Arana tampak bahagia terlihat dari wajahnya yang dari tadi tersenyum dia benar-benar akhirnya menikmati makan malam di sana, Arana sebelumnya tidak pernah keluar malam-malam begini di rumah orang tuanya selalu menyuruhnya pulang sebelum jam 10 malam, dan sekarang dia malam tengah malam masih berada di luar dengan seorang pria asing malah.
Entah kenapa saat bersama Harajuna, Arana terlihat begitu nyaman dan merasa aman. Apa karena dua insan ini pernah berada dalam suatu penyatuhan yang sebenarnya tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
"Apa kamu suka berada di sini?" tanya Harajuna memecah kediaman diantara mereka.
"Suka! walaupun tempatnya sangat sederhana, tapi disini sangat nyaman." Arana melanjutkan makannya.
"Kalau mau tambah makanannya kamu minta saja, Ara!"
"Aku sudah kenyang, benar apa kata kamu makanan di sini enak sekali." Arana menyuapkan satu sendok terakhirnya ke dalam mulutnya, dan menghabiskan segelas jeruk manis hangatnya.
"Allhamdulillah! aku sudah kenyang." Arana mengelap mulutnya dengan tisu dan mata Arana tampak melihat bingung ke arah piring Harajuna yang masih ada sisa nasi gorengnya hanya jeruk manis hangatnya yang tinggal sedikit.
"Kenapa gak kamu habiskan makanan kamu?"
"Aku sudah kenyang melihat kamu makan, kamu terlihat sangat menyenangkan saat makan tadi membuat aku mendadak kenyang."
"Memangnya kenapa dengan cara makan ku." Arana mengerucutkan bibirnya.
Harajuna tersenyum dia mendekatkan wajahnya pada Arana. "Jangan memanyunkan bibir indah kamu itu, Ara! atau kamu sengaja menggodaku supaya aku mengecup bibir kamu itu?" Harajuna menyeringai.
"Siapa yang menggoda kamu. Lagian, memang kamu berani menciumku di tempat umum." Mata Arana memicing seolah menantang Harajuna.
Tiba-tiba tangan Harajuna menelungsup ke leher Arana dan mendekatkan wajah Arana. Arana terkejut dan langsung menahan tubuh Harajuna. "Juna, kamu mau apa?" tanya Arana dengan cepat.
"Mencium kamu. Kamu bilang tadi apa aku berani untuk mencium kamu di tempat umum."
"Emm ... jangan-jangan! aku kan cuma bercanda." Wajah Arana terlihat kebingungan. "Kenapa aku bisa bertemu pria se nekad dan bar-bar begini sih!" Gerutu Arana kesal.
Harajuna melepaskan tangannya dan dia tersenyum pada Arana. "Tentu saja aku berani melakukannya, Ara malah dengan senang hati, biar orang-orang tau bahwa kamu itu milikku."
"Apa sih?" Arana memalingkan mukanya malas melihat Harajuna.
"Oh ya bagaimana dengan penawaranku waktu itu?"
"Tentang apa? tentang kamu mau mengajak aku pergi ke suatu tempat? aku sudah bilang aku tidak mau." Arana menekankan kata-katanya. "Lagian aku tidak terlalu mengenal kamu, dan aku curiga sama kamu, jangan-jangan kamu mau berbuat sesuatu yang bar-bar denganku." Arana melirik pada Harajuna.
"Memangnya apa yang kamu takutkan, Ara? semua yang ada di dalam diri kamu aku sudah mengetahui segalanya. Bahkan tanda lahir di pinggang kamu aku sudah melihatnya."
Arana dengan cepat menutup mulut Harajuna yang asal mangap itu. "Juna!" seru Arana kesal.
"Apa kamu tidak bisa berkata lebih pelan." Arana melotot pada Harajuna sambil berbisik pelan.
Mata mereka saling bertemu sangat dekat. Arana lagi-lagi terpikat oleh pesona si pemilik mata indah itu bahkan tangan Harajuna yang menyentuh lembut pipi Arana saja Arana biarkan dia sama sekali tidak menghindar atau menepisnya.
"Permisi!" suara seorang wanita yang ternyata sudah berdiri di meja mereka seketika membuat moment itu berakhir. Arana seketika melepaskan tangannya yang menutup mulut Harajuna dan menoleh ke arah suara wanita itu.
"I-iya, kalian siapa?" Arana melihat ada dua orang yang berdiri di depan meja mereka dan dari perilakunya sepertinya mereka sepasang kekasih karena keduanya saling berpegangan tangan.
"Maaf, apa kami boleh bergabung bersama kalian? aku sedang ingin makan di sini bersama kekasihku untuk merayakan anniversary kita, tapi aku melihat semua bangku di sini sudah penuh."
"Oh ...! itu--."
"Cari tempat lain saja, Ya! kami sedang tidak ingin diganggu." celetuk Harajuna memotong perkataan Arana.
Mata Arana langsung melotot pada Harajuna, Arana benar-benar dengan si vampire ini yang sikapnya gak ada manis-manisnya dengan orang lain. Andai bisa menjitak dia pasti sudah menjitak tuch si Harajuna.
"Maaf ya kalau kalian merasa terganggu, kami di sini karena ingin merayakan anniversary ke 5 tahun hubungan aku dengan kekasihku, di sini aku pertama kali menyatakan cinta pada kekasihku dan kami selalu mengenang masa indah itu." Pria di samping wanita tadi mengecup punggung tangan kekasihnya.
"Maaf, Ya! tapi kami --." Arana tiba-tiba menggenggam tangan Harajuna membuat Harajuna tidak melanjutkan ucapannya.
"Kami juga sedang merayakan anniversary hubungan kita, jadi kalian boleh duduk di sini," celetuk Arana cepat dengan memaksakan senyumannya kepada dua orang yang berdiri itu.
Mata Harajuna membuka lebar mendengar apa yang baru saja Arana katakan. Harajuna bahkan sampai tidak merasa sakit saat Arana menggenggam erat tangannya.
"Kalian berdua silakan duduk." Arana menyeret duduknya mendekat ke arah Harajuna. Dan mempersilakan mereka berdua duduk.
"Terima kasih, Ya! maaf nama kalian siapa?" tanya wanita itu.
"Namaku Arana, dan ini--."
"Aku kekasihnya namaku Harajuna Atmaja." Harajuna mengulurkan tangannya setelah memotong ucapan Arana.
"Harajuna Atmaja? sepertinya aku pernah mengenal nama itu tapi di mana, Ya? maaf aku pelupa orangnya. Ahahha!" kekeh pria itu.
"Tidak apa-apa." Harajuna tersenyum lega. 'Aku lega dia tidak tau siapa aku, lagian aku juga tidak mau sampai Arana tau siapa aku.' Harajuna berdialog dari dalam hatinya.
"Nama kalian, Siapa?" tanya Arana.
"Namaku, indri dan ini kekasihku Indra!" mereka saling berjabat tangan dan berkenalan satu sama lain.
"Wah kok bisa pas begitu ya nama kalian? yang tidak tau bisa dikira kalian adik kakak karena namanya hampir sama." Arana terkejut mendengar nama mereka.
"Iya, aku sendiri juga terkejut saat dia mengajak berkenalan karena nama kita yang sama, Indri dan Indra." Wanita cantik itu tersenyum manis.
"Kalian sudah lama pacaran?" tanya Indri seketika.
Wajah Arana langsung menunjukkan kebingungan, jelas saja dia bingung, dia mau menjawab apa? mereka saja baru saja bertemu dan sekarang bisa makan malam bersama seperti ini karena kebodohan Arana yang mau-mau saja datang ke kamar hotel Harajuna.
"Kami baru saja berpacaran, baru tadi di sini. Iya kan, Ara Sayang?" tanya Harajuna pada Arana. Muka Arana seketika bingung lagi dengan pertanyaan tidak penting Harajuna.
"Kami--." Arana bingung.
"Wah! ternyata kita sama, kita jadiannya di sini dan aku yakin hubungan kalian akan awet dan langgeng." Celetuk Indri asal. Wakkakakak author pengen ngakak.
"Pasti." Tatap Harajuna tajam dan dalam pada Arana. Arana tidak dapat berkata apa-apa saat itu.
Author sukaaaaa pokoknya bikin si Arana mati kutu ya ayang Harajuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Mien Mey
curiga ini mahbtsmpat outhor jdian ..
2021-06-10
1
Elly Az
wah keren bnget juna,,,gercep abis😂😂😂
2021-06-01
1
Indra Davais
visualnya... pingin lihat mata haselnya junaaaa
2021-05-30
3