Malam menjelang pagi saat itu mereka berempat berkumpul di meja yang banyak sekali tersedia banyak makanan, malam itu Indra kekasih Indri memesan banyak sekali makanan untuk merayakan hari ulang tahun jadian mereka.
"Arana, kamu mau pesan apa?" Tanya Indri yang melihat Arana hanya makan sedikit dari tadi.
"Tidak usah, Indri! aku tadi sudah makan bersama Harajuna jadi aku sudah kenyang." Arana tersenyum.
"Ya! jangan begitu dunk, Arana. Aku sudah memesan banyak makanan ini dan siapa yang menghabiskan?" Indri manyun.
"Aku yang akan menghabiskan," jawab Harajuna langsung kemudian dia mengambil makanan yang ada di atas meja dan memakannya.
"Tadi aku ajak makan katanya tidak nafsu karena melihat aku makan." Gerutu Arana.
"Apa sih, Sayang? kamu itu jangan menggemaskan seperti itu." Harajuna mencubit kecil hidup Arana.
Arana tersenyum kecil, tapi bukan senyuman ikhlas dia hanya pura di depan sepasang kekasih yang baru dikenalnya.
"Kalian ini pasangan yang sungguh manis." Indri tersenyum.
"Kalian pertahankan keromantisan kalian ini sampai nanti kalian menikah," sahut Indra.
"Terima kasih. Tenang saja keromantisan kita ini akan selalu terjaga, karena aku sangat mencintai kekasihku, Ara!" ucap Harajuna seketika membuat Arana langsung melihat ke arah Harajuna yang setelah mengatakan itu dia santai menghabiskan makanannya.
"Apa sih yang dia katakan?" suara Arana pelan, tapi Harajuna bisa mendengarkan.
"Aku mengatakan kalau aku mencintai kamu, Ara!" Tiba-tiba Harajuna menekankan kata-katanya pada Arana. Mata Arana mendelik kesal pada Harajuna.
"Kalian ini sebaiknya segera menikah saja, aku lihat Harajuna sudah sangat ingin menjadikan kamu sebagai istrinya," celetuk Indra.
"Heheheh!" Arana tiba-tiba meringis aneh saat mendengarkan celetukan Indra. "Kalian saja yang menikah terlebih dahulu? kan kalian pacaraanya sudah lama!" jawab Arana.
Seketika wajah kedua sepasang kekasih itu berubah diam. Arana bingung mereka kenapa? apa ucapan Arana ada yang salah.
"Maaf, Apa ucapan aku ada yang salah sama kalian?" Tanya Arana tanpa basa basi karena dia tidak mau sampai menyakiti oranga lain.
"Kami sebenarnya tidak akan bisa menikah, Arana!" Jawab Indri pelan.
"Kenapa? kalian kan sepasang kekasih yang saling mencintai. Dan apalagi kalian sudah berpacaran lama!" tanda tanya besar ada di atas kepala Arana.
"Kami tidak bisa menikah karena Indra sudah punya istri, Arana," Jawab Indri pelan.
"Apa?" Suara Arana tiba-tiba menggelegar di sana. Dia dengan cepat beranjak dari tempat duduknya, Harajuna juga seketika menghentikan kegiatan makannya.
"Jadi kalian ini adalah pasangan selingkuhan?" Arana benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru dia ketahui.
"Arana jangan bicara sekeras itu!" Indri mencoba meredam suara Arana yang mengeras.
"Keterlaluan kalian! aku benar-benar tidak abis pikir sama kamu, Indri. Kok bisa kamu mau saja menjadi wanita ketiga dalam rumah tangga Indra, kamu cantik, dan sempurna untuk ukuran seorang wanita, tapi kenapa kamu malah mau menjadi selingkuhan laki-laki yang tidak baik seperti Indra." Mata Arana melotot kesal pada Indra.
"Hei! siapa laki-laki yang tidak baik? kamu tidak tau aku dan kehidupan aku bagaimana, jadi jangan menjugde orang seenaknya." Sekarang Indra juga marah.
"Aku tidak menjugde orang seenaknya, kamu lelaki sudah bersuami, tidak sepantasnya berselingkuh dari istri kamu seperti ini. Kamu harusnya menjaga perasaan Istri kamu wanita yang sudah mau sudi menikah dan menerima kamu apa adanya."
Harajuna hanya diam melihat Arana yang tiba-tiba meledak seperti itu. Dia baru pertama melihat wajah Arana semarah itu.
"Sudah jangan ikut campur masalah ini, kami dua orang yang tidak bahagia dengan pasangan masing-masing jadi kami tidak salah mencari kebahagiaan diluar!"
"Apa? jadi Indri juga sudah menikah?" Mata Arana hampir kelaluar dari tempatnya mendengar pernyataan Indra. "Aku sekarang sangat malu menyebut diriku perempuan sama seperti kamu, kamu seorang istri yang tidak punya harga diri, tidak bisa menjaga kehormatan keluarga kamu."
"Jaga bicara kamu, Arana!" tangan Indra sudah melayang di udara. Namun, dengan cepat Harajuna berdiri dari tempatnya dan mendekap Arana yang sudah menutup mukanya karena takut di tampar Indra.
"Hei! jangan coba-coba mengangkat tangan kamu kepada gadisku karena itu akan berakibat tidak baik sama kamu." Mata Elang itu menatap tajam pada Indra dan seketika membuat Indra takut.
"Sudah, Ara! sebaiknya kita pergi saja kita tidak ada urusan denga mereka." Harajuna menggandeng tangan Arana.
Arana menahan tangan Harajuna. "Indri, percayala padaku, Suatu saat kamu akan merasakan rasanya di sakiti dan ditinggalkan dan itu akan sangat sakit, apalagi jika perbuatan kalian menyakitin orang-orang di sekitar kalian." Arana berdengus kesal saat mengatakan hal itu dan gantian dia menggandemg tangan Harajuna dan pergi dari sana.
Di luar rumah makan itu tepatnya di parkiran mobil Harajuna, Arana menghentak-hentakkan kakinya kesal, dia malah tidak sadar memukul-mukul Harajuna yang ada di sampingnya. Harajuna diam saja membiarkan Gadisnya itu melampiaskan kekesalannya, lagian pukulan Arana dengan tangan kecilnya itu tidak berpengaruh besar pada Arana.
"Dasar! manusia tidak punya etika, tidak punya perasaan!" umpatnya kemudian.
"Kenapa mereka tidak berpisah saja dengan pasangan masing-masing kalau sudah tidak cinta, dengan begitu akan lebih baik daripada mereka menyakiti pasangannya. Apalagi Indri! dia itu perempuan kenapa seperti itu apa dia tidak memikirkan perasaan istri Indra? dia itu juga perempuan." Napas Arana naik turun.
"Kamu ini sebenarnya kenapa, Ara?" Harajuna baru berani bertanya pada gadisnya itu saat melihat Arana sudah mulai mengatur napasnya.
"Aku kesal dengan mereka! bisa-bisanya bahagia diatas penderitaan orang lain yaitu, pasangan mereka." Arana tiba-tiba meneteskan air mata.
Harajuna malah bingung melihat Arana menangis, dia takut nanti malah dia yang disalahkan karena Arana menangis.
"Sebaiknya kita kembali ke hotel saja, Ara! aku tidak enak di lihat orang-orang di sini. Nanti dikira aku yang membuat kamu menangis."
Harajuna dan Arana masuk ke dalam mobil dan Harajuna menjalankan mobilnya pelan-pelan. Arana masih menangis di dalam mobil. Harajuna hanya diam menunggu alasan Arana menangis tiba-tiba.
"Kamu tau, Juna?" Aku harus kehilangan saudara sepupuku yanh baik dan pendiam, dia mengakhiri hidupnya loncat dari gedung apartemennya saat mengetahui kedua orang tuanya bertengkar karena ayahnya selingkuh.
"Jadi karena itu kamu membenci pasangan yang berselingkuh?" Harajuna sambil fokus menyetir.
"Iya! Aku seolah teringat saudara sepupu aku, dia sempat memohon pada ayahnya agar meninggalkan wanita selingkuhannya, tapi bahka ayah dan wanita selingkuhannya itu tidak memperdulikan, malah mereka seolah-olah tidak merasa bersalah.
" Makanya aku benci saat si kembar menyebalkan Indra, Indri itu bilang mereka tidak bisa menikah karena sudah punya pasangan masing-masing."
Arana sabar ya! Harajuna jangan kendor pepet terusss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Elly Az
bgus critanya thor
2021-06-01
1
Oppo Oppo
saking suka dgn jln cerita ny thor sampai ndk bisa mau berkomentar apa2, yg bisa hanya kasi dukungan doang..semangat ya thor
2021-03-16
4
Ida Ismail
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-03-11
1