Ini malam pertama Stella menjadi seorang Istri.
Seharusnya ini menjadi momen mengesankan untuk seorang yang baru menikah.
Tapi berbeda dengan yang di rasakan oleh Daniel dan Stella.
Mereka saling merasa canggung.
Bagaimana tidak, Daniel adalah orang asing untuk Stella, Dulu Stella memang pernah melihat Daniel. Tapi hanya sebatas melihat, itupun saat Daniel dalam kondisi depresi.
Sementara Daniel, dia merasa canggung dengan keberadaan Stella di kamarnya.
Kamar Daniel yang biasanya hanya di selimuti suasana temaram, kini berganti menjadi terang benderang.
Daniel Dan Stella tidur dengan saling membelakangi.
Mereka masih terjaga. Tapi Suasana kamar begitu hening, Daniel Hanya menatap foto kebersamaan dirinya dengan Shanum.
Sementara Stella, Dia terus meremas selimut yang bada dalam genggamannya.
Stella berfikir. Bagaimana bisa orang sebaik Daniel ia jadikan alat untuk membalas penghianatan Leo.
Daniel adalah sosok Pria yang Ramah dan sangat setia.
Buktinya. Walaupun isterinya sudah lama meninggal, dia tetap menjaga setiap detail apapun tentang istrinya.
Berbeda dengan Leo.
Walaupun sebenarnya Leo juga seorang pria yang manis dan ramah, tapi Stella sudah begitu kecewa dengan penghianatan Leo.
Karena merasa matanya enggan terpejam, Stella berniat untuk bangun dari tempat tidur dan menikmati suasana di sisi jendela kamar.
Tapi hal tak terduga pun terjadi.
Di saat Stella bangun, ternyata Daniel juga bangun.
Mereka bangun secara bersamaan.
"Kamu belum tidur?" Ucap mereka berbarengan.
"Aku mau ambil minum" Ucap mereka, kembali berbicara secara bersamaan membuat suasana menjadi semakin canggung.
"Kamu tunggu saja di sini. Biar aku ambilkan sekalian." Ujar Daniel segera berlalu.
Stella menghembuskan nafasnya yang terasa berat.
"Kenapa canggung gini ya, padahal kemarin-kemarin biasa aja." Ucap Stella, seolah bertanya pada dirinya sendiri.
Stella bangkit dari tempat tidur, ia berjalan menuju jendela kamar.
Angin malam menyeruak saat ia membuka jendela tersebut.
"Ini Airnya." Ucap Daniel sambil menyodorkan segelas air di tangannya.
"Iya, terimakasih." Jawab Stella meraih gelas yang di sodorkan Daniel.
Daniel mengambil sebuah batal dan di letakkan di sofa.
"Kamu bisa tidur di ranjang. Biar aku tidur di sini."Ucap Daniel.
Belum sempat Stella menjawab, Daniel sudah berbaring di sofa tersebut.
Melihat Daniel sudah terlelap, Stella pun tidur di ranjang seorang diri.
**Pagi hari....
"Aku** turun duluan," Pamit Stella pada Daniel yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Stella merasa agak canggung karena Daniel hanya membalut tubuhnya dengan handuk.
"Iya." Jawab Daniel.
Stella pun keluar dari kamar Daniel, dan hendak turun.
Tapi mata Stella di hadapkan pada sesosok pria yang pernah menjadi belahan jiwanya.
Ya, Stella berpapasan dengan Leo saat akan menuruni tangga.
Tatapan mereka begitu tajam penuh kemarahan.
Stella berlalu, meninggalkan Leo yang masih menatapnya.
"Pagi Mam," Sapa Stella pada Mama mertuanya yang sedang mengulas roti dengan selai, untuk sarapan semua orang.
"Pagi sayang. Gimana keadaan kamu?"
"Aku baik baik saja Mam."
"Ada yang bisa aku bantu Mam?"
"Boleh, kamu boleh bantu kasih selai ke roti buat Daniel Sama Leo. Mama mau ke dapur dulu."
"Ok Mam,."
"Roti buat Daniel pake selai cokelat kacang ya" Seru Mama Sovia dari dapur.
"Iya Mam."
Setelah di beri tau Stella segera mengoles selai cokelat kacang pada roti untuk Daniel.
Setelah selesai membuatkan untuk Daniel Stella segera mengambil roti berikutnya untuk Leo.
Stella termenung sejenak.
Dia ingat kalau roti isi yang di sukai Leo adalah roti dengan telur dan parutan keju.
Dengan cekatan Stella menambahkan telur ke atas roti tawar lalu di beri saus sambal dan terakhir di taburi keju yang sudah di parutnya.
Belum selesai Stella membuat sarapan, Leo datang dan duduk di meja makan.
Stella tau dengan keberadaan Leo, tapi Stella enggan untuk menoleh, ia terus fokus pada roti isinya yang di buatnya.
Merasa gusar karena di perlakukan seperti itu oleh Stella, Leo bangkit dari duduknya.
Leo ingin bertanya tentang segala yang sedang terjadi.
Tapi belum sempat Leo berbicara Mama Sovia sudah kembali dari dapur.
"Sudah selesai sayang?" Tanya Mama Sovia pada Stella.
"Sudah Mam." Jawab Stella.
"Mana Daniel?"
"Mungkin masih di atas Mam, Biar Stella panggil dulu."
Stella pun berlalu menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
"Mama seneng deh, Akhirnya Abang kamu bisa menikah lagi. Apalagi sama gadis cantik dan baik seperti Stella, mama jadi pengen tau gimana mereka berkenalan. Kamu tau sendiri kan gimana keadaan Abang kamu beberapa waktu lalu." Ucap mama sambil menuangkan jus kedalam gelas.
Hati Leo semakin bergemuruh Mendengar ucapan Mamanya.
Itulah yang ingin Leo ketahui saat ini. Bagaimana bisa kekasihnya itu menikah dengan kakaknya?.
Di tempat lain.
Stella membuka pintu kamar perlahan.
Dilihatnya kiri dan kanan.
Stella takut kalau Daniel sedang berganti pakaian.
"Kamu lagi apa?" Tanya Daniel yang tiba-tiba membuka pintu. Membuat tubuh Stella terhuyung kedalam dan jatuh di lantai.
Wajah Stella menjadi merah padam, karena malu di pergoki kalau sedang mengintip.
"Eng-enggak. Aku cuma di suruh Mama manggil kamu." Jawab Stella, sambil mengusap pinggangnya yang agak nyeri.
"Kenapa harus mengintip? kenapa tidak langsung masuk aja?" Tanya Daniel lagi.
"Ngga. Aku nggak ngintip, tadi aku baru mau buka pintu tapi udah keburu kamu buka." Ucap Stella berkilah.
" Yasudah ayo!" Ajak Daniel mengulurkan tangannya.
Walau pada awalnya Stella ragu, Tapi karena pinggangnya yang terasa nyeri Stella pun meraih tangan Daniel.
"Biar aku jalan sendiri." Ucap Stella saat hendak menuruni tangga.
"Sudah tidak apa-apa." Daniel pun terus memapah Stella sampai di meja makan.
"Kalian ini, mentang-mentang pengantin baru. ke meja makan aja rangkul-rangkulan begitu." ucap Mama Sovia menggoda, sambil tersenyum.
Stella hanya tersenyum menahan malu.
Daniel dan Stella pun ikut bergabung di meja makan.
Stella menyesap jus buah dalam gelas di hadapannya.
"Stell, kok kamu tau sih kalau Leo suka sama roti isi telur keju?" Tanya mama memecah keheningan.
Stella sangat terkejut dengan ucapan Mama Sovia.
Semua mata menuju padanya, tak terkecuali Leo. Mata Leo seolah enggan lepas dari wajah Stella.
"Emm.. Tadi aku niatnya bikin buat aku mam, Tapi kalau Leo suka ya nggak apa-apa." Ucap Stella berbohong.
"Kalo gitu Mama bikinin lagi buat kamu ya."
"Ngga usah Mam, Stella mau minum jus aja, hehe."
Stella benar-benar merutuki kebodohannya.
Bagaimana bisa dia secara spontan membuakan roti isi kesukaan Leo.
Apa karena sebenarnya Stella masih memiliki perasaan cinta untuk Leo?
"Mam, aku mau nganter Stella buat ngambil pakaian kerumahnya." Pamit Daniel.
Bersambung.....
Jangan lupa like Vote dan komentarnya ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Rizky Sya'if Maulana
aku masih penasaran ma Leo mommy
2021-07-29
0
Denny Riris
baru kali ini Nemu cerita seperti ini Thor hebat😍😍
2021-03-25
1
Herlinav Sinaga
thor.....sebenarnya apa yg tetjadi waktu itu....penasaran thor
2021-03-24
2