Pagi hari tampak cerah cuacanya, waktu menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit. Bella bangun dari tempat tidurnya dengan langkah yang cepat menuju kamar mandi. Hari ini adalah hari pertama ia harus ke sekolah barunya.
Beberapa menit dikamar mandi, ia keluar dengan pakaian rapi seragam sekolah. Tidak lupa menggantung handuknya, lalu merapikan rambut yang sedikit basah. Setelah itu ia mengambil kacamata lalu memakainya dan tidak lupa tas sekolah juga ponsel. Mengenakan sepatu lalu bergegas dengan cepat turun untuk berpamitan dengan bundanya.
“ Aduh hari ini aku pasti telat, kenapa bunda tidak membangunkan aku? Bella langsung berangkat ya Bun.” kata Bella sambil terburu-buru.
“Bella makan dulu baru berangkat sekolah” pinta bundanya, namun Bella mengacuhkan perkataan bundanya karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.
“Hari ini Bella tidak sarapan Bun..” ucap Bella sambil berlari ke depan rumah menemui pak Burhan yang telah menyiapkan sepedanya.
Bella langsung menaiki sepedanya tanpa berkata sedikitpun pada pak Burhan. Pak Burhan hanya tersenyum melihatnya. Mengayuh sepedanya dengan sangat kencang karena waktu sudah menunjukan pukul tujuh.
Betapa terkejutnya ketika dia akhirnya sampai juga disekolah baru. Namun tampaknya ia sudah telat, karena sang penjaga telah menutup pintu gerbang. Peraturannya kalau melebihi pukul tujuh pintu gerbang akan langsung ditutup dan tidak ada lagi siswa yang boleh masuk.
“Pak.. buka pintunya.” Ucap Bella pada pria paruh baya.
“Ini sudah pukul tujuh lebih lima menit, kamu telat” berlalu pergi meninggalkan Bella.
“Pak buka pintunya… bukak pak saya mohon” dengan memelas pada bapak penjaga. Namun tanpa menghiraukan ucapan itu pak Adi namanya meninggalkan Bella begitu saja.
Tiba-tiba datang seorang cowok dengan pakaian kotor dahi yang terluka tampak menegeluarkan darah di sudut bibir. Tampak kagetnya Bella melihat keadaan cowok tersebut.
“Yah… buat kaget saja” sambil memegang dadanya karena terkejut.
“Lo anak baru ya? Hari pertama masuk sudah telat dasar cewek cupu pemalas” Aska berucap dengan senyum sinisnya.
Tanpa menghiraukan ucapan cowok yang belum diketahui namanya, Bella membuka tasnya dan mengeluarkan tisu. Perlahan membersihkan luka yang ada di dahi dan sudut bibir cowok itu. Tanpa berkata sedikitpun cowok itu hanya diam mematung. Melihat tindakan gadis yang baru dilihatnya pertama kali.
“Apa yang lo lakukan?” ucapnya menepis tangan Bella yang sedang membersihkan lukanya.
“Luka lo kalau tidak dibersihkan bisa infeksi.” Bella melanjutkan membersihkan luka itu sambil berkata kembali “Kenapa semua cowok hobinya itu berantem, kurang kerjaan saja berlaga seperti jagoan padahal ujung-ujungnya terluka” omel Bella.
“Hemmmm”
Entah sudah beberapa menit Bella membersihkan luka lalu menempelkan plester pada dahi. Bella baru tersadar jika dirinya sudah terlalu lama meninggalkan kelasnya yang pertama kali.
Seketika ia melupakan semuanya, sekolah baru, kelasnya, dan keterlambatan. Laki-laki dihadapannya sungguh mempesona. Parasnya yang tampan membuat semua yang memandangnya akan luluh begitu juga dengan Bella.
“Sial hari ini aku telat, pasti kalau Bunda tahu marah. Masa hari pertama sudah telat” sambil memasukkan tisunya kembali kedalam tas. Tanpa sadar ada tangan yang menarik pergelangan tangan Bella, dengan langkah yang terburu-buru tangan kekar itu membawa sepeda juga memegang pergelangan tangan Bella menuju belakang sekolahnya.
“Lewat sini, lo tinggal lurus nanti belok kanan setelah itu lo akan langsung kedepan ruangan kepala sekolah” sambil menyerahkan sepeda Bella lalu meninggalkannya tanpa berucap kembali.
...“Dasar cowok tengil, sudah di tolong dengan masa bodohnya tidak mengucapkan terimakasih. Hari yang sial, sudah telat di tambah bertemu cowok tengil tidak tahu di untung. Bikin kesal saja, sabar Bel.. sabar tenangkan diri.” batin Bella....
Aska memang begitu, namun ada sisi baiknya. Walau kadang menyebalkan tetapi Aska masih membantu dan tidak memandang status orang itu.
Dia juga buka tipe lelaki yang akan melihat perempuan mengalami kesusahan. Karena baginya perempuan harus selalu dihargai, dilindungi, dan tidak boleh sampai disakiti.
"Beraninya dia nyentuh gua, tapi menarik juga tuh cewek cupu. Gua lupa bilang makasih, pasti cewek itu kesel sama gua. Pacar gua aja tidak pernah perlakuin gua kaya cewek tadi dia bahkan selingkuh. Sial, gara-gara dia gua harus berantem sama Rehan saudara tiri gua sendiri."
Aska melempar tasnya di depan muka Adi dan Reza, sontak mereka berdua terkejut. Masih pagi muka Aska sudah ditekuk, dengan baju sedikit kotor juga luka di dahinya.
"Sialan lo main lempar-lemparan." ucap Adi kesal
"Gua lagi kesel sama anak baru." ucap Aska
"Kelas mana? Cantik apa ngga?" tanya Reza terlihat antusias dengan cerita Aska
"Mana ada cewek kaya dia dibilang cantik, udah rambutnya di ikat semua pakai kacamata lagi." ucap Aska sedikit tertawa
"Kan gua belum lihat, siapa tau nanti gua bisa gebetan dia." ucap Reza menarik kedua sudut bibirnya dan mengangkat kedua alisnya
"Emang dia mau sama lo?" kata Adi yang di balas tawa begitu juga Aska
"Sialan lo, ngga suka banget kalau lihat temen seneng. Dasar temen ngga ada akhlak." kata Reza kesal
"Cewek kaya gitu bukan selera gua, gua benci ngga suka gayanya." ucap Aska sambil tertawa
"Jangan benci nanti cinta loh, kan benci sama cinta beda-beda tipis bro." ucap Adi tersenyum menepuk punggung Aska
"Ya kali gua suka sama cewek model begituan." kata Aska masih dengan tawaran kecil
"Ya elah sombong lo, nanti aja kalau udah kepincut sama pesona gadis cupu tamat riwayat lo." ucap Reza dengan tawa kencangnya begitu juga Adi
"Gila lo berdua." kata Aska kesal karena sudah kesal dibuat kesal lagi dengan bercandaan kedua sahabatnya itu.
"Ya elah gitu aja ngambek lo bro, udah kaya anak gadis." ucap Adi dengan tawaan, lalu kepalanya dipukul Aska.
"Aduh sakit bebek." ucap Adi mengelus kepalanya yang di pukul Aska.
"Mana ada bebek disini, adanya buaya darat." ucap aska melirik Reza
"Sialan lo, ganteng gini dikatain buaya darat. Dosa lo ngatain temen sendiri." kata Aska sambil memanyunkan bibirnya
"Kalau temenya kaya lo ya ngga papa." ucap Adi, tertawa keras begitu juga dengan Aska
"Tumben banget lo telat?" tanya Reza mengalihkan pembicaraan
"Iya mana baju kotor, luka segala." sambung Adi
"Biasa cowok jagoan." ucap Aska menyombongkan diri
"Mana ada cowok jagoan terluka." seru Adi yang disambut tawa oleh Reza
"Ada contohnya gua. Oh iya kok ngga dan guru?" tanya Aska melihat sekeliling teman-temannya sibuk dengan ponsel dan candaan mereka.
"Cuma dikasih tugas." jawab Reza
"Udah kelas tiga juga tugas mulia dah perasaan." gerutu Aska
"Tau tuh, mau di luluskan sukarela kali." ucap Reza membuat tawa Adi dan Aska
"Seneng dong lo kalau beneran di luluskan sukarela." kata Aska melirik Reza masih dengan senyuman
"Jelas lah, jelas banget nanti gua keliatan bodohnya." ucap Reza manyun, yang hanya di balas senyum oleh Adi dan Aska.
Begitulah Aska, Adi dan Reza kalau ketemu ya rame. Itu juga yang membuat persahabatan mereka awet dari jaman SMP. Tidak ada rahasia diantara mereka, selalu menyelesaikan masalah bersama, sahabat rasa keluarga. Adi yang tegas tetapi juga humoris yang selalu menasehati udah kaya Abang buat Aska dan Reza. Sedangkan Reza, cowok ceria yang rada-rada suka keluar bodohnya tapi yang membuat persahabatan mereka ada rasanya.
Mereka selalu membagi suka duka satu sama lain, menceritakan semua hal tentang cinta, keluarga, bahkan hal kecil sekalipun. Mereka memang anak orang kaya namun mereka tidak menyombongkan harta orang tua, buat apa sombong harta orang tua kalau sombong harta sendiri itu tidak masalah.
Jangan lupa tinggalkan jejak😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
yutantia 10
like
2020-12-24
0
Azizah Kurniawati
lanjut thouur
2020-12-13
0
R.F
like like semangat
2020-12-05
0