"Are you okay?" Tanya Adrian, Ayah Stella saat melihat Stella murung.
"Hemm" Jawab Stella mengangguk.
""What happened to you?(Apa terjadi sesuatu padamu?)" Tanya Adrian pada Stella.
"No, i'm fine dad!."
"Tapi ayah lihat beberapa hari ini kamu terlihat murung, biasanya saat pulang ke Indonesia kamu tidak pernah melewatkan waktu untuk jalan-jalan."
"Stella hanya ingin istirahat saja Dady."
Adrian merasa ada yang tidak beres dengan putrinya, tapi dia tidak akan memaksa jika Stella tidak ingin bercerita.
"Dady tidak pergi ke kantor?"
"Ini hari libur sayang." jawab Adrian.
Stella menunduk lemas, ternyata sudah seminggu lebih ia mengurung dirinya di rumah.
"Apa Momy ada di rumah.?"
Adrian pun menggelengkan kepala.
"Apa kamu akan melanjutkan pendidikan di Indonesia?" Tanya Adrian mengalihkan pembicaraan. Ia tau kalau saat-saat seperti ini seorang anak sangat membutuhkan perhatian dari ibunya, tapi sejak dulu Stella tidak pernah mendapatkan biru dari Ameera.
"Stella belum tau dad, mungkin Minggu depan Stella akan kembali ke Australia."
"Baiklah, apapun keputusanmu nanti, Dady akan tetap mendukungnya." Ucap Adrian menepuk lengan Stella.
"Thank you dad!."
Adrian pun keluar dari kamar Stella.
Stella kembali merebahkan tubuhnya. Tubuh yang sehat terasa lemah, seolah sedang mengalami sakit berat.
Sudah seminggu lebih sejak kejadian malam itu, tapi Daniel tak kunjung menelponnya.
Mungkinkah Daniel tidak akan pernah menikahinya?
Lalu bagaimana dengan rencana balas dendamnya?
Jangankan untuk balas dendam, saat ini untuk menolong dirinya saja Stella tidak bisa.
Stella memejamkan matanya dan berdo'a agar sang pencipta segera memberinya jalan keluar.
"Apa ini akibat dari niat jahatku untuk balas dendam? Tapi Leo sudah terlalu jahat, Leo harus mendapatkan balasan." Ucap Stella bermonolog.
"Mungkin sebaiknya aku kembali ke Australia, setidaknya disana aku bisa melupakan kejadian ini, dan melanjutkan hidupku.!" ucap Stella pasrah.
______________
Hari ini Leo pulang lebih cepat dari biasanya, Leo pun bisa untuk makan malam bersama kedua orang tuanya.
"Bagaimana perkembangan abang-mu ?" Tanya pak Pratama ayah Daniel dan Leo.
"Leo lihat perkembangannya cukup bagus, Bang Daniel sudah mau menjalani hidupnya kembali."Jawab Daniel.
"Tapi mama lihat beberapa hari terakhir abang-mu seperti sedang banyak masalah di ajak makan malam saja dia menolak. Sebaiknya kamu lihat dulu keadaan Abang kamu Lee," Sambung Mama Viona.
"Iya Mam, sehabis makan Leo temuin Bang Daniel."
"Kamu pantau terus keadaannya," Sambung Pak Pratama.
Leo mengangguk mengerti.
Pak Pratama dan Bu Viona menyerahkan segala pengobatan Daniel pada Leo, bahkan Leo yang sering bisa membujuk Daniel da saat tidak emosinya tidak stabil.
Sebagai dokter psikiater mungkin Leo lebih faham bagaimana cara berkomunikasi dengan seorang yang sedang depresi.
"Yah, Mam, Leo ke atas dulu, Leo mau lihat keadaan bang Daniel." pamit Leo setelah selesai makan malam.
"Ia, lihatnya keadaan Daniel. Mungkin dia sedang ada masalah." Jawab pak Pratama.
Leo pun meninggalkan Ayah dan Mamanya yang masih berbincang di meja makan.
Tok..Tok..
Leo mengetuk pintu kamar Daniel.
"Bang, ini Leo!"
"Masuk saja." Jawab Daniel dari dalam.
Leo memasuki kamar Daniel yang bernuansa temaram, Semenjak kepergian Shanum Daniel memang memilih diam dalam keadaan temaram.
Seperti biasa Leo akan mendapati Daniel sedang menatap foto pernikahannya dengan Shanum.
Leo tidak ingin mengganggu Daniel.
Leo pun memeriksa wadah obat yang di berikannya pada Daniel,
Dan benar saja obat yang di berikannya masih utuh.
Leo duduk di tepian ranjang
"Bang, kenapa obatnya tidak di minum?"Tanya Leo dengan nada pelan.
Leo harus berhati-hati saat berkomunikasi dengan Daniel.
Karena Emosi Daniel bisa tidak terkendali saat merasa hidupnya di usik.
"Untuk apa,?"Jawab Daniel dengan nada dingin.
"Bang, kasian Ayah dan Mama, mereka khawatir dengan keadaan Abang."
Daniel hanya diam, dan menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa kalian begitu khawatir dengan hidupku? Sementara kalian tau kalau hidupku sudah berakhir semenjak kepergian Shanum."
"Kami semua hanya sangat rindu dengan bang Daniel yang dulu, jadi berjuanglah untuk bangkit, ." Jawab Leo lirih, dan keluar dari kamar Daniel.
Hati Daniel merasa tersentuh mendengar ucapan Leo tadi.
Mungkin sudah terlalu lama Daniel mengabaikan keluarganya, ia pun tidak ingin seperti ini. Tapi kehilangan Shanum benar-benar menyakiti hatinya.
Daniel merebahkan tubuhnya dengan kaki yang masih menggantung di tepi ranjang.
Matanya perlahan terpejam, dunia nyata pun sudah berganti dengan dunia mimpinya.
Dalam mimpinya Daniel yang sedang berjalan di kegelapan seolah mendengar suara seseorang meminta tolong.
Daniel pun mencari dan mendekati sumber dari suara tersebut.
Daniel melihat seorang gadis sedang menangis sambil duduk menyembunyikan wajah di antara kedua lututnya.
"Kamu siapa? kenapa kau menangis di kegelapan seperti ini?" Tanya Daniel pada perempuan itu.
Perlahan gadis itupun mengangkat wajahnya.
"Kau!" Ucap Daniel terkejut saat melihat kalau gadis itu adalah perempuan yang tidur bersamanya beberapa waktu yang lalu.
"Jangan tinggalkan aku sendirian disini, Aku takut, bawalah aku pergi dari tempat gelap ini." Ujar Stella merintih ketakutan.
"Tidak. Aku tidak bisa membawamu." Jawab Daniel menolak, dan pergi menjauh dari Stella.
"Kumohon jangan tinggalkan aku" Teriak Stella saat melihat Daniel menjauh darinya
Semakin jauh Daniel menjauhi Stella semakin terdengar jelas suara Stella yang memintanya untuk tidak meninggalkan dirinya.
Daniel pun berjalan lebih cepat, bahkan saat ini ia sudah berlari sangat cepat dengan keringat yang sudah bercucuran.
Tapi, semakin ia ia jauh berlari, suara rintihan Stella semakin terdengar jelas.
Hingga akhirnya ia terbangun dari tidurnya.
Dengan nafas yang tersengal-sengal dan keringat yang mengucur Daniel duduk dari tidurnya, jantungnya berdegup kencang, layaknya seorang yang habis melakukan lari maraton.
"Gadis itu. Apa yang terjadi padanya?" Ucap Daniel dalam hatinya.
Daniel menenggak segelas air yang sudah tersedia di atas nakas samping tempat tidurnya,
Karena mimpi yang baru saja di alaminya membuat Daniel merasa sangat haus dan lelah.
Kejadian bersama Stella yang sudah di lupakannya kini kembali terngiang dalam ingatannya.
__________
Jangan lupa like and votnya yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Rizky Sya'if Maulana
hubungi Stella dong Daniel
kasian
2021-07-29
1
ai'
sadar niel,,,shanum udah mati, tata kembali hidupmu
2021-03-26
4
AYU DANI
menarik...
2021-03-23
1