Kaki Stella terasa pegal, karena hari ini Stella habis menemani Mama Sovia belanja bulanan di supermarket.
Hari-hari Stella banyak di habiskan di rumah.
Mengobrol, berbelanja, dan melakukan kegiatan lainnya bersama Mama Sovia.
Stella senang' dengan kegiatan barunya.
Tapi ada rasa tidak enak kalau Stella hanya berdiam diri di rumah seperti ini.
Stella berniat untuk bekerja.
Setelah beristirahat Stella turun dari kamarnya, ia Akan meminta ijin kepada Mama Sovia.
"Mama lagi apa?" Tanya Stella pada Mama Sovia yang sedang asik menonton film di ruang keluarga.
"Cepat Sini, temenin Mama nonton" Ajak Mama Sovia
Stella pun duduk di samping Mama Stella.
"Emang film apa sih Mam?"
"Film horor Stell, filmnya seru loh!"
"Wah, Mama suka film horor juga ya? kita samaan dong."
Stella yang awalnya akan meminta ijin untuk bekerja, malah asyik menonton bersama Mama Sovia.
" Ini pelaku nya pasti si A" Ucap Mama Sovia menerka-nerka.
"Bukan Mam, Pelakunya pasti si B" jawab Stella menimpali.
Mama Sovia dan Stella terus menerka-nerka acara yang mereka tonton.
Suasana menjadi sangat hening, Saat film dalam adegan mencekam,
Stella mendekap lengan Mama Sovia, Sementara mama Sovia meremas ujung sofa.
"Kalian lagi apa?"
"Aaaaahhhh" Mama Sovia dan Stella berteriak bersamaan, karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba.
"Kalian kenapa?" Tanya Daniel lagi.
"Daniel, kamu bikin Mama kaget aja." Ucap mama sambil mengelus dadanya.
"Lagian nontonnya serius banget." Jawab Daniel.
"Kamu kok tumbenan udah pulang jam segini."
"Iya Mam, hari ini Daniel nggak lembur."
"Yasudah, sana mandi dan ganti baju." suruh Mama
"Ya udah aku ke atas dulu."
"Eh, Daniel tunggu! Mama punya sesuatu buat kalian." ucap mama sebelum pergi ke kamarnya.
"Apa?" Daniel bertanya pada Stella.
Stella menggeleng kepala.
"Ini untuk kalian, pakai Dan turun untuk makan malam nanti."
"Apa ini mam?" Stella bertanya karena penasaran dengan paper bag yang di berikan Mama Sovia.
"Kalian bawa aja ke atas. nanti juga tau." jawab Mama dengan senyuman mencurigakan.
"Yasudah Stella ke atas dulu."
Stella dan Daniel pun berjalan beriringan menuju kamar.
"Ini apa ya?" ucap Stella saat sudah di kamar.
"Kamu buka aja." jawab Daniel
Stella pun membuka paper bag berwarna biru tersebut.
"Astaga mama." Ucap Stella menahan tawa, saat melihat isi paper bag.
Dua pasang piyama berwarna kuning
bergambar kartun.
"Kenapa?" Tanya Daniel penasaran.
"Ini" Stella menunjukkan kedua piyama pada Daniel.
"Ya ampun Mama, kenapa harus warna kuning, rame gitu lagi gambarnya." ucap Daniel.
"Mau gimana lagi." Jawab Stella pasrah
"Ya udah kamu dulu yang pake." suruh Daniel.
"Ok" Stella pun membawa sepasang piyama yang berukuran kecil untuk di pakainya ke kamar mandi.
Stella belum berani kalau harus berganti pakaian di depan Daniel.
"Tara..." Stella keluar dengan piyama yang di berikan Mama.
"Giliran kamu sekarang."
"Enggak ah, aku malu." ucap Daniel
"Ini kan Mama yang suruh."
"Iya, tapi kenapa harus yg seperti itu. Waktu masih kecil aja aku nngak pernah pake pakaian yang gambarnya rame kaya pasar malem gitu." jawab Daniel berusaha menolak
"Udah pake aja, ini kan cuma di rumah. ngga ada orang lain yang liat" Bujuk Stella sambil menyerahkan piyamanya.
Daniel pun menerima dengan terpaksa.
Selang beberapa menit Daniel pun keluar dari kamar mandi.
Daniel merasa malu saat memakai piyama kuning tersebut.
Stella sebenarnya ingin tertawa melihat tubuh kekar Daniel yang kini terbungkus piyama pemberian Mama.
Tapi Stella menahannya karena takut Daniel marah.
"Ayo kita turun." Ajak Stella
"Nggak ah, aku malu. Yang ada nanti aku di ketawain sama Ayah dan Leo." Daniel menolak dan memilih berbaring di ranjang.
Stella tidak bisa memaksa, Ia pun hanya duduk di sofa kamar mereka.
Tok...Tok...
"Daniel, Stella ayo turun." Terdengar suara Mama dari luar kamar.
"Iya Mam," Stella membukakan pintu.
"Ayo cepat turun." Suruh Mama Sovia.
"Tapi Daniel nggak mau Mam,"
"Kamu bujuk dia." Ucap Mama sambil kembali turun.
"Tuh kan, Mama udah nyuruh kita turun."
"Tapi aku nggak mau pake baju ini."
"Ngga apa-apa pake aja. itung-itung nyenengin orang tua." Paksa Stella.
Akhirnya Daniel pun mengalah, dia turun dengan piyama kuning tersebut.
Di lihatnya, Ayah, dan Leo sudah ada di sana
"Aku nggak laper, mau ke kamar aja." Daniel berusaha pergi.
Stella pun berusaha menarik tangan Daniel.
"Kaian lagi apa di situ, ayo cepat sini." Seru Mama yang melihat Daniel dan Stella sedang tarik menarik.
"Iya, iya Mam."
Dengan langkah gontai Daniel menghampiri yang lain ke meja makan.
"Ih, kalian so sweet banget sihh.." Puji mama saat Daniel dan Stella datang bersama dengan piyama couple.
Pak Pratama tersenyum sedikit, walaupun sudah mendapatkan instruksi dari Mama Sovia untuk tidak menertawai Daniel.
Tapi pak Pratama tidak bisa menahan diri, Daniel yang biasa berkarisma dengan pakaian elegan dan bergaya Cool, kini memakai piyama yang dipenuhi gambar kartun Spongebob yang sedang tertawa dan warnanya kuning pula.
Berbeda dengan perasaan Pak Pratama yang merasa lucu dengan Daniel dan Stella.
Leo merasakan sesak di dadanya.
Ada rasa cemburu yang bergemuruh di dalam hatinya.
Melihat wanita yang kini masih di cintainya,
sedang memperlihatkan kekompakan dan kemesraan di hadapannya dan keluarga.
"Mam, lain kali kalo beliin baju buat Daniel jangan kaya gini ah," ucap Daniel protes.
"Kamu keliatan menggemaskan. Sekali-kali kelihatan unyu kan nggak apa-apa Niel" jawab Mama.
"Eh Niel, tadi siang Stella bilang lagi pengen makan bakso, kamu ajak Stella ke tukang bakso yang ada di ujung komplek sana gih."
"Mam," Stella berusaha bicara, tapi Mama meminta dia untuk diam.
"Yaudah kalau gitu aku ganti baju dulu." jawab Daniel.
"Nggak usah Niel, kelamaan kalau kamu ganti baju. Nih mama kasih uangnya. kalian berangkat sekarang." Paksa Mama Sovia.
"Tapi Mam,"
"Nggak ada Tapi tapian. sudah kalian pergi sekarang."
Lagi lagi Daniel hanya bisa menghembuskan nafas panjang, karena berhasil di kerjain Mamanya.
Karena kios bakso yang akan mereka datangi tidak terlalu jauh, merekapun hanya berjalan kaki.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.
"Emang bener ya, kamu mau makan bakso?" Tanya Daniel saat mereka berjalan.
Stella menggeleng kepala, karena Stella tidak pernah bilang begitu.
"Jadi ini fiks, mama ngerjain kita"
"Nggak apa-apa mas,"
"Apa?"
"Apa, Apanya?" tanya Stella heran.
"Kamu panggil aku apa tadi."
"Mas, emang nggak suka ya?. Yaudah aku nggak panggil mas lagi."
"Bukan, bukan gitu! Aku suka malah. Kamu harus panggil aku Mas setiap hari. biar kaya suami istri beneran." Jawab Daniel.
Bersambung.....
Jangan lupa like, komentar dan Votenya yaa....
Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Erni Suhandi
ngakak asli
2021-03-28
2
Siti Wulandari
kpn kesempatan leo ngomong sm stela
2021-03-26
2
Yana Septiana
kocag🤣🤣🤣
2021-03-26
0