BAB 18 : KEPALA AKADEMI

Myro berlari di hutan dengan sangat cepat. Myro berlari seperti sedang menghindari sesuatu. Sebuah suara bergema di hutan saat ini "Tidak kusangka kau bisa mengetahui keberadaan ku. Kau memang benar-benar berbakat bisa mendeteksi keberadaan ku padahal kau hanyalah seorang penyihir magang. Tapi tidak peduli seberapa berbakatnya kau yang sekarang pada akhirnya kau akan mati disini dengan tanganku ini hahaha".

Myro tidak memperdulikan suara itu dan terus berlari menjauh. Segera Myro merasakan serangan yang mendekat sehingga Myro segera melompat ke samping. Sebuah pedang yang berwarna hitam pekat melewati posisi Myro berlari sebelumnya dan tertancap di sebuah pohon. Pohon itu langsung menjadi layu dan mati seketika. Melihat itu Myro berkata dalam hatinya "Ini sihir tingkat 1 pedang kegelapan. Nampaknya musuhku kali ini hanya setingkat penyihir junior. Untuk kekuatanku yang sekarang, tidak mungkin untuk mengalahkan dan mengambil dompet berjalan ini".

Saat Myro sedang berpikir, sebuah sosok mendekat ke arahnya. Orang yang mengejar Myro adalah seorang pria muda dengan rambut hitam dan tubuh yang sangat kurus. Ia memegang sebuah tongkat di tangannya serta tidak memakai jubah penyihir pada tubuhnya, mungkin agar identitasnya tidak terlihat. Karena jubah sihir memiliki warna serta lencana yang mewakili akademi sihir tempat mereka berasal. Pria itu menatap Myro sambil tersenyum mengejek dan berkata "Apakah kau sudah selesai berlarinya?".

Myro menatap pria itu dan berkata dengan marah "Siapa kau? Berani-beraninya menganggu tes murid-murid dari akademi sihir. Kau tidak takut menjadi musuh dari seluruh akademi sihir?".

Mendengar perkataan Myro, pria itu tertawa terbahak-bahak di hutan lalu melihat Myro dengan sinis "Kau masih terlalu muda dan tidak mengerti apa-apa. Dengar baik-baik, semakin berbakat seseorang maka akan semakin banyak orang yang ingin menyingkirkannya karena itu hanya akan menjadi ancaman di masa depan. Karena kau sebentar lagi akan mati maka akan kuberitahu kan sesuatu kepadamu. Aku datang untuk membunuhmu karena ini keputusan langsung dari Akademi Kegelapan. Bahkan jika seluruh akademi sihir tahu kau mati disini, lalu apa? Mereka tidak akan bisa menuduh secara sembarangan tanpa bukti. Lagipula untuk apa bertarung dengan Akademi Kegelapan kami yang hebat hanya untuk seorang anak sepertimu. Jika kau memiliki kehidupan berikutnya maka ingat ini baik-baik, tidak peduli seberapa berbakatnya dirimu jika kekuatanmu belum berkembang maka semuanya percuma. Orang-orang yang kuat dan tidak akan membiarkanmu tumbuh dan menjadi musuh yang kuat bagi mereka di masa depan, lebih baik menyingkirkan mu lebih cepat. Yah..... Nampaknya aku terlalu banyak bicara, tapi sekarang kau bisa mati tanpa rasa penasaran akan mengapa kau dibunuh kan?".

Lalu pria itu mengangkat tongkat sihirnya dan merapal "Terbentuklah dan hancurkan musuhku, tombak kegelapan".

Sebuah tombak kegelapan muncul di samping pria tersebut dalam keadaan melayang. Bilah tajam dari tombak tersebut menunjuk ke arah Myro dengan dingin. Pria itu segera berkata "Majulah, tombak kegelapan".

Tombak kegelapan maju dengan cepat. Myro hanya bisa menutup matanya dengan pasrah. Lagipula tombak kegelapan itu bergerak dengan sangat cepat serta Myro saat ini hanyalah penyihir magang tingkat 1 yang tidak bisa menyaingi sama sekali melawan penyihir junior. Tapi, tanpa diketahui oleh pria dari Akademi Kegelapan tersebut. Saat ini ada sedikit senyuman di mulut Myro.

"Beraninya Akademi Kegelapan mengirim seorang penyihir junior untuk membunuh seorang murid di tes, perisai tumbuhan", tiba-tiba ada suara seorang pria tua yang menggelegar di hutan tersebut .

Di depan Myro saat itu berkumpul akar-akar pohon yang segera membentuk sebuah perisai di depan Myro. Tombak kegelapan itu segera menabrak perisai tumbuhan lalu lenyap seketika seperti terserap ke dalam perisai tersebut.

"Gawat", kata pria yang merupakan penyihir junior dari Akademi Kegelapan lalu berbalik ke belakang dan berlari dengan sangat cepat mencoba untuk melarikan diri.

"Siapa bilang kau bisa melarikan diri", lagi-lagi ada suara yang memenuhi seluruh hutan sehingga Myro tidak bisa mengetahui keberadaan orang yang berbicara tersebut.

Segera tumbuhan-tumbuhan di hutan mulai sedikit bergoyang. Lalu akar-akar tumbuhan di hutan segera memecah tanah dan melesat dengan sangat cepat ke arah pria penyihir junior tersebut.

Sebelum Myro maupun penyihir junior itu bereaksi, penyihir junior tersebut diikat oleh banyak akar tumbuhan. Penyihir junior itu mencoba merapal berbagai mantra sihir kegelapan. Tapi seluruh mana di tubuhnya tidak keluar dan terus terhisap ke arah akar-akar tumbuhan yang mengikat dirinya saat ini. Karena mengetahui bahwa ia tidak bisa lepas dari akar tersebut, penyihir junior itu segera berteriak dengan panik "Siapa kau? Beraninya melawan Akademi Kegelapan. Meskipun kau seorang penyihir senior, jika kau membunuhku maka Akademi Kegelapan tidak akan membiarkan mu hidup".

Mendengar ancaman penyihir junior tersebut, seorang pria tua dengan rambut seputih salju yang panjang muncul. Pria tua tersebut memakai jubah berwarna putih dengan sebuah lencana berbentuk tumbuhan di jubahnya.Pria itu melayang di udara lalu mendarat di samping penyihir junior yang terikat itu dan berkata "Aku tahu bahwa Akademi Kegelapan merupakan akademi terbaik bersama dengan Akademi Cahaya Terang. Tapi aku ragu mereka akan mencoba membunuhku hanya karena aku membunuh penyihir junior mereka yang melakukan tindakan pelanggaran dalam tes para murid".

Melihat lelaki tua tersebut, penyihir junior itu segera berkata dengan sangat panik "Kepala Akademi Tumbuhan Sihir? Tidak mungkin, mengapa kau bisa ada disini?".

Pria tua itu hanya tersenyum dan berkata "Aku hanya kebetulan lewat saat akan pergi ke balon udara. Tapi aku tidak menyangka bahwa aku akan merasakan keberadaan seorang penyihir junior di area hutan yang merupakan tempat tes para murid yang akan diterima sebagai murid baru di akademi sihir. Oleh karena itu, aku datang untuk mengecek. Tapi ternyata aku malah menangkap tikus dari Akademi Kegelapan. Hah..... Akademi Kegelapan kalian masih tidak berubah. Sering memakai cara busuk seperti ini, sama seperti saat kalian mencuri Tongkat Elf".

Wajah penyihir junior itu dipenuhi ketakutan saat ini, ia segera berteriak "Meskipun kau adalah kepala Akademi Tumbuhan Sihir, tapi kau tetap tidak bisa membunuhku. Jika kau membunuhku, kepala akademi kami pasti akan membunuh.....".

Sebelum sempat selesai berbicara, seluruh tubuh penyihir junior itu segera di remuk kan oleh akar tanaman yang mengikatnya. Seluruh tubuh penyihir junior itu langsung remuk dan ia segera tewas. Kepala Akademi Tumbuhan Sihir menatap mayatnya dengan tatapan yang dipenuhi rasa pembunuhan dan berkata dengan suram "Kau pikir aku takut dengan kepala Akademi Kegelapan mu itu".

Setelah beberapa saat, pria tua itu segera menggerakkan tongkat sihirnya lalu akar-akar tanaman yang mengikat penyihir junior itu segera terpisah dan kembali ke tanah. Sebuah kantong yang berasal dari penyihir junior itu segera terbang ke arah pria tua tersebut. Pria tua itu tidak membuka isi kantong itu dan langsung melemparnya ke Myro dan berkata "Anak muda, kurasa kau akan membutuhkan isi di kantong tersebut untuk meningkatkan kekuatanmu. Jadi aku akan memberikannya kepadamu".

Myro menangkap kantong yang di lempar pria tua tersebut dan akan menolaknya. Tapi sebelum Myro sempat berbicara, pria tua tersebut segera melambaikan tangannya dan berkata "Kau ambil saja. Kalau begitu aku akan pergi sekarang. Jangan sampai mengecewakan ku anak muda".

Lalu pria tua tersebut segera terbang di langit dengan sangat cepat dan menghilang.

Myro tersenyum dan berkata dalam hatinya "Sepertinya rencana yang dikatakan Shar memang tepat. Aku tidak perlu repot-repot mengambil dompet berjalan tersebut. Nanti akan ada seorang pria tua yang memberikannya kepadaku".