Semua makanan sudah selesai di masak.
Dengan di bantu seorang asisten rumah tangga Stella dan Mama Sovia membawa semua masakan ke meja makan untuk di hidangkan.
Daniel dan pak Pratama pun datang ke meja makan setelah di panggil oleh Mama Sovia.
Stella pun mencium punggung tangan Pak Pratama sebagai tanda menghormati.
Semua orang sudah duduk rapi di kursi meja makan, tapi mata Stella masih mencari seseorang.
Leo. Dimana Leo?
"Ayu cepat makan Stell." Ucap Mama Sovia pada Stella.
"Iya Tante, Tapi apa tidak ada yang di tunggu lagi. Maksud Stella apa tidak ada keluarga lain?"
"Oh, Tidak ada Stella sayang. Anak Mama cuma dua, Daniel dan Leo. Tapi Leo tadi ngabarin mama, kalo dia tidak bisa ikut makan malam. Soalnya lagi ada janji sama pasien."
Stella hanya mengangguk.
'Si penghianatan itu pasti sedang bersenang-senang dengan wanita selingkuhannya' Batin Stella geram.
"Oh iya Stell, Ayahnya Daniel ini dokter loh, dan Adiknya Leo juga dokter. tapi Daniel menolak waktu Ayahnya memintanya untuk jadi dokter juga. Kamu Tau kenapa Leo menolak jadi dokter?"
"Kenapa Tan, eh Mam?" Tanya Stella.
"Karena Daniel takut sama jarum suntik."Bisik Mama Sovia dengan suara di kecilkan.
"Hahah.." Stella tertawa renyah, saat mendengar ucapan Mama Sovia.
Karena melihat Stella tertawa Mama Sovia melanjutkan ceritanya.
"Kamu tau Stell, waktu Masih kecil Daniel pernah pingsan waktu mau di suntik." Ucap Mama Sovia lagi. Tawa Stella semakin renyah saat mama menceritakan hal-hal lucu tentang Daniel.
'Aku nggak nyangka dia takut jarum suntik. Padahal waktu menjamahku dia begitu liar dan ganas seperti monster.'Batin Stella.
"Kamu juga harus tau, kalau Daniel juga pobia sama ulat bulu." Sambung Pak Pratama.
"Mama, Ayah. kenapa jadi buka-buka aib gitu sih." Ucap Daniel dengan wajah memerah karena malu.
Stella terus tertawa dan tersenyum, saat Mama Sovia dan Pak Pratama bercerita.
Pertemuan pertama ternyata tidak se-menegangkan yang di pikiran-nya.
Sikap Pak Pratama dan Mama Sovia cukup humble, sehingga membuat pertemuan pertama mereka tidak tegang seperti pertemuan pertama calon menantu pada umumnya.
Dengan sedikit malu-malu Daniel pun sesekali ikut tersenyum, saat melihat Kedua orang tuanya dan Stella tertawa.
Daniel membiarkan mereka saling mengakrabkan diri, walaupun Daniel tidak akan pernah membuka dirinya untuk terlibat perasaan terlalu jauh dengan Stella.
Waktu sudah menunjukkan pukul Sepuluh malam.
Stella pun kembali di antar ke rumahnya oleh Daniel.
"Aku dan keluargaku akan datang melamar akhir di Minggu ini."
"Mi-minggu ini?" Stella terkejut.
"Kenapa? Kamu mau aku membatalkannya, Oke itu lebih baik."
"Tidak begitu. Apa Minggu ini tidak terlalu cepat.?"
"Aku rasa tidak. Di lakukan lebih cepat lebih baik, kalau seandainya nanti kamu hamil karena perbuatan kita kemarin-kemarin, kehamilamu belum terlalu besar " Jelas Daniel.
"Baiklah, aku menurut saja kalau menurutmu itu lebih baik."
Hening....
"Maaf ya atas sikap orang tuaku tadi."Ucap Daniel.
"Tidak apa-apa. Aku suka, mereka lucu." Jawab Stella.
"Tapi kamu jangan sampai jatuh cinta sama anak-anaknya ya. Soalnya Kedua anaknya juga lucu-lucu."
Stella mengernyitkan dahi mendengar ucapan Daniel barusan.
"Maaf aku cuma bercanda."Sambung Daniel saat melihat Stella terdiam.
"Iya aku tau." Jawab Stella.
"Terimakasih sudah mengantarku." Ucap Stella saat sudah sampai di depan rumah.
"Ya. Aku pulang dulu."Pamit Daniel.
Daniel kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah Stella.
Stella pun masuk kedalam rumahnya setelah mobil Daniel sudah pergi menjauh dari pandangannya.
Setelah sampai di rumah Stella langsung pergi ke kamarnya.
"Ck,hari ini aku gagal, Ternyata si penghianat itu tidak datang." Ucap Stella berdecak kesal.
Stella merebahkan diri dan beristirahat.
Stella tersenyum saat mengingat Mama Sovia yang lucu menurutnya.
Mama Sovia sangat berbeda dengan Momy-nya Ameera.
Mama Sovia begitu bersahabat, dan penuh perhatian.
Sementara Ameera dia seolah menjaga image-nya di hadapannya Stella.
Tidak pernah sekalipun Ameera menjadi teman curhatnya di saat Stella dalam masalah.
Ameera begitu sibuk menjaga nama baik dan perusahaannya.
Hanya William lah yang selama ini menemaninya.
Stella menatap nyalang ke atas
"Uncle Will. Aku jadi kangen uncle Will." Ucap Stella di sela lamunannya.
Stella mengambil handphone di dalam tasnya.
Stella menghubungi Uncle-nya melalui panggilan Vidio.
Wajah William kini sudah nampak di layar ponsel Stella.
"Hei, dari mana saja kamu? kenapa tidak pernah menelepon?" Ujar Will sambil memangku Anak laki-lakinya yang belum genap satu tahun.
"Ah, Baby Cloowie Aku kangen." Rengek Stella dengan raut yang di buat manja.
Stella berbincang dengan segala tingkah manjanya.
Hanya kepada William lah Stella bisa bermanja-manja ,karena dia adalah orang yang paling menyayangi dirinya.
Stella tertawa bahagia saat berbincang bersama William dan Kinara sahabat yang kini menikah dengan Uncle-nya.
________
(Hayo.. Buat yang belum tau gimana kisah cinta William dan Kinara bisa di baca di ALWAYS LOVING YOU ya. Mereka ada di Musim kedua di sana.)
Yang kangen sama Will dan Kin nih, aku pajang lagi foto mereka.
Oh iya maaf ya klo aku ngga bales komentar kalian di sini.
Tapi kalo ada yang mau komunikasi sama aku (Jiah.. kepede'an) kita bisa berteman di Facebook.
Tapi inbok dulu yaa biar langsung aku konfir.
Di Facebook kalian bisa dapat informasi karya-karyaku yang aku sebar di platform lain.
Di add aja ya....👇👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Herlinav Sinaga
cantik.....tampan
.
2021-03-24
1
Tuti 1979
visual nya suka" ya thor?
2021-03-23
3
Sazia Almira Santoso
😊😊😊😊😊💪💪💪💪💪💪💪
2021-03-23
1