Hari pertunangan yang di rencanakan pun tiba.
Mama Sovia menyiapkan pakaian seragam bermotif batik untuk Daniel dan keluarga Pagi ini, Mereka akan datang untuk melamar Stella.
Dengan secangkir teh di tangannya, Daniel berdiri di sisi jendela, Di tatapnya bunga-bunga yang tumbuh dengan cantiknya di halaman.
Daniel tidak pernah menyangka kalau saat ini dirinya akan kembali meminang seorang gadis.
"Bang. Mama manggil tuh." Ucap Leo yang menghampiri.
"Eh, Iya." Jawab Daniel sedikit kaget.
"Aku penasaran sama cewek yang udah bisa menaklukkan hati Abang." ucap Leo.
"Ah kamu ini. Nanti juga kamu tau, Bukannya kamu yang selalu bilang. Abang harus melanjutkan hidup seperti seharusnya" Jawab Daniel.
Ia menyesap kembali teh hangat dalam cangkirnya.
"Iya Abang bener. Ayo, mama udah nunggu tuh!"
"Iya ayo."
Dua Pria tampan itupun berjalan beriringan menemui Mama Sovia.
Dua mobil pun sudah terparkir di halaman.
barang bawaan pun sudah memenuhi bagasi di kedua mobil tersebut.
Mama Sovia dan pak Pratama berada di satu mobil dengan seorang sopir.
Sementara Daniel satu mobil dengan Leo.
Leo mengendarai mobil, sementara Daniel, duduk manis di sebelah Leo.
Atas kesepakatan Daniel dan Stella pertunangan ini hanya di saksikan oleh keluarga inti.
Tidak ada kerabat atau teman yang ikut di acara pertunangan Daniel dan Stella.
"Bang, kok ngga bikin pesta aja sih? masa cuma keluarga doang." Tanya Leo pada Daniel saat menuju rumah Stella.
(Jangan bilang. Masa iya Leo nggak tau rumahnya Stella, padahal kan mereka udah pacaran lama. Di sini ceritanya Leo kaga tau di mana rumah calon istri Daniel. Dan Daniel yang memberi arahan lokasi. Udah gitu aja.)
"Abang juga ngga tau, Ini permintaan calon istri Abang." Jawab Daniel.
"Wihh, keren juga calon istri Abang. Di saat para wanita menginginkan pesta megah untuk acara seperti ini. Calon istri Abang malah pengen yang sederhana." Jawab Leo terkagum.
Daniel hanya tersenyum menanggapi ucapan Leo.
Ia pun berpikir, kalau memang Stella adalah wanita yang di kirim tuhan untuk dirinya, agar bisa melanjutkan hidup seperti seharusnya. Walaupun saat ini hanya sebagai status saja.
Perbincangan Daniel dan Leo terhenti saat Nama Stella ada di layar pemanggil.
"Siapa bang?" Tanya Leo saat melihat Daniel mengernyitkan dahi ketika menatap layar ponselnya.
"Calon istri Abang."
"Wih, udah mau ketemu di acara lamaran juga masih nelpon."Celetuk Leo.
Daniel pun menerima panggilan dari Stella.
"Da-Daniel." Suara Stella yang Menangis sesegukan terdengar oleh Daniel.
"Hei, ada apa? kenapa menangis?" Tanya Daniel heran dan panik.
"Da-Daniel, Datanglah ke rumah sakit Harapan. Ayahku mengalami serangan jantung. Sekarang keadaannya kritis, Ayahku memintamu untuk datang secepatnya." Dengan bibir gemetar Stella berbicara pada Daniel.
"Ba-baiklah. Aku akan langsung kesana."Jawab Daniel.
"Bang ada apa?" Tanya Leo penasaran melihat Daniel panik
"Leo kita harus ke rumah sakit Harapan sekarang!." Perintah Daniel.
"Tapi Bang, Ada apa?"
"Ayah calon istri Abang, kena serangan jantung. dan sekarang kritis di rumah Sakit."
"Astaga!!. Bang telpon Mama kasih tau juga."
Daniel pun menuruti ucapan Leo untuk memberitahu kedua orang tuanya, tentang keadaan ayah Stella.
Leo menambah kecepatan laju mobilnya untuk cepat sampai di rumah Sakit.
"Daniel, apa yang terjadi nak. Ada apa dengan ayah nak Stella." Ucap Mama Sovia saat mereka sudah ada di depan rumah Sakit.
DEG...DEG...
Jantung Leo berdegup saat nama Stella di sebut.
Tapi Leo berpikir kalau ini hanya kebetulan.
Nama Stella di dunia ini sangat banyak.
Daniel, Pak Pratama dan Mama Sovia bergegas menuju ruangan tempat ayah Stella di rawat, setelah mereka bertanya pada resepsionis.
Tanpa banyak berpikir Leo mengikuti langkah keluarganya.
"Ini Mam ruangannya." Ucap Daniel saat sudah berada di depan pintu bertuliskan VVIP.
Daniel membuka pintu perlahan, dan masuk ke dalam ruangan tersebut seorang diri, karena Seorang perawat memberitahu kalau tidak boleh terlalu banyak orang di dalam ruangan.
Di lihatnya Seorang perempuan yang sudah dengan riasan rapi sedang duduk sambil menagis di hadapan pria paruh baya yang sedang tidak berdaya.
"Stella." Ucap Daniel dengan suara pelan.
"Da-Daniel." Stella seketika berhambur kedalam pelukan Daniel. Dengan tangisan yang sudah tidak dapat di bendung, Stella menarik tangan Daniel untuk mendekat pada ayahnya.
"Dad, Dady. Ini Daniel, ini calon suami Stella Dad." Ucap Stella berbisik di telinga ayahnya.
Pak Adrian membuka matanya perlahan.
dengan wajah yang sudah sangat pucat pak Adrian tersenyum.
"Nak Daniel calon suami Stella.?" Ujar pak Adrian dengan suara Sangat lirih.
"Iya pak. Saya Daniel calon suami Stella." Jawab Daniel mendekat pada pak Adrian.
Dengan tangan yang sudah melemas pak Adrian memegangi tangan Daniel.
"Nak, Bapak Titip Stella ya. Stella tidak memiliki siapapun selain Saya."
"Dady, kenapa bicara seperti itu. Stella nggak suka Dady ngomong gitu." Sergah Stella sambil menangis.
"Iya pak. Saya akan berusaha menjaga Stella semampu saya." Jawab Daniel.
"Nak Daniel. Bapak Takut, kalau nanti bapak tidak bisa menghadiri pernikahan kalian. Apa nak Daniel tidak keberatan kalau bapak minta nak Daniel menikahi Stella sekarang." Pinta Pak Adrian pada Daniel.
"Cukup Dady, cukup. Sebaiknya Dady istirahat sekarang." Stella kembali menyelah ucapan Ayahnya.
Daniel menoleh ke arah Stella yang terus menangis.
"Ba-Baik pak saya bersedia." Jawab Daniel.
"Terimakasih nak." Ucap pak Adrian.
"Kalau begitu, saya panggil keluarga saya dulu pak. kebetulan mereka juga datang kesini."
Di jawab senyuman oleh pak Adrian.
Daniel keluar dari ruangan Pak Adrian untuk memanggil keluarganya.
"Daniel! Gimana keadaan Ayah Stella nak?" Tanya Mama Sovia saat melihat Daniel keluar dari ruangan calon besannya itu.
"Mam, AYah, Ayah Stella meminta Daniel untuk menikah dengan Stella sekarang." Ucap Daniel di depan keluarganya.
"Yasudah, kita laksanakan pernikahannya sekarang.
Untuk urusan surat-surat bisa kita urus nanti." Jawab Pak Pratama.
"Iya, Ayahmu benar. Biar Beberapa perawat atau dokter ikut jadi saksi." Timpal Mama Sovia.
"Leo juga bisa jadi saksi." Ucap Mama Sovia lagi.
Mereka pun memasuki ruangan Pak Adrian.
"Pak ini keluarga Daniel." Ucap Daniel Setelah kembali ke ruangan pak Adrian.
Leo yang berjalan belakangan mendadak melemas.
Jantungnya seperti dihunus sebuah pisau yang tajam, Saat pak Adrian menggenggam tangan Stella dan Daniel.
Andaikan keadaannya tidak seperti ini, bisa saja Leo berbuat sesuatu untuk meminta penjelasan pada Stella. Tapi keadaan tidak mengijinkan Leo untuk membela perasaannya.
"Kamu kenapa Leo? kok pucat begitu?" Tanya Mama Sovia yang berada di sebelah Leo.
Mendengar Mama Sovia menyebutkan nama Leo, Stella menoleh pada Mama Sovia.
Dilihatnya pria yang dulu pernah mengisi hatinya begitu dalam.
Seharusnya ini menjadi momen memuaskan untuk Stella, karena bisa membuat Leo menyaksikan pernikahannya dengan pria lain, bahkan kakaknya sendiri.
Tapi keadaannya lain. Hati Stella sedang dirundung pilu karena keadaan ayahnya, dan juga kenyataan pahit yang baru di ketahuinya.
"Keadaan pak Adrian semakin melemah, Sebaiknya keinginan pak Adrian segera di laksanakan." Ujar dokter yang menangani Pak Adrian.
"Iya dokter, sebaiknya kita segera laksanakan pernikahan ini." Jawab pak Pratama.
Daniel dan Stella duduk berdampingan pada Dua buah kursi di sediakan oleh perawat.
"Mam, cincinnya mana?" Tanya Daniel pada Mama Sovia.
"Leo. Cincinnya ada sama kamu kan?"
"Iya Mam." Jawab Leo masih dengan perasaan kacau.
Tangan Leo gemetar saat menyerahkan cincin pada Daniel.
Leo tidak pernah menyangka, dirinya akan menjadi saksi pernikahan kekasihnya sendiri.
Dengan seorang dokter yang menikahkan, Ayah Stella menjadi wali, dan keluarga Daniel yang menjadi saksi. Ijab pernikahan pun di laksanakan.
Dengan deraian air mata, Stella mengikuti setiap langkah janji suci pernikahan.
__________
Jangan lupa like, vote sama komentarnya ya.
Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
L
sakitnya tu dimanaaaa thorrr
2022-05-02
0
Suhartik Suhartik
campur aduk Thor rasanya....gak bisa dilukiskan
2021-08-20
0
Rizky Sya'if Maulana
makin kesini makin serru
2021-07-29
0