Kini Bella sudah berada didepan ruang kepala sekolah,dengan langkah yang ragu ia memberanikan diri masuk keruangan kepala sekolah. Mengetuk pintu ruang kepala sekolah lalu masuk dengan perasaan takut.
Perasaannya takut. Memikirkan hukum apa yang akan ia dapatkan. Pasti kepala sekolah akan berfikir dia siswa yang bandel dan sering telat.
“Per… misi pak.. saya Bella siswa baru pindahan dari Jakarta.” Dengan takutnya mengatakan perkataannya pada bapak kepala sekolah.
“Silahkan duduk Bella.” Pinta kepala sekolah.
Masih dengan perasaan takut Bella duduk di depan kepala sekolah. Beberapa menit berbincang dengan kepala sekolah, ia diantar kekelasnya. Beberapa langkah sampai pada ruang kelas 3-B yang akan menjadi kelasnya.
Beberapa setelah kepala sekolah berbincang menjelaskan keterlambatan Bella pada ibu Juwita. Selesai kepala sekolah menjelaskan pada ibu Juwita di panggillah Bella untuk masuk, dengan malasnya juga lalu perlahan melangkahkan kakinya menuju kelas. Kepala sekolah lalu meninggalkan ruang kelas.
“Hari ini kita kedatangan siswa baru, Bella silahkan perkenalkan diri kamu pada teman-teman.” Kata ibu Juwita.
“Nama saya Bella Putriani Husen, saya pindahan dari Jakarta, semoga kita bisa menjadi teman” kata Bella memperkenalkan dirinya pada teman-temannya.
Setelah selesai memperkenalkan diri, bu Juwita menunjukkan pada tempat duduk yang kosong pada Bella. Bella melangkah menuju tempat duduknya pada barisan ke empat, dengan perlahan menurunkan tas tentengnya lalu duduk.
***
Aska dan kedua temanya sedang merokok diatap. Tanpa menghiraukan situasi dengan santainya menghisap rokok yang ada di sela jari kedua dan ketiga. Itulah kebiasaan Aska, Adi, dan Reza, mereka selalu menghabiskan waktu di atap dengan merokok.
Walaupun itu kebiasaan buruk yang mereka lakukan tidak membuat para gadis tidak menyukai mereka. Paras mereka yang tampan, cool, mesum, ramah, dan tengil, membuat para gadis tergila-gila pada mereka.
...“Siapa tadi nama gadis cupu itu?” batin hati....
“ Lo kenapa lagi bro? pagi-pagi sudah babak belur.” Tanya Reza.
“Biasa lah, Rehan.” katanya malas.
“Lo itu bodoh Aska. Seharusnya lo senang putus dengan Bianca, kenapa lo malah terlihat bodoh hanya karena satu cewek saja” ucap Adi menasehati Aska.
“Benar kata-kata Adi bro, cewek yang sudah selingkuh nantinya dia akan melakukan hal yang sama kembali dan itu sudah pasti.” sambung Reza meyakinkan Aska.
Suasana hening, Reza dan Adi berpandangan sejenak terheran dengan sikap sahabatnya itu. Hari ini datang dengan wajah yang babak belur karena berantem dengan selingkuhan Bianca, yang tidak lain saudara tirinya sendiri Rehan.
Seorang Aska bisa sampai di selingkuhi oleh kekasihnya sungguh miris nasibnya. Tanpa berkata lagi atau menjawab pertanyaan tersebut Aska meninggalkan kedua temannya sambil membuang sisa rokoknya yang sudah pendek asal. Adi dan Reza hanya heran dan mengikuti untuk pergi dari atap.
****
“Bella… aku Raya salam kenal” sapa Raya memperkenalkan diri dengan mengulurkan tanganya ke arah Bella, dijabatlah tangan Raya dengan senyum.
“Aku Bella, salam kenal Raya.”
“Mau ke kantin?”
“Boleh, ayo kita ke kantin hari ini aku tidak sarapan” jawab Bella.
Mereka berdua lalu sudah sampai di area kantin sekolahnya. Suasana tampak ramai, semua siswa sibuk memesan makanan dan memcari tempat duduk yang kosong. Mata Bella tertuju pada cowok tengil yang ia temui tadi pagi. Bella hanya membuang muka ketika cowok itu memperhatikannya, melanjutkan memilih makanan yang akan ia makan.
“Aska sayang, kenapa kamu tidak mengajakku ke kantin?” ucap Bianca manja sambil menggandeng tanggan Aska.
“Mau apa lagi? Kita sudah putus.” Jawab Aska dengan nada ketus.
“Aku tidak mau putus dari kamu Aska, maafkan kesalahanku, aku tidak akan mengulanginya lagi” kata Bianca memelas manja.
Aska tidak menanggapi ucapan Bianca. Matanya tertuju pada gadis berambut panjang yang diikat jadi satu dan mengenakan kacamata.
Bella tampak risih dengan tatapan itu terlihat punya niat terhadapnya. Baru kali ini ia di tatap oleh seorang laki-laki begitu lama. Tanpa menghiraukan tatapan itu, Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Raya.
...“Dasar cowok tengil, ada apa dengannya menatapku seperti itu jadi risik. Sungguh memalukan pacaran di lingkungan sekolah. Aduh gua ngomong apa? Kenapa gua harus mikirin cowok tengil itu… sadar Bella sadar” batin Bella....
“ Ini pesanan kamu.” Kata Raya sambil menyodorkan mangkuk berisi bakso dan diterimanya dengan senang hati.
“ Terimakasih Raya, ayo makan.” jawab Bella sembari memasukkan bakso kedalam mulutnya.
Mereka menyantap bakso masing-masing. Dilain tempat, Aska merasa risih dengan Bianca yang selalu menempel padanya, walaupun seisi sekolah tahu bahwa dirinya dengan Bianca statusnya pacaran namun saat ini mereka sudah putus dan itu membuat tidak nyaman teringat kelakuan Bianca padanya.
Bella melihatnya, kemesraan mereka. Ia tak menghiraukan itu , seorang cowok tampan seperti Aska mana mungkin tidak punya pacar, pasti jadi rebutan. Bella tidak menghiraukan itu, ia lalu lanjut memakan baksonya.
“Lo bukan pacar gua lagi, kita sudah putus.” ucap Aska keras membuat siswa lain memperhatikannya termasuk Bella dan Raya.
“Sayang, kamu kenapa? Aku kan sudah minta maaf.” Jawab Bianca dengan manjanya.
“Lo bukan pacar gua lagi. Mulai sekarang jauhin gua karena gua udah punyak pacar. ”
“Apa! Kamu punya pacar? Siapa dia Aska?” Tanya Bianca tidak percaya.
Aska beranjak dari tempat duduknya berjalan meninggalkan Bianca dan mendekati Bella. Semua yang ada di kantin memperhatikan dengan herannya, Bella benar-benar terkejut, merasa gugup, takut, malu karena jadi pusat perhatian.
Tanpa berfikir panjang Aska menggenggam erat tangan Bella, seketika menjadi pusat perhatian. Bella begitu terkejut, apa yang akan dilakukan laki-laki yang sedang menggenggam tangannya. Fikiranya Bella mulai kemana-mana, entah hal apa yang akan terjadi saat ini juga.
“Mulai saat ini dia pacar gua” kata Aska tersenyum lebar tanpa bersalah. Membuat semua mata tertuju kepada mereka termasuk sababat Aska dan juga Bianca.
"Lo bercanda kan Aska?" tanya Bianca yang masih tidak percaya.
"Kenapa gua harus bercanda, emang dia sekarang cewek gua." ucap Aska lalu merangkulnya, perlakuan seperti itu membuat malu dan gugup.
"Gila tuh Aska udah ngga waras apa?" tanya Reza tak percaya dengan sikap sahabatnya.
"Tuh kan kemakan ucapannya sendiri." ucap Adi tersenyum karena ada bahan candaan nanti kalau ngumpul.
"Wow, Aska keren." seru Hani
"Makin hari makin keren aja Aska." sambung Meli yang mendapat pukulan dari Bianca.
"Kon dipukul Bi?" tanya Meli mengusap kepalanya yang dipukul Bianca.
"Sorry Bi, kita bercanda." ucap Hani yang hanya di balas lirikan oleh Bianca.
Bianca masih tidak percaya semudah itu Aska melupakannya. Bianca mengepalkan tangannya tidak suka melihat semu yang terjadi pada saat ini.
Dilihatnya semua teman-teman masih memperhatikannya, masih dengan menggenggam tangan langsung berlalu pergi dari kantin. Tepuk tangan meriah dari teman-temannya ketika setelah melihat mereka melangkah meninggalkan kantin. Bianca yang melihat itu semua semakin panas, kesal, dan marah. Ingin rasanya dia mencakar wajah pacar baru Aska.
..."Awas aja tuh cewek cupu berani nantangin gua. Dasar cewek murahan, diperlakukan seperti itu mau saja seperti tidak punya harga diri. Kalau dia masih dekat sama Aska gua akan kasih dia pelajaran, supaya dia tau kalau gua itu selamanya akan bersama Aska. Tunggu permainan gua cewek cupu." batin Bianca....
Jangan lupa like, comen, dan vote😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments