Setelah puas mengeluarkan semua curahan hatinya Arana menghapus air matanya, tidak terasa dia malah terlelap tidur di kursi depan di samping Harajuna yang sibuk mengemudi. Harajuna melirik melihat ke araha Arana yang ternyata sudah tertidur.
"Gadis yang aneh! tadi kelaparan, senang, marah-marah, lalu nangis dan sekarang tidur. Kenapa aku rasa kehidupan gadis ini benar-benar dibuat sedatar mungkin sama dia," Harajuna bermonolog sendiri.
Mereka sampai di basemen bawah dan Harajuna memarkirkan mobilnya di tempat parkiran khusus, dia membangunkan Arana yang tertidur, tapi Arana sama sekali tidak merespon. Harajuna sepertinya tidak tau jika Arana ini selain tukang makan tengah malam dia juga tukang tidur apalagi kalau perutkanya kenyang, apalag dia habis nangis juga. Auto pules tidurnya.
"Arana." Harajuna menepuk pelan muka Arana. Arana tidak merespon sama sekali.
"Bagaimana ini?" Harajuna berpikir sejenak akhirnya dia melepas sabuk pengamannya dan milik Arana. Harajuna keluar dan mengitari mobilnya dia membuka pintu Arana dan menggendong tubuh Arana ala bridal style dia membawa Arana naik ke atas kamarnya dan meletakkan perlahan di ranjangnya.
"Biar malam ini dia menginap di sini saja, lagian tidak mungkin aku membawa dia ke dalam kamarnya pada jam segini, Kalau temannya bertanya bagaimana!"
Harajuna yang juga capek akhirnya memutuskan tidur di sebelah Arana, bagi Harajuna ini kesempatan buat dia melepas kangen yang lama dia tahan pada Arana sebenarnya, dia tidur dengan memeluk tubuh Arana dari belakang. Malam ini sangat indah bagi Harajuna, entah apa bagi Arana.
***
Pagi itu cahaya matahari sudah menyingsing, tapi dua orang yang masih terlelap itu tidak menyadari bahwa hari sudah pagi. Arana bahkan masuk dan mendekap hangat pada pelukan pria yang ada di sampingnya.
Perlahan mata Arana mulai memgerjap dan dia merasakan berat pada bagian perutnya karena seperti tertindih sesuatu.
"Kenapa terasa berat perutku," ucapnya pelan sambil wajahnya menoleh ke arah belakang. Arana malah tersenyum melihat wajah pria tampan yang tidur memeluknya.
"Malaikat!" ucapnya singkat.
Seketika mata Arana membelalak setelah mengatakan hal itu. Dia menarik tubuhnya menjauh dari Pria yang yang ada di sampingnya. "Kamu!!! tuan vampire!!! apa yang kamu lakukan di kamarku?" serunya dengan suara yang sangat keras.
"Ada apa sih, Arana?" ucap Harajuna yang malah santai.
"Ih ...!" Arana memukul lengan Harajuna berkali-kali. "Kenapa aku dan kamu bisa satu ranjang lagi, Juna?" Muka Arana sangat kesal.
Arana dengan cepat memeriksa apa dia masih menggunakan baju lengkap atau malah sudah polos. "Huft ...! syukur kalau begitu aku tidak di apa-apakan sama si vampire itu." Arana memegangi dadanya.
"Kenapa? kamu kira kita melakukan hal itu lagi? Ck! aku sebenarnya ingin melakukan, tapi karena sangat capek dan mengantuk aku jadi memilih tidur saja."
"Dasar otak kotor!" cela Arana cepat.
"Apa kamu mau kita melakukan pagi hari saja?" Harajuna memeluk Arana dan dengan cepat Arana memindahkan tangan Harajuna.
"Jangan berpikiran macam-macam denganku ya, Juna!" Arana dengan cepat bangun dari ranjangnya dan beranjak mau pergi dari sana.
"Arana, kamu mau ke mana?" tanya Harajuna yang masih santai bersandar di tempat tidurnya.
"Gara-gara kamu aku jadi telat bersiap-siap mau pergi dari hotel ini dan aku sangat bersyukur karena aku akan pergi dari sini, dan terutama aku tidak akan bertemu dengan kamu lagi." Arana mengambil ponselnya dan pergi dari sana dengan membanting pintu.
"Huft ...! kenapa gadis itu sukanya berubah-ubah moodnya, tapi saat dia marah seperti itu membuat aku seperti seolah dia sedang menarikku untuk mendekatinya.
Tlilit ...
Tlilit ...
Ponsel Harajuna tiba-tiba berdering dan dia melihat nama Tommy dilayar ponselnya. Harajuna malas menjawab panggilan dari Tommy karena dia ingin tidur lagi.
Tapi sepertinya Tommy kekeh dalam menghubungi Harajuna dan akhirnya mau tidak mau menjawab panggilan dari Tommy.
"Ada Apa, Tom?" jawab Harajuna malas.
"Ada apa?" Suara Tommy terdengar kesal. "Kenapa kamu tidak turun sekarang dari kamar kamu? apa kamu lupa bos kalau kita harus balik hari ini?" Suara Tommy agak meninggi.
"Iya nanti saja aku masih mengantuk, Tom!"
"Apa? mengantuk? ini jam berapa, Juna? hari ini kita kan ada rapat di kantor kamu dan perjalanan kita memakan waktu yang tidak sedikit, Juna!"
Harajuna melihat jam tangan di ponselnya. "Ya sudah aku bersiap-siap sebentar lagi aku turun."
"Kamu memangnya semalam tidak tidur? kamu biasanya tepat waktu."
"Aku baru pulang jam 3 pagi, Tommy!" suara Harajuna terdengar memelan.
"Jam 3 pagi? memangnya kamu dari mana? dan sama siapa? setahu aku kemarin malam Lorena pulang dengan supir pribadinya."
"Jadi dia sudah pulang? bagus lah kalau begitu."
"Memang bagus karena sebentar lagi kamu bakal di panggil kakek Bisma untuk menentukan hari pernikahan kalian." Tommy terkekeh puas.
"Oh shit ...! Tommy aku kirim foto dan nama seseorang, aku harap kamu mencari informasi tentang foto seseorang yang aku kirim dan aku minta secepatnya laporannya ada di meja aku.
"Mencari seseorang? kamu sedang mencari siapa lagi, Juna?"
"Jangan banyak tanya, Tom! kamu lakukan saja tugas kamu."
"Eh Bos kamu belum jawab pertanyaan aku, kamu semalam dari mana? kenapa bisa bisa pulang jam 3 pagi? kamu bersama seseorang?" cerocos Tommy.
"Nanti aku beritahu, aku mau bersiap-siap." Juna mematikan panggilan teleponnya.
"Dasar orang menyebalkan! selalu membuat temannya penasaran." Gerutu Tommy kesal.
Bep ...
Suara pesan whatsApp pada ponsel Tommy berbunyi, dan dengan cepat Tommy membukanya. Mata Tommy mendelik kaget melihat foto siapa yang Harajuna baru kirimkan.
"Inikan gadis yang waktu itu, diakan yang namanya Arana? kenapa Harajuna ingin mengetahui informasi tentang gadis ini?" Tommy berpikir sambil mengetuk-ketukan ponselnya pelan pada dahinya.
"Apa gadis ini mencari masalah dengan Harajuna? oh ...! atau Harajuna menyukai gadis ini?" mulut Tommy sampai menganga kaget.
Di kamar Arana, dia sudah bersiap-siap dan sudah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas ranselnya karea hari ini mereka akan berangkat pulang ke rumah. Study tour yang diadakan kampus Arana telah selesai dan mereka semua akan pulang.
"Ara, Kamu kok sering ketiduran di dekat kolam sih? kemarin juga gt, eh tadi pagi aku kaget saat melihat kamu tidak ada di samping aku, padahal semalam kamu kan tidur di samping aku, eh tau-tau kamu menghilang.
"Iya! aku kan kemarin dihubungi oleh Fabio dan karena tidak mau tidur kamu terganggu aku keluar dan duduk di dekat kolam sampai akhirnya aku ketiduran lagi di sana," Arana berbohong lagi tentang kemarin malam.
"Ya sudah sekarang kita bersiap-siap ke bawah, Yuk!" Tia menggandeng tangan Arana.
"Eh Arana aku sampai lupa."
"Lupa apa?" tanya Arana bingung.
Nah lohhh! apakah kisah cinta Arana dan Harajuna berhenti di sini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Elly Az
lanjut dong kisah cinta mereka
2021-06-01
2
Lilis Nurhayati
lanjut Thor, penasaran aku kelanjutannya gmn
2020-12-29
1
diya
Tommy shok 🤣🤣,
2020-12-28
0