Air mata Stella terus menetes membasahi kemeja yang Daniel kenakan.
Tiga anak manusia yang kini masih dalam perjalanan pulang saling diam membisu, hanya suara segukan dari tangisan Stella yang sesekali terdengar.
Daniel pun tak melepaskan dekapannya pada gadis yang sedang di rundung pilu itu.
Di biarkannya Stella menangis, melepaskan segala kesedihan yang di rasakan.
Daniel tau betul bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang dicintai.
Karena terlalu lelah menangis Stella pun tertidur dalam dekapan Daniel.
"Leo, apa masih jauh?" Tanya Daniel
"Sebentar lagi Bang." jawab Leo.
Karena hatinya yang sedang terbakar cemburu, perjalanan yang tidak terlalu jauh menjadi terasa panjang untuk Leo.
Leo sangat membutuhkan penjelasan dari Stella, tentang pernikahannya dengan Daniel.
Tapi situasi saat ini bukan waktu yang pas untuk membahas itu.
Setelah hampir satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Pak Pratama.
Daniel pun turun dari mobil dengan Stella dalam gendongannya.
"Stella kenapa Niel?" Tanya Mama Sovia.
"Nggak apa-apa Mam, dia cuma tidur."
"Yasudah sana cepat bawa ke kamar kamu." Suruh Mama Sovia.
"Iya Mam."
Daniel pun membawa Stella ke kamarnya.
Sementara Leo hanya bisa menatap dengan rasa perih di hatinya.
Leo memilih untuk langsung masuk ke kamarnya, Merenung prustasi, ia mencoba mencerna situasi yang di hadapinya saat ini.
Leo masih belum percaya, kalau wanita yang akan di jadikannya sebagai Istri kini sudah sah menjadi kakak iparnya.
Di kamar lain....
Daniel membaringkan Stella di ranjangnya.
Dan membuka kemejanya yang basah dengan air mata Stella.
l
Daniel ikut merebahkan diri di samping Stella, di tatapnya wajah gadis yang kini menjadi istrinya, Daniel melihat banyak kesedihan dalam wajah Stella..
Daniel kini berada dalam situasi tidak nyaman.
Bagaimana tidak. Niat awalnya Daniel menikahi Stella Hanya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dan akan melepaskan Stella Setelah di yakini Stella tidak hamil karena kejadian malam itu.
Tapi kini Daniel malah terikat janji dengan ayah Stella.
Daniel berjanji pada Ayah Stella untuk terus menjaga Stella.
Daniel menghembuskan nafas panjang.
Di tatapnya langit- langit kamar, seolah mencoba mencari gambaran apa yang akan di lakukannya setelah ini.
Tatapan Daniel pun turun ke dinding.
Dan Nampaklah potret Shanum bersama dirinya.
Kamar Daniel masih di dominasi oleh kenangannya bersama Shanum. Masih banyak potret Shanum terpasang di kamar Daniel.
Daniel bangun dari tidurnya.
Di ambilnya sebuah figura kecil yang ada di nakas.
Daniel mengusap wajah Shanum dalam foto tersebut.
"Sayang, tolong beri tau aku apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa menggantikan posisimu sebagai istriku, tapi Aku juga terikat janji dengan pak Adrian, untuk menjaga putrinya." Ucap Daniel pada foto di tangannya.
Daniel kembali meletakkan foto di atas nakas.
Ia pun keluar dari kamarnya untuk mengambil minum, karena tenggorokannya terasa sangat kering.
"Niel, apa Stella masih tidur?" Tanya Mama Sovia yang sedang duduk bersama Pak Pratama di ruang keluarga.
"Iya mam." jawab Daniel yang ikut duduk.
Daniel meneggak air dalam gelas yang di bawanya.
"Niel kamu sudah berjanji pada pak Adrian untuk menjaga Stella, jadi kamu jangan main-main untuk itu. Kamu harus menjaga dan mencintai Stella." sambung pak Pratama.
"Iya yah." jawab Daniel singkat.
Untuk masalah menjaga, Daniel tidak masalah.
Tapi untuk mencintainya, Daniel belum bisa memastikan.
"Leo mana Niel? Dari tadi sore di juga belum keluar dari kamarnya." kata Mama Sovia.
"Mungkin Leo tidur Mam."
Mama Sovia pun meminta seorang asisten rumah tangga untuk memanggil Leo, karena sebentar lagi waktunya untuk makan malam.
"Nanti setelah makan malam, kamu bawakan makanan untuk Stella. kamu bujuk dia untuk makan. Kalau perlu kamu suapi dia." Ucap Mama Sovia lagi.
Setelah di panggil seorang asisten rumah tangga, Leo pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Mama dan ayahnya.
"Kamu kenapa Lee?" tanya Mama yang melihat Leo sedikit berantakan.
"Kenapa apanya Mam?"
"Itu kamu kok kusut gitu."
"Leo Ngga apa-apa Mam."
"Yasudah kalau begitu. Kita makan malam dulu" Ajak Mama Sovia.
Di meja makan tidak ada perbincangan seperti biasanya.
Leo terlihat tidak berselera untuk makan.
Begitupun Daniel, ia seolah sibuk dengan pikirannya yang sedang berkecamuk dalam kepalanya.
"Aku udah selesai, aku mau ke kamar dulu." Pamit Leo meninggalkan semua yang masih berada di meja makan.
"Kenapa dia?" Tanya pak Pratama.
Daniel hanya menggelengkan kepala tanda tidak tau.
"Daniel juga udah selesai. Dan mau langsung ke kamar." Ucap Daniel
"Yasudah. Jangan lupa suruh Stella untuk makan. Mama udah nyuruh Bibi buat bawa makanan ke kamar kamu."
"Iya. jawab Daniel sambil berlalu pergi.
Daniel membuka pintunya perlahan. Takut mengganggu tidur Stella.
Tapi, Daniel melihat Stella sudah terjaga.
"Kamu sudah bangun. Mama sudah bawakan makan malam buat kamu." Ucap Daniel pada Stella yang sedang duduk mengamati kamarnya.
"Iya." Jawab Stella dengan suara sedikit serak.
Terlalu banyak menangis membuat tenggorokan Stella terasa kering.
Stella mengamati setiap detail kamar Daniel.
Dan tentu saja foto-foto Shanum menjadi perhatian utamanya.
"Apa kamu terganggu dengan foto-foto itu?" Tanya Daniel pada Stella yang sedang memandangi potret pernikahannya dengan Shanum.
"Tidak. kamar ini memang tempatnya. Aku hanya tamu di sini, jadi tidak berhak untuk merasa terganggu."
Daniel hanya diam. Ia mengerti dengan ucapan Stella.
"Cepat makan, Dan kata Mama itu baju ganti kamu." Tunjuk Daniel pada piyama berwarna biru Dongker.
"Besok kita beli pakaian buat kamu." Sambungan Daniel.
"Ngga usah beli. Besok aku akan mengambil dari rumah Momy."
"Baiklah. Besok aku antar."
Bersambung.....
Jangan lupa like, Vote dan komentarnya yaa....
Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eka Triyanti
kisah selanjutnya kita percayakan saja pd author 😂
2021-03-26
0
Maharani
kurasa leo di jebak mengingat posisi ceweknya yg dominan berada du atas tubuh leo itu artinya ceweknya yg mengendalikan kan
eeh entahlah gk tau aku😂
2021-03-23
1
🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
masih bingung ya,disini siapa yang bersalah...
2021-03-23
0