Arana terlihat sangat kesal saat tau bahwa yang di berikan oleh Harajuna ternyata bukan ponsel milikknya. "Dasar vampire." Arana ngedumel pelan, dia melirik pada Tia yang sudah terlelap tidur di tempat tidurnya.
Arana bangkit perlahan-lahan, dia bermaksud ingin menemui Harajuna untuk mengambil ponselnya karena besok pagi dia tidak akan keburu, lagian Arana juga tidak bermaksud untuk bertemu dengan Harajuna lagi setelah acara study tournya.
Arana akhirnya berhasil keluar dari kamarnya. Dia berjalan perlahan dan mengedarkan matanya di lorong kamar hotelnya.
Tok ...
Tok ...
Arana mengetuk pintu kamar Harajuna dengan rasa cemas yang meliputinya. Dia sebenarnya benar-benar tidak mau lagi bertemu dengan Harajuna karena dia takut juga sih! takut membayangkan dia larut dalam tatapan milik Harajuna.
Jujur saat Harajuna mendaratkan kecupannya walaupun sedikit kasar sekilas hati Arana berdesir aneh, dia menyukai ciuman itu. Arana dari dulu tidak pernah merasakan apa itu ciuman. Bahkan dengan Fabio saja yang adalah kekasihnya di belum pernah berciuman.
Ceklek ...
Kembali Arana melihat wajah tampan Harajuna yang masih tidak menggunakan atasan berdiri di depan pintu kamar.
"Arana! ada apa?" tanya Harajuna heran.
"Aku mau--!" Arana tidak melanjutkan perkataannya saat dia melihat ada wanita yang memeluk lengan tangan Harajuna mesra.
"Maaf! aku tidak bermaksud mengganggu kalian. A-aku pergi saja!" Arana seketika berlalu dari sana. Harajuna diam saja melihatnya.
"Ih ... bodoh, Arana! kenapa malah mengganggu dia bersama kekasihnya?" Arana mengerutu kesal atas keboddohan yang sudah dia lakukan.
Arana kembali masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya pelan karena di tidak mau membangunkan Tia.
"Dia bersama dengan kekasihnya malam-malam begini. Mereka mau ngapain ya?" dalam pikiran Arana dia sudah berpikiran negatif.
"Enak sekali si vampire itu dia sudah pernah melakukan dengan ku dan sekarang dia dengan wanita lain. Dasar pria berengsek, vampire berengsek." Arana kesal dengan dirinya sendiri.
Di dalam kamar Harajuna dia duduk di sofanya dengan santai. "Ini sudah malam, Lorena! apa kamu tidak mau kembali ke kamar kamu sekarang?" tanyanya santai.
Wanita itu berjalan mendekat ke arah Harajuna dia duduk di sebelah Harajuna dengan menunjukkan gerakkan yang menggoda. Harajuna hanya terdiam membiarkan Lorena menyentuh setiap tubunya, Lorena memainkan jari-jarinya menyusuri rahang sampai perut Harajuna.
"Malam ini aku mau menemani kamu di sini, Sayang!" ucapnya lembut.
"Maaf! sayangnya aku tidak tertarik, Lorena. Aku ingin tidur karena besok aku harus kembali pulang dan aku akan menemui kakek Bisma untuk membicarakan sesuatu hal yang penting.
"Hal penting apa?" Lorena merasa curiga dengan ucapan Harajuna.
Tertarik senyuman miring pada sudut bibir Harajuna. Dan Lorena tidak akan bisa mengartikan senyuman itu hanya dia tau Harajuna sedang membuat suatu rencana yang Lorena tidak tau.
"Sebaiknya kamu pergi dari sini, aku benar-benar ingin istirahat." Harajuna beranjak dari tempat duduknya dan membukakan pintu untuk Lorena.
Lorena berdiri dengan wajah yang sangat kesal. "Apa karena gadis tadi kamu menolakku, Juna?" tanyanya dengan nada yang sangat ketus.
"Dia tidak ada hubungan apa-apa dengan hal ini. Aku mempunyai urusan lain dengan gadis itu." Harajuna menatap dingin pada Lorena.
"Ingat, Juna! aku tunangan kamu dan kita akan segera menikah, jadi kamu jangan mengecewakan kakek kamu. Kamu tau kan apa yang terjadi dia kakek kamu kecewa? kamu bisa kehilanga dia, dia orang yang sangat menyayangi kamu selama ini."
"Keluar dari kamar ku, Lorena." Tangan Harjuna mempersilahkan Lorena keluar. Wanita itu berjalan keluar dengan kesalnya.
Raut wajah Harajuna sangat marah saat mendengar ucapan Lorena tadi. Rahang tegasnya sampai mengeras menahan amarah. "Aku tidak akan membuat pria tua itu sakit, tapi aku juga tidak akan melepaskan orang yang sudah menolongku, dia harus menjadi milikku.
Mengingatkan saja jika secara tidak langsung Arana sudah menolong Harajuna dari obat perangsang yang waktu itu Lorena masukkan ke dalam minumannya. Kalau Arana tidak menolong Harajuna dengan memberikan dirinya pasti Harajuna bisa tidak terselamatkan.
Dan karena itu juga membuat Harajuna terbosesi dengan gadis yang bernama Arana, gadis yang pertama kali dia renggut hal berharaga dari miliknya dan gadis pertama kali yang mengambil keperjakaannya. Wakakkaka!
Harajuna mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang.
Tut ...
Tut ...
Tut ...
Tidak ada jawaban dari orang yang sedang di hubunginya. " Ke mana dia? apa dia sudah tidur?" dialognya sendiri.
Di kamar lain, Arana yang baru keluar dari dalam kamar mandi setelah mengganti bajunya dengan piyama tidurnya. Dress selutut berbahan babytery dengan gambar kucing besar di tengahnya, baju tidur favorite Arana. Arana melihat ke dalam layar ponsel yang mau dia kembalikan tadi.
"Harajuna?" alis mata Aran berkerut. "Dia menghubungiku?" Arana menghubungi balik nomor itu.
"Halo!" tanya Arana cepat.
"Aku tau kenapa kamu tadi ke tempat ku!" sahut Harajuna.
"Kembalikan ponselku, Tuan Vampire! aku tau ini bukan ponsel milikku dan aku mau sekarang ponselku kembali!" seru Arana ketus.
"Aku tidak mau, sebelum kamu mau mengikuti permintaanku, Arana."
"Jangan bermimpi." Arana dengan cepat menutup panggilannya, dia kemudian berpikir sebentar. "Apa sebaiknya aku menemuinya di kamar saja dan langsung meminta ganti ponselku, tapi dia sedang bersama kekasihnya." Arana sampai mondar mandir di depan kamar mandi.
Tidak lama ponselnya kembali berdering dan dia melihat lagi-lagi nama pria itu yang muncul di layar ponselnya.
"Halo!"
"Kemarilah ambil ponsel kamu." Suara singkat itu berhasil membuat mata Aran terbelalak.
"Baik!" jawabnya cepat dan kemudian dia mematikan panggilannya.
Arana kembali berjalan mengendap-endap keluar dari dalam kamar hotelnya dia sangat takut berjalan menuju kamar Harajuna. Kedua tangannya sampai saling bertautan menghilangkan kecemasannya.
Tok ...
Tok ...
Pintu kamar Harajuna di ketuka, tidak lama di buka oleh seseorang. Harajuna yang sekarang berdiri sudah menggunakan kaos oblong berwarna putih untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Namun, Arana masih bisa melihat bentuk lekuk tubuh Harajuna yang sangat athletis karena kaos putihnya membayang.
"A-aku--." belum selesai Arana melanjutkan perkataannya tangan Harajuna langsung menarik tangan Arana masuk ke dalam kamarnya, Arana sangat terkejut.
"Juna, aku cuma ingin mengambil ponsel milikku, aku tidak mau mengganggu kamu dengan kekasih kamu!" Mata Arana mengedar ke seluruh ruangan mencari sosok wanita cantik yang tadi sedang bersama Harajuna.
"Dia sudah pergi, lagian aku tidak ada urusan peting dengan wanita itu."
"Tapi dia kan wanita yang waktu itu bersama kamu di restoran? dia kekasih kamu, Kan?" tanya Arana ragu-ragu.
Harajuna melihat Arana dengan dress tidurnya meras sangat takjub. Dia berjalan perlahan mendekati Arana, seketika membuat Arana takut, Mata Arana membelalak lebar takkala Harajuna sudah berada di depannya.
Arana beberapa kali mengerdipkan matanya karena tatapan pria itu dia takut, takut akan tersihir oleh manik mata indah milik Harajuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Dinda Rasya
mkin syuka
2021-06-02
1
Elly Az
main tarik aj sijuna
2021-06-01
1
Nur Waidah
harajuna apa gak cari tau ya siapa yang udah ngasih obat perangsang keminumanya
2021-02-02
3