Dalam tidurnya Stella merasa ada yang memanggil-mangil namanya.
Stella pun mengerjapkan matanya, dan ternyata benar samar-samar ada yang memanggilnya dari luar.
Stella kesulitan untuk bergerak Daniel untuk memintanya melepaskan kapitannya.
"Mas, bangun Mas." Stella menepuk pipi Daniel supaya bangun dan melepaskan diri dari dekapan.
"Hhmmm, Ada apa? Apa ini udah pagi?" Ucap Daniel yang masih terkantuk-kantuk.
"Belum, tapi di luar kaya ada yang manggil." Ujar Stella yang bangkit dari tempat tidur.
Bi Imas sudah berdiri di depan pintu saat Stella membuka pintu.
"Ada apa Bi?" Tanya Stella sambil mengusap wajah bantalnya.
"Maaf non, Bibi di suruh panggilan non sama mas Daniel."
"Emang ada apa Bi? ini masih jam tiga pagi loh."
"Anu, non. Mas Leo kecelakaan, jadi nyonya sama Bapak, nungguin non Sama mas Daniel buat ke rumah Sakit."
Da-Daniel kecelakaan?? Batin Stella syok.
"I-iya bi Aku sama mas Daniel Akan segera kebawah."
"Mas, Mas. Bangun Mas!" Stella mengguncangkan tubuh Daniel yang masih berbaring.
"Ada apa?" Tanya Daniel
"Leo kecelakaan Mas."
"Apa??" Daniel langsung bangun dengan mata yang membulat kaget.
"Iya Mas, ayo cepetan. Ayah sama Mama udah nungguin buat kerumah sakit."
Daniel langsung beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Stella pun melakukan hal yang sama.
Mereka menghampiri Ayah dan Mama Sovia setelah menggunakan sweeter.
Pak Pratama terlihat sedang menenangkan Mama Sovia yang menangis tersedu-sedu.
"Mam" sapa Daniel.
"Niel, Leo kecelakaan Niel." ujar Mama Sovia di sela tangisan.
"Iya Mam." Jawab Daniel menenangkan.
Stella langsung memeluk Mama Sovia yang terus menangis.
"Sebaiknya kita langsung ke rumah Sakit Yah." Ucap Daniel pada Ayahnya.
"Iya, Ayo!" Mereka pun langsung menuju mobil untuk pergi ke rumah Sakit.
Daniel yang mengemudikan mobilnya, Pak Pratama punn Duduk di samping Daniel.
Sementara di kursi penumpang Stella Terus mencoba menenangkan Mama Sovia yang tak berhenti menangis.
Di rumah Sakit...
Setelah bertanya pada resepsionis rumah sakit, Daniel dan keluarga berjalan cepat menuju ruangan tempat Leo di rawat.
"Lee, kamu kenapa nak?? kok bisa kecelakaan gini sih." Ucap Mama Sovia saat sudah memasuki kamar rawat Leo.
Mereka bersyukur keadaan Leo tidak begitu parah, tidak seperti yang mereka bayangkan sebelumnya.
Mama Sovia duduk di sisi ranjang, mengusap wajah Leo dengan hati-hati, karena ada beberapa luka disana.
Terlihat Leo sedang duduk bersandar di ranjang pasien dengan tangan dan kepala di bungkus perban.
Beberapa luka pun terlihat di bagian tubuh lainnya.
"Leo Ngga apa-apa Mam. Ini cuma kecelakaan ringan aja kok." Jawab Leo dengan santai, karena Leo tidak ingin membuat Mamanya khawatir.
"Ringan gimana? itu kepala sama tangan kamu di perban." Ujar Daniel menimpali.
"Ngga apa-apa Bang, Ini cuma luka ringan aja."
"Sudah-sudah, jangan di cecar terus, kasian Leo mau istirahat." Ucap Pak Pratama.
"Niel Apa kamu mau pulang? atau kalian mau lanjutin istirahat aja di sini."
"Ngga Mam, Biar Daniel Sama Stella aja yang jagain Leo. Biar Mama Sama ayah istirahat aja."
"Yaudah mama istirahat dulu ya."
Mama dan Pak Pratama istirahat di sebuah sofa bed yang ada di kamar rawat tersebut.
Sementara Daniel dan Stella duduk bersebelahan di sofa biasa.
"Kamu lanjut tidur aja. Biar aku yang jagain Leo." Suruh Daniel pada Stella.
Stella pun menurut, Ia terlelap sambil bersandar di bahu Daniel.
"Kalau kamu butuh sesuatu kamu bilang aja ya Lee." Ucap Daniel pada Leo.
"Udah Abang tidur aja, aku nggak apa-apa kok."
Dari ranjang pasien, Leo bisa melihat keluarganya.
Leo menghembuskan nafas berat.
Berusaha mengeluarkan sesak di dadanya.
Yang terluka tangan dan kepalanya, Tapi hatinya yang terasa perih.
Melihat Stella tidur bersandar di bahu Daniel benar-benar membuat dada Leo sesak.
Karena ini masih dini hari dan suasana begitu hening Leo dan seluruh keluarga kembali terlelap.
Hingga Stella terbangun saat mendengar suara.
Stella melihat Leo sedang berusaha mengambil Air dalam gelas yang ada di atas nakas.
Mungkin karena kecelakaan, tubuh Leo belum pulih, mungkin masih terasa ngilu-ngilu.
Melihat semua anggota keluarga masih terlelap, Stella pun bangun dari duduknya dan menghampiri Leo.
Tanpa bicara Stella meraih gelas air yang di inginkan Leo, lalu mendekatkannya pada bibir Leo untuk memudahkan Leo untuk minum.
Leo meneguk Air tersebut sampai tandas.
Menahan rasa cemburu membuatnya merasa sangat haus.
Stella kembali menaruh gelas yang sudah kosong. Dan kembali duduk di sebelah Daniel.
Suasana sangat hening, dua manusia yang dulu pernah tertawa, bercanda dan saling berbagi indahnya cinta, hanya bisa saling diam membisu seolah tak pernah saling mengenal.
Stella berusaha tenang menahan segala gejolak di dalam hatinya.
Begitupun dengan Leo yang memilih untuk diam. Ia tau ini bukan waktu yang tepat menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan hubungan mereka.
"Kamu udah bangun? Maaf ya aku ketiduran." Ucap Daniel yang baru bangun.
"Aku juga baru bagun Mas."
"Lee, gimana keadaan kamu?" Tanya Daniel, yang kini sudah berdiri di samping ranjang Leo.
"Aku ngga apa-apa Bang."
"Kamu mau makan? biar Abang beliin."
"Nggak usah Bang, nanti juga ada suster yang bawain makanan."
"Kalian udah bangun?" Terdengar Suara Mama Sovia.
"Mam, aku sama Stella pulang dulu ya. Aku ada mitting di kantor. Ntar aku anterin Stella buat balik lagi, biar nemenin Mama jagain Leo."
"Ngga apa-apa kan Lee kalau Abang tinggal, tenang aja nanti istri Abang yang jadi perwakilannya. Hehe"
"Iya bang ngga apa-apa."
"Ayah juga ikut pulang aja deh." Sahut pak Pratama.
"Iya sebaiknya papa ke rumah Sakit aja. biar Mama sama Stella yang jagain Leo disini." sambung Mama Sovia.
"Yaudah kita pulang dulu ya Mam," Pamit Daniel.
Daniel dan Stella pun mencium punggung tangan ibunya sebelum pergi.
"Niel tolong beliin buah buahan yaa." Ucap Mama Sovia sebelum Daniel membuka pintu.
"Iya Mam."
Daniel, Stella dan Pak Pratama pun sudah meninggalkan ruangan rawat Leo.
Kini hanya tinggal Leo dan Mama Sovia di sana.
"Lee, mama perhatiin belakangan ini kamu sering sekali pergi ke klub?" Tanya Mama Sovia.
"Biasanya kamu ngga kaya gini loh Lee, Apa kamu lagi ada masalah?." Sambung Mama Sovia.
"Ngga Mam, Leo cuma di ajak temen-temen aja." jawab Leo berbohong.
"Kamu ini kan dokter, jadi kurang baik kalo kamu sering datang ke klub, Apa lagi sampai mabuk-mabukkan"
"Nggam Mam, Leo nggak pernah mabuk kok. Beneran! Leo ke klub cuma ikut ajakan temen Leo aja, kan ngak enak kalo nolak terus."
"Ya, Mama cuma heran aja biasanya kamu nggak pernah kaya gini loh Lee."
Perbincangan pun terus terjadi hingga suster datang membawa sarapan untuk Leo.
Mama Sovia kembali melanjutkan perbincangannya sambil menyuapi Leo.
Bersambung....
Jangan lupa like Vote poin & koin juga boleh😀
Komentarnya juga yaa.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
heyyykau
leo
typo😭
2021-11-24
0
ai'
apa cuma aku yg sama sekali nggak terlalu peduli sama leo?...yaa aku tau leo jg cuman korban sesalah pahaman, cuman korban sebenarnya dan orang yg akan paling terluka adalah daniel, gimana jadinya coba kalau niel tau waktu dia tidur sama stella itu cuman gimmicknya stella aja buat lampiasin kemarahan?...pusing hehe
2021-03-26
3
🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
bicaralah stella sama Leo,jelaskan apa yang terjadi waktu kamu diruangannya Leo
2021-03-23
4