Cuaca pagi ini sangat cerah, suara kicauan burung mulai terdengar nyaring ditelinga. Tampak dari balik jendela ditatapnya halaman rumah seperti sedang mengamati seseorang.
...“Kenapa Aska belum datang, ini sudah pukul 06.15 mungkin Aska terjebak macet.” batinnya....
Bella tampak sudah rapi dengan seragam sekolahnya, tidak lupa menata rambut panjangnya agar terlihat rapi. Menuruni anak tangga, setelah sampai di meja makan, di tarik kursi depannya lalu duduk.
“Pagi Bun..” ucap Bella singkat.
“Pagi sayang.”
“Bun, hari ini Bella tidak naik sepeda.” ucap Bella memberitahu.
“Kenapa?” tanya bundanya sambil mengambilkan nasi goreng untuk putrinya.
“Bella mau berangkat naik angkutan umum saja,” bohong Bella.
Bundanya hanya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. Terpaksa harus berbohong pada bundanya karena tidak mau bunda khawatir jika tahu ia berangkat dengan laki-laki yang baru dikenalnya, dia lalu menyantap nasi goreng buatan bundanya begitu juga dengan bunda. Dirumah Bella hanya ada dua orang, ayah Bella masih bertugas diluar kota belum bisa pulang sedangkan Raka kuliah dan harus kost.
Sekitar sepuluh menit Bella dan bundanya di ruang makan, tiba-tiba ada notif dari ponsel Bella, kemudian membuka ponselnya dan ternyata itu pesan dari Aska.
Aska
Gua udah di depan
^^^Anda^^^
^^^Ok, tunggu sebentar gua pamitan dulu sama bunda.^^^
Tidak ada balasan dari Aska, kemudian membereskan piring yang telah digunakan membewanya ke dapur, setelah itu berpamitan dengan bunda lalu tak lupa mencium pipi bundanya. Setelah itu melangkah pergi meninggalkan bunda diruang makan. Beberapa langkah saja ia sudah sampai dimana tempat Aska memarkirkan mobilnya. Dilihatnya Aska keluar dari mobil lalu membukakan pintu, setelah itu masuk ke dalam mobil disusul oleh Aska. Perlahan di nyalakan mesin mobil itu, melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Dalam perjalan tak sedikit kata yang keluar dari mulut Bella, diam, diam dan diam. Entah apa yang harus diucapkan pada Aska untuk memulai percakapan.
“Lo..” ucap Aska dan Bella bersamaaan.
“Lo dulu, kenapa?” Kata Bella.
“Sorry gua telat, tadi jalanan ramai jadi macet.” Ucap Aska menjelaskan keterlambatannya.
“Oke”
“Lo marah sama gua?” tanya Aska
“Kenapa gua harus marah sama lo, lagia kalau lo tidak bisa jemput gua gampang gua kan bisa naik sepeda.” Ujarnya heran seraya menatap Aska yang sedang fokus menyetir mobilnya.
“Oke, gua kira lo marah, hem..” jawab Aska dengan senyuman.
...“Ada apa dengannya sungguh membuatku binggung. Dia tersenyum padaku, untuk apa? Tapi senyumnya begitu manis. Apa manis? Sadar Bella apa yang lo ucapkan sadarlah.” Gumam Bella sambil menepuk dahinya....
Aska yang melihatnya tersenyum heran, apa yang di bayangkan gadis cupu itu sampai menepuk dahinya berulang kali.
Tidak terasa sampailah mereka di parkiran sekolah. Namanya juga sekolah anak orang kaya banyak mobil yang terparkir. Mereka turun dari mobil, banyak pasang mata yang melihat mereka termasuk Bianca.
“Gua antar sampai kelas lo.” Aska membuka percakapan.
“Gua bisa sendiri.” Ketus Bella.
“Tidak ada penolakan.” Balas Aska.
Bella terlihat kesal, selalu saja seperti itu memaksa, merasa risih banyak mata yang memandang mereka berdua. Fikiran Bella kemana-mana, teringat kejadian dikantin pasti semua menganggap Bella cewek murahan yang segampang itu baru masuk sekolah sudah langsung bisa mendapatkan Aska cowok tertampan di sekolahnya.
“Udah biarin mereka bilang apa, tidak usah difikirkan.” Kata Aska yang terlihat mengerti apa yang ada difikiran Bella.
...“Apa dia bisa baca fikiran orang? Hem mana mungkin ngaco kamu Bel.” Gumam Bella....
Tanpa disadari Bella, Aska melihat Bianca yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak suka. Terlintas muncul ide dikepala untuk membuat panas dan cemburu. Beberapa langkah, sampailah di depan kelas.
Aska mengusap puncak kepala Bella sebelum menyuruhnya untuk masuk. Ia berlalu pergi, pandananya tertuju pada Bianca yang sedang menatapnya tidak suka. Ia tidak menghiraukannya dan berlalu begitu saja melewati Bianca. Bella memasuki kelasnya dengan wajah yang memerah dan juga malu.
...“Apa yang dia lakukan tadi, mengusap kepalaku? Sungguh membuat malu.” batin Bella ....
Bella duduk di tempat duduknya, menundukkan kepalanya pada meja. Memikirkan sikap Aska yang semakin hari semakin bembuat jantungnya berdebar. Sikapnya yang manis semakin lama akan membuatnya Bella menaruh perasaan.
Raya yang mengetahu kedatangan sahabatnya itu berniat untuk menghampirinya. Sedari tadi dia hanya memperhatikan mereka dari dalam kelas.
“Bagaimana rasanya menjadi pacar Aska?” tanya Raya dengan senyum meledek.
“Sungguh aku sangat bersyukur, benar-benar bersyukur jika tidak bertemu dengannya.” Jawab Bella malas.
“Hahhahahahaha” Raya tertawa senang. Sedangkan Bella hanya diam dan tidak merespon.
***
Aska terlihat senyum-senyum sendiri tanpa menghiraukan sekeliling. Fikirannya tertuju pada Bella. Tiba-tiba datanglah Adi dan Reza menghampirinya.
“Pagi-pagi udah gila lo,” kata Reza seraya mendekati bangkunya lalu duduk.
“Lo bareng Bella tadi?” tanya Adi.
“Loh kok lo tahu kalau gua bareng Bella.” Aska tampak heran karena dia tidak memberi tahu sahabatnya kalau mau berangkat bareng Bella.
“Jelas lah, lo jahat banget. Bisa-bisanya lo berangkat sama Bella tanpa lo beritahu kita,” melirik Reza yang hanya dibalas dengan anggukan.
“Hahahhaha..”
Aska tertawa senang melihat kedua sahabatnya. Ini juga salah Aska tidak memberitahu sahabatnya jika akan mengajak Bella berangkat bersama.
“Lo kenapa deketin Bella bro? tanya Adi ingin tahu.
“Jangan-jangan lo cuma mau mamanfaatkan Bella biar Bianca menjauh.” tuduh Reza.
“Yang jelas gua tidak ada hubungannya lagi sama Bianca, soal Bella gua masih belum faham. Untuk saat ini memang gua belum cinta sama dia, gua mamang sengaja dekatin Bella supaya Biaca menjauh dari gua tapi kan gua tidak tau kedepanya bagaimana, mungkin gua bisa cinta sama Bella.” kata Aska.
“Wah.. wah... udah ngomongin cinta aja lo. Gua sebagai sahabat lo dukung semua yang lo lakuin selagi itu masih dalam batas wajar, syuku-syukur lo nantinya bisa cinta beneran sama Bella itu lebih baik.” Reza tersenyum kecil menatap Aska agar tahu maksud dari ucapanya.
“Lo berdua memang sahabat terbaik gua.” Sambil berkata, kedua tangannya menepuk bahu Adi dan Reza.
Beberapa saat setelah obrolan mereka berakhir, datanglah Ibu Sinta guru Matematika. Semua murid bergegas duduk di tempat duduk masing-masing. Pembelajaran dimulai, semua murid tenang mendengarkan penjelasan Ibu Sinta begitu juga dengan Aska. Materi demi materi, contoh soal, dan soal latihan ibu Sinta jelaskan.
Pembelajaran telah selesai ibu Sinta meninggalkan kelas, di ikuti siswa-siswi untuk beristirahat.
“Akhirnya selesai juga,” girang Adi.
“Gua bosan dengan Matematika bikin kantuk dan pusing.” kesal Reza.
Aska hanya menggeleng kepalanya melihat kedua sahabatnya itu. Setelah kepergian ibu Sinta lalu ia beranjak dan berlalu pergi dari kelasnya tanpa mengajak kedua sahabatnya.
Aska menaiki anak tangga, mau kemana lagi kalau bukan ke atap. Setelah sampai di atap, dia menyalakan rokoknya, meghisapnya dengan penuh kenikmatan. Hisapan demi hisapan dari rokok yang dipegangnya itu mengeluarkan asap putih yang menghilang setelah bercampur udara, kedua sahabatnya pun datang ikut merokok bersama.
“Ngajak dong kalau mau ngerokok.” ucap Reza.
“Hemm..” jawab datar Aska.
Tidak ada percakapan lagi diantara mereka, semua fokus dengan rokok masing-masing.
Waktu berjalan begitu cepat, Bella mebuka ponselnya dilihatnya waktu menunjukkan pukul satu siang. Terdengar ucapan salam dari Ibu Sinta, semua murid begitu senang karena pembelajaran telah selesai. Bella merapikan semua buku di mejanya, memasukkanya ke dalam tas, beranjak dari tempat duduknya diikuti oleh Raya.
“Pulang sama siapa Bel?” tanya Raya.
“Entahlah..” jawab Bella malas.
“Mikirin Aska?” tanya Raya kembali.
“Bingung aku mau nunggu Aska atau langsung pulang soalnya Aska belum kirim pesan ke aku.”
“Bel, udah sana samperin ke kelas Aska. Aku pulang yah soanya udah di jemput.” Menunjukkan mobil hitam miliknya, lalu meninggalkan Bella setelah mendapat anggukan darinya.
...“Males gua nyamperin Aska nanti besar kepala tuh cowok, ” gumamnya....
Bella terkejut ketika ada yang menggenggam tangannya, siapa lagi kalau bukan Aska.
“Loe bikin kaget gua aja,” ucap Bella berusaha melepaskan tangannya.
“Makannya lo kalau mau bengong jangan ditengah jalan.”
“Lagian udah sepi mau ditengah jalan atau bukan itu tidak masalah.” ucapnya tidak mau kalah.
“Oke terserah lo, udah ayo pulang,” ajak Aska, lalu melangkah meninggalkan Bella.
Dengan langkah cepat Bella mengejar Aska. Mereka pun sampai di parkiran mobil, dibukanya pintu mobil lalu mereka masuk. Setelah di dalam mobil Aska menyalakan mesin mobilnya, dilihat Bella belum memakai sabuk pengaman. Aska mendekat berniat memakaikan sabuk pengaman. Belum sempat menyentuh sabuk pengaman itu mata Bella melotot membuatnya tertawa.
Aska hanya ingin memasang sabuk pengaman namun fikiran Bella mengarah pada hal lain. Bella merasa malu dengan sikapnya, sedari tadi menundukkan kepala. Tanpa buang-buang waktu Aska langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Suasana hening tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka berdua. Tidak butuh waktu lama sampailah dirumah Bella.
Bella turun dari mobil Aska.
“Makasih loh udah anterin pulang gua” ucapnya jika berterimakasih.
“Oke. Gua pulang dulu Bel.” Kata Aska melajukan mobilnya setelah melihat anggukkan tanda setuju dari Bella.
...“Sikapnya begitu baik hari ini, kalau dia selalu seperti itu gau bisa jatuh cinta sama dia. Apa jatuh cinta? Gua mikir apa lagi. Sadar Bella jangan gila kamu.” batin Bella tidak percaya dengan apa yang sedang iya fikirkan....
Jangan lupa komen, love, dan vote😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
It's Cars
hai kak nyicil baca dan like sampai sini dulu ya🙂jangan lupa untuk baca ceritaku juga😆
2021-01-12
0
Azizah Kurniawati
lovely
2020-12-13
0
Miss GH
hadir thour membawa like rate vote,mulai baca.
salam dari love my flaws hubby.
2020-12-12
0