Sebuah pemikiran Hadir di dalam otak Stella.
Ya Stella memiliki sebuah rencana untuk membalas penghianatan Leo padanya.
Stella membawa Daniel yang sudah dalam keadaan mabuk berat ke sebuah hotel.
Dengan di bantu pekerja hotel Stella berhasil membawa Daniel ke kamar hotel yang sudah di pesannya.
Stella mengunci pintu dan berdiri menatap Daniel yang meracau tidak jelas.
"Apa kau perlu sesuatu?" Tanya Stella duduk di samping Daniel.
"Kenapa kau meninggalkanku? Kumohon kembalilah." Racau Daniel.
"Ya. Aku sudah kembali untukmu."Jawab Stella menangkup wajah Daniel.
"Benarkah? benarkah kau sudah kembali?" Ucap Daniel memeluk Stella.
"Iya." Jawab Stella mengangguk dalam pelukan Daniel.
"Kumohon. Jangan pergi lagi, jangan pernah tinggalkan aku lagi." Ucap Daniel yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan selalu ada untukmu." Jawab Stella pura-pura.
Dalam keadaan mabuk Daniel benar-benar di luar kendali, ia mengira Stella adalah istrinya yang sudah kembali.
Daniel menciumi Stella dengan buasnya, seolah ingin menebus kerinduan yang di rasakannya selama ini.
Demi sebuah tujuan Stella membiarkan Daniel melepas semua pakaiannya dan menjamahnya.
Rasa sakit hati yang mendalam membuat Stella nekat menyerahkan kehormatan dirinya, hanya demi sebuah tujuan, yaitu pembalasan dendam pada Leo.
Dengan sekuat tenaga Stella menahan rasa sakit dari kebuasan Daniel.
Rasa sakit yang di rasakan tubuhnya tak sebanding dengan rasa sakit dalam hatinya.
Bulir bening dari pelupuk mata Stella membuktikan betapa kini dirinya sudah benar-benar hancur karena perbuatan Leo.
**Pagi hari...
Daniel** mengerjapkan matanya yang terkena pantulan sinar matahari yang menelusup melalui celah kaca cendela.
"Siapa kamu?" Ucap Daniel tersentak saat mendapati seorang wanita terlelap di sampingnya.
Daniel mengamati tubuhnya, yang ternyata sama sama polos tak berpakaian.
"Apa yang terjadi?" Bentak Daniel.
Stella membuka matanya saat mendengar suara.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Daniel pada Stella.
"Seharusnya aku yang bertanya,Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kenapa kau merenggut kehormatanku tanpa ampun. Apa salahku?" Ucap Stella balas berteriak.
"Tidak mungkin. Aku tidak mungkin melakukan itu padamu.?"
"Apa kamu ingin lepas dari tanggung jawabmu? Kamu sudah merenggut kehormatanku, jadi kamu harus menikahiku." Ucap Stella dengan tatapan tajam.
"Tidak mungkin. Aku tidak mungkin menikahimu. Aku tidak mungkin menghianati istriku."
"Tapi kenyataannya kamu sudah merenggut kehormatanku." Jawab Stella dengan suara lirih.
Daniel mengusap rambutnya dengan kasar.
Mabuk berat benar-benar membuatnya tidak bisa mengingat yang terjadi semalam.
Stella membungkus tubuh polosnya dengan selimut dan beranjak dari tempat tidur, Stella berjalan terseok-seok sambil menahan sakit menuju kamar mandi.
Stella menyalakan Air dari shower dan membiarkan air membasahi tubuhnya yang duduk memeluk lutut sambil menagis.
Karena penghianatan yang di lakukan Leo, membuatnya gelap mata sampai melakukan hal sejauh ini.
Stella akhirnya menangis sejadi-jadinya.
Mengeluarkan sesak yang sejak semalam di tahannya.
Sementara Daniel Masih terduduk mencerna dan mencoba mengingat apa yang sedang terjadi.
Daniel menatap bercak darah di sprai putih bekas tidur Stella.
Yang menandakan bahwa dirinya benar telah merenggut kehormatan seorang gadis.
Suara raungan tangisan Stella pun semakin membuat Daniel bingung.
Bagaimana bisa dia menghianati mendiang istrinya?
Dengan tubuh di balut handuk Stella sudah kembali. Dan duduk di tepi ranjang.
Suasana hening karena Daniel dan Stella hanya saling terdiam
"Kalau kamu menginginkan uang aku akan memberikannya, berapapun itu. Asalkan jangan paksa aku untuk menikahimu. Aku tidak ingin menghianati mendiang istriku."Ucap Daniel membelah kesunyian.
"Aku tidak butuh uangmu!" Jawab Stella.
"Lalu apa mau mu?"
"Setidaknya selamatkan kehormatanku,"
"Mana mungkin aku menikahi orang yang bahkan tidak aku kenal sama sekali."Jawab Daniel gusar.
"Lalu apa? apa aku harus meminta seseorang bertanggung jawab atas petbuatanmu? lalu bagaimana kalau aku hamil?"
Ucapan Stella membuat kepala Daniel terasa sedikit nyeri.
Daniel tidak tau harus berbuat apa.
"Nikahilah aku. Setidaknya kalau aku sampai hamil dari kejadian ini, anaku akan tau kalau dia adalah buah cinta dari ayahnya. Bukan tau kalau dirinya adalah hasil dari sebuah kesalahan."
Daniel semakin di buat tak berdaya.
Yang di katakan Stella ada benarnya, bagaimanapun kalau sampai Stella hamil anak itu adalah anaknya.
"Baiklah. Aku akan menikahimu. Tapi maaf aku tidak bisa menjadi suamimu seperti seharusnya seorang suami. Karena Hatiku masih teguh mencintai istriku."
"Baiklah. Datanglah pada keluargaku, pinanglah aku seperti seharusnya." Jawab Stella.
Stella kembali memakai pakaiannya.
"Aku harap kamu bersikap layaknya seorang lelaki. bukan seorang pengecut yang lari dari tanggung jawab." Ucap Stella.
Stella pun memberikan nomor telepon dan alamat rumahnya sebelum ia pergi.
Daniel yang masih enggan beranjak dari tempat tidur. Masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Bagaimana bisa ini terjadi?
Bertahun-tahun setelah kepergian istrinya Daniel benar-benar sudah menutup hatinya.
Ia selalu menolak saat ibunya memintanya untuk segera move on dan menjalani hidup seperti selayaknya.
Rasa Cinta Daniel sudah terkuras habis oleh Shanum istrinya.
Daniel menatap secarik kertas yang ada di tangannya.
Sebuah nomor ponsel dan alamat sudah tertera di sana.
Daniel menaruh kertas itu di atas meja lalu beranjak dari tempat tidur.
Daniel membersihkan diri dan mengenakan kembali pakaiannya.
Langkah kaki Daniel tertahan Saat hendak keluar dari kamar hotel.
Daniel pun memutar langkahnya untuk mengambil kertas yang di taruhnya di atas meja lalu pergi.
Daniel menyuruh ajudannya untuk mengambil mobilnya yang ternyata masih di club'.
Sementara dirinya pulang menggunakan taksi online.
"Daniel kamu dari mana saja nak? Kenapa sampai tidak pulang?" Tanya nyonya Sovia ibunya.
Sovia selalu berusaha berkata lembut dan baik, karena takut putra sulungnya itu kembali depresi seperti dulu.
"Daniel lembur sampai malam mam, jadi tidur di hotel takut mengganggu kalau pulang ke rumah."
"Kalau begitu, sarapan dulu nak. Kita sarapan sama-sama. Kebetulan Leo juga belum keluar dari kamarnya untuk sarapan."
"Iya mam, tapi Daniel mau ganti baju dulu."
"Yasudah sana. jangan lupa panggil adikmu juga"
"Iya Mam." Jawab Daniel.
Setelah berganti baju Daniel turun untuk sarapan seperti perintah dari ibunya.
"Dimana Leo mam?" Tanya Daniel saat tak mendapati Leo di meja makan.
"Leo sudah berangkat."
"Jadi Dokter sukses jadi sibuk dia." Ucap Daniel.
Walaupun saat ini mulutnya sedang sibuk mengunyah, tapi hatinya masih teringat dengan kejadian yang baru saja terjadi padanya dan gadis yang tak di kenalnya.
Ya Tuhan. Bahkan dia tidak tau siapa nama gadis itu.
"Daniel ada apa?" Tanya Bu Sovia saat mendapati Daniel melamun.
"Ah. Tidak Mam. kalau begitu Daniel pergi dulu." Pamit dulu.
"Ya. hati hati."
Daniel pun pergi ke kantornya dengan diantar sopir.
___________
Dukung karyaku ya guyyss dengan cara like and vote,dan share...
jangan lupa kasih bintang Lima nya yaa...
Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
lanjut
2022-06-15
0
vie na Ai
padahal dia lulusan luar negri bagaimana bisa bales dendam dngn cara seperti yg d lakukan stella kn bodoh 🙄🙄🙄
2021-08-31
0
Rizky Sya'if Maulana
gara2 patah hati sampai2 g bisa berfikir lagi tu stella
2021-07-28
0