul.
" Kenapa Bella, pulang-pulang murung?" tanya bunda.
"Nanti Raka ceritakan sama bunda, Raka ambil minum dulu."
Setelah mengambil minum, Raka duduk di ruang tamu di ikuti bundanya. Ia menceritakan semuanya yang di lihat dan di dengar tentang Bella.
"Bunda jangan marah dulu, tenang dulu. Besok kita tanyakan pada Bella juga pacarnya, soalnya Raka tadi suruh cowok itu besok kerumah."
"Bunda sangat khawatir Raka."
"Bunda tenang, Bella sudah besar dia bisa jaga diri. Semakin kita melarangnya semakin dia seperti Dinda nantinya. Jadi jangan terlalu berlebihan menentangnya Bun. Bukan Raka tidak suka dengan cara bunda tapi ini hidup Bella, jangan sampai Bella nantinya jadi stress karna terlalu dilarang." ucap Raka panjang.
"Bunda terlalu khawatir, bunda takut dengan masa lalu. Bunda takut Bella seperti Dinda nantinya." ucap bundanya yang kemudia menangis di perlukan Raka.
"Bunda tenang saja, Raka akan selalu jaga Bella akan selalu mengawasi Bella. Bunda tenang semua akan baik-baik saja, percaya pada Raka Bun." ucap Raka meyakinkan bundanya.
"Bunda percaya kamu bisa jaga adikmu." ucap bunda mulai tenang.
Bella merebahkan tubuhnya di atas ranjang, membayangkan apa yang besok akan kakaknya lakukan. Pasti kakaknya sudah memberitahukan semua kejadian pagi ini dengan bunda. Ia masih tidak habis pikir Raka akan tahu jika ia dan teman-temannya berada di alun-alun.
Semakin lama difikirkan semakin membuat cemas. Bella teringat dengan Aska, setelah kejadian itu ia belum mengirim pesan pada Aska. Berniat ingin mengirim pesan, tiba-tiba terdengar ada notif masuk, Bella segera membukanya.
Aska
Bella kamu ngga papa?
^^^Anda^^^
^^^Iya gua ngga papa. Maafkan sikap kak Raka tidak sopan tadi.^^^
Aska
Kamu tidak perlu minta maaf, mulai sekarang panggilnya aku kamu, oke?
^^^Anda^^^
^^^Iya.^^^
^^^Besok kamu harus datang menemui bunda juga kakakku.^^^
Aska
Aku bukan cowok penakut Bel, aku pasti datang. Kamu harus dandan yang cantik buat menyambut kedatanganku.
^^^Anda^^^
^^^Aku percaya kamu.^^^
^^^Bukan saatnya untuk bercanda Aska.^^^
Aska
Maaf. Kamu tenang saja besok aku yang jelaskan. Sekarang kamu mandi, sarapan, lalu istirahat.
Bella mematikan ponselnya, beranjak dari tempat tidur lalu pergi kekamar mandi. Sekitar 30 menit membersihkan tubuhnya, keluar dari kamar mandi lalu mengeringkan rambutnya. Setelah dirasa rambutnya sudah kering Bella merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Jangan lupa like, comen, dan vote😄
Dukungan kalian yang membuat author semakin semangat🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Fahat Raheli
seru kak jangan kasih kendor😘
2021-01-07
0