Di ruangannya Daniel begitu giat mengerjakan tugas tugasnya. Semangat yang dulu hilang kini perlahan kembali.
Daniel Sadar ada wanita yang kini menjadi tanggung jawabnya.
Walaupun sampai saat ini ia tidak tau pernikahannya di bangun atas dasar apa.
Daniel berhenti sejenak dari kegiatannya, ia meraih ponselnya yang tergeletak.
"Kamu sudah makan?" Entah mendapatkan ide dari mana Daniel mengirimkan pesan singkat itu pada Stella.
"Kok aku lebay banget ya." gerutu Daniel pada dirinya.
Daniel berniat menghapus pesan tersebut, karena terlalu lebay menurutnya.
Tapi terlambat. Stella sudah membaca pesan tersebut.
Bahkan sebuah notifikasi balasan sudah ada di ponsel Daniel.
"Sudah Mas" Jawab Stella dalam pesan singkatnya.
"Gimana keadaan di sana?" Daniel berbasa-basi dengan mengganti topik pembicaraan.
"Disini kita lagi siap-siap buat pulang" balas Stella.
" Oh, Kalau begitu sampai jumpa di rumah. Hari ini Aku pulang agak malam." Daniel
"Iya Mas, tidak apa-apa." Stella.
Daniel kembali meletakkan ponselnya.
Dan melanjutkan kegiatannya.
Daniel harus bekerja keras untuk kembali memulihkan perusahaannya yang terlantar karena depresi yang sempat di alaminya beberapa waktu yang lalu, Ia membangun perusahaan tersebut bersama seorang temannya.
Foto-foto Shanum dan Daniel masih Terpajang rapi di meja kerja Daniel.
Walaupun perusahaan Daniel bukan perusahaan terbesar di Indonesia, tapi kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan kebutuhan Stella itu sudah lebih dari cukup.
___________
"Mama masih heran kenapa tadi siang tangan kamu bisa tiba-tiba berdarah gitu sih Lee?" ucap Mama Sovia saat dalam perjalanan menuju pulang.
"Nggak tau Mam" Jawab Leo tenang.
Mama Sovia Stella dan Leo kini sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.
Walaupun sempat ada insiden yang membuat jahitan luka di tangan Leo kembali mengeluarkan darah, tapi dokter tetap mengijinkan untuk pulang.
Dengan catatan jangan terlalu banyak bergerak.
Mama Sovia Duduk di sebelah pak Pratama yang mengemudikan mobilnya, sementara Stella dan Leo duduk di kursi belakang.
Dengan jantung berdebar, Stella hanya bisa diam membisu di tempat duduknya, apalagi di saat Leo kembali menggenggam tangannya.
'Apa yang dia lakukan?' batin Stella heran dengan sikap Leo.
Stella memalingkan wajahnya, enggan untuk beradu netra dengan Leo.
Bukan apa, tatapan teduh Leo pernah menjadi candu untuknya.
Sementara Leo hanya terdiam, ia menyandarkan kepalanya sambil terus menggenggam tangan Stella.
Ia tau ini sebuah kesalahan, menggenggam tangan perempuan yang kini bergelar sebagai Kaka iparnya sendiri.
Tapi Leo tidak bisa membendung perasaan cintanya pada Stella.
Mungkin seharusnya Leo membenci Stella karena sudah menghianatinya bersama kakaknya sendiri.
Keadaan ini begitu menyakitkan untuk Leo dan Stella.
Begitupun dengan Daniel, ia pasti akan kecewa kalau mengetahui ini semua.
Stella menarik tangannya dari genggaman Leo, saat mobil yang mereka tumpangi sudah terparkir di halaman rumah.
Dua Bibi yang bekerja pun datang menghampiri untuk membantu membawa beberapa barang bawaan.
"Maafin Mama ya udah banyak ngerepotin kamu." Ucap Mama Sovia mengelus punggung Stella saat akan duduk.
Mama Sovia, dan Pak Pratama duduk di sofa ruang keluarga, begitupun dengan Leo dan Stella.
mereka duduk bercengkrama, Stella memilih duduk di dekat Mama Sovia dan menjauh dari Leo.
"Abang kamu Beruntung banget dapat istri kaya Stella, Mama pasti repot banget kalo nggak ada Stella." ujar Mama Sovia sambil menyesap teh yang baru di bawa oleh Bi Imas.
'Seharusnya orang yang beruntung itu aku Mam' Batin Leo.
"Kamu cepat bawa calon kamu kesini, kenalin sama kita semua" Sambung Pak Pratama.
"Calon apa Yah!."
"Ya Calon Istri lah, emang calon apa?" sambung Mama Sovia
"CK, Leo nggak punya pacar Mam."
"Loh. Bukannya waktu itu kamu pernah bilang mau ke Australia buat nemuin pacar kamu. Kapan kalian putus." ucap Mama Sovia lagi.
"Dia udah nikah sama orang lain Mam." ucap Leo sambil menatap Stella dengan tatapan tajam.
Stella yang mendapat tatapan tidak mengenakan segera berpamitan untuk pergi ke kamar.
"Mam Stella pamit ke kamar dulu ya."
"Iya sayang, kamu istirahat ya."
"Iya Mam," Jawab Stella sebelum berlalu.
Leo menatap punggung Stella yang berlalu pergi.
"Leo juga mau ke kamar" Ucap Leo bangkit dari duduknya.
"Yasudah sana, Ingat ya kamu jangan dulu banyak bergerak." ucap Mama Sovia.
"Iya Mama."
Leo pun ikut berlalu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mae Allis
ini apa ga bakalan di bahas ya soal si leo bisa ber desah desah ria waktu itu???
2021-11-03
0
Ela Yulia
sebenarnya yg stela liat tuh leo atau bukan sih koq Leo ngga ada kontak dengan cewe
2021-05-24
0
Ririend Edy
sebenarx aph sih yg terjdi sampek kasihan sama leo..kyakx yg tidur di rumah sakit dengan perempuan ln tu arya deh bukan leo🤔🤔
2021-03-26
2