Seketika Arana menahan napasnya saat Wajah pria tampan itu mendekat ke arahnya. Tangan Arana sudah bersiap di depan dada Harajuna seolah dia memberi jarak antara tubuh mereka.
"Em ...! a-aku ke sini karena aku mau mencari ponselku yang waktu itu tertinggal di sini." Arana berkata dengan terbata.
"Ponsel?" Harajuna sampai lupa ingatan saat dia berhadapan dengan gadis yang beberapa hari ini mengganggu tidurnya.
"Oh soal ponsel kamu itu? aku sudah menyimpannya."
"Kalau begitu, berikan padaku aku mau membawanya sekarang." Kedua pasang mata itu masih saling memandang.
"Tapi aku lupa di mana menaruhnya. Apa besok saja kamu ke sini lagi dan aku akan memberikannya," jawab Harajuna santai. Dia tidak lagi mengukung Arana.
"Tapi katamu tadi, kamu menyimpanya." Arana berjalan mengikuti Harajuna yang duduk di atas rajang tidurnya.
"Tuan vampire jangan mencoba mempermainkanku. Setelah ponsel itu kamu kembalikan aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi, begitu pun sebaliknya, jadi mana ponselku?" tangan Arana menjulur meminta ponselnya pada Harajuna yang duduk di ranjang sambil selonjoran.
"Aku memang menyimpannya, tapi aku lupa di mana!" sekali lagi jawab Harjuna santai.
"Kamu jangan mencoba mempermainkanku, Tuan Vampire! Cepat berikan ponselku dan aku mau segera pergi dari sini." Tangan Arana masih menjulur meminta ponselnya.
Harajuna hanya melihat Arana dengan tatapan santainya. "Aku mau memberikan ponsel kamu dengan syarat kamu harus mau ikut denganku ke suatu tempat."
"Aku tidak mau, lagian aku dan kamu tidak ada hubungan apa-apa. Aku besok juga akan kembali ke kotaku, study tourku di sini sudah berakhir." Arana melipat tangannya ke depan dengan wajah kesalnya.
"Auw ...!" tiba-tiba tubuh Arana di tarik Harajuna sampai dia terjatuh di atas ranjang. Harajuna menindih tubuh Arana dia berada tepat di atasnya.
"Kamu mau apa?" mata Arana membulat sempurna.
"Aku mau mengingatkan kamu jika kita memiliki hubungan, bahkan hubungan yang sangat dalam."
"A-aku sudah melupakan kejadian malam itu, Ju-juna. Aku harap kamu juga melupakan kejadian malam itu. Anggap saja kejadian itu tidak pernah terjadi." Bibir Arana bergetar mengatakan hal itu.
Tertarik senyuman yang sangat tidak di sukai Arana. "Sayangnya, kejadian itu bukan kejadian yang mudah untuk aku hilangkan dari ingatanku. Dan sekali lagi aku ingatkan kamu bahwa kamu adalah milikku dengan atau tanpa persetujuan kamu."
"Jangan berkata yang tidak-tidak, aku bukan milik kamu, Tuan Vampire!" Arana berontak ingin melepaskan dari tubuh Harajuna, tapi Harajuna malah memegang kedua tangan Arana dan meletakkannya di atas kepala--Arana.
Cup ...
Dia dengan sedikit kasarnya mengecup bibir Arana. Arana yang ingin memberontak, sayangnya dia tidak mampu melawan kekuatan Harajuna.
"Ahh ...! Arana mengambil napas panjang saat Harajuna melepaskan ciumannya.
Seketika Arana bangun dari ranjang dan memukul-pukul Harajuna dengan kemarahannya. "Berani sekali kamu menciumku lagi, aku ini sudah punya kekasih dan aku akan segera menikah dengan dia." Arana masih terus memukuli dada Harajuna. Harajuna sama sekali tidak melawan dia juga tidak merasa sakit dengan pukulan dari tangan mungil Arana.
"Dengar, Arana!" Harajuna memegang kedua tangan Arana dengan kuat.
Arana dengan napas naik turunya memandang Harajuna dengan amarah yang meledak. "Aku benar-benar membenci kamu, Tuan Vampire." Bentaknya.
"Aku tidak peduli kamu membenciku. Aku pastikan kamu tidak akan menikah dengan siapapun karena kamu adalah milikku." Harajuna melepas tangan Arana dan berjalan pergi mengambil sesuatu di lemari bajunya dia mengambil ponsel dan memberikan ke tangan Arana.
Mata Arana berbinar melihat ponsel yang di ada di tangannya. Kemudian dia kembali melihat ke arah Harajuna. "Kamu tidak akan bisa menghentikan aku untuk menikah dengan orang yang aku cintai. Memangnya siapa kamu? apa yang terjadi dengan kita hanyalah suatu kesalahan." Mata Arana menatap tajam pada Harajuna.
Setelah mengatakan itu Arana keluar dari dalam kamar Harajuna dia sedikit membanting pintu kamar Harajuna.
Harajuna hanya tersenyum miring di sudut bibirnya dia tidak akan menyerah mendapatkan Arana. Karena bagi Harajuna Arana adalah miliknya.
Saat keluar dari dalam kamar Harajuna, Arana tidak tau ada sepasang mata yang sedang melihatnya. Tampak raut wajahnya sangat kesal mengetahui Arana keluar dari dalam kamar milik Harajuna.
"Siapa gadis itu? dan ada hubungan apa dia dengan Harajuna?" dia bertanya pada dirinya sendiri.
Tok ...
Tok ...
Pintu kamar Harajuna di ketuk oleh seseorang. Harajuna yang masih hanya memakai celana pendek dan tanpa atasan itu berjalan dengan santi membuka pintu kamarnya.
Ceklek ...
Kedua alis mata Harajuna berkerut dia benar-benar sedikit terkejut melihat siapa yang ada di depan pintunya. "Lorena."
Wanita itu langsung menyelonong masuk padahal Harajuna belum memberinya izin. "Halo, Sayang!" dia duduk dengan elegant di atas ranjang Harajuna memperlihatkan jenjang kakinya karena gaunnya yang mempunyai belahan yang sangat panjang.
"Bagaimana kamu bisa tau aku ada di kamar ini?" Harajuna sangat heran dan sejenak dia berpikir.
"Oh aku tau! pasti si pria tua itu kan yang memberitahu kamu? Dia pasti menggunakan kekuasaannya pada mananger di hotel ini." Harajuna tersenyum sinis.
"Sayang, kamu kenapa memilih tidur di kamar seperti ini, padahal kamu kan bisa menginap di kamar yang jauh lebih baik dari ini."
"Aku lebih senang di sini! lagian ini sudah malam untuk apa kamu ke sini?" Harajuna bersandar di daun pintunya.
Di kamar Arana dia sedang berbaring bersebelahan dengan Tia yang hampir terlelap karena mengantuk.
"Kamu itu kenapa gak bilang kalau mau mencari ponsel kamu? ketemu di mana ponsel kamu, Ara?" tanya Tia dengan suara yang lirih.
"Emm ... tadi diketemukan oleh salah satu pengunjung hotel ini." Lagi-lagi Arana berbohong, lagian kan tidak mungkin Arana bilang dia menemukan di kamar seorang laki-laki yang sudah bercinta dengannya.
"Ya sudah tidur, Arana! besok kita akan kembali pagi-pagi sekali." Tia memejamkan matanya karena dia benar- benar mengantuk.
"Iya!" jawab Arana singkat.
Arana merasa ada yang tidak beres dengan ponselnya. "Ini sepertinya bukan ponsel aku." dia membolak-balikkan ponsel yang tadi diberikan oleh Harajuna. Karena tadi dia tidak memperhatikan dengan seksama saat Harajuna memberikan ponsel miliknya, Arana buru-buru ingin pergi dari sana karena kesal dengan Harajuna yang sudah menciumnya.
Saat layar ponsel Arana menyala matanya membelalak melihat tampilan wallpaper yang ada di ponsel itu. Ada wajah dewa tampan menghiasi wallpaper ponsel itu.
"Ini bukan ponsel milikku, dan apa ini? fotonya yang menyebalkan ini dia jadikan gambar wallpaper ponsel ini. Apa ini ponsel milikknya?" Arana berdialog sendiri.
Nah loh ... wkakaka dasar vampire ganteng. Salam kenal ya para readers yang baik hati, ganteng, cantik dan tidak sombong. Tolong ya kasi aku review dan like. Terima kasih sebelumnya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Elly Az
haaaaa ,,,,,si juna bisa aj....
2021-06-01
2
Betty Natalia Boekit
like.. like
2021-05-30
1
Yuwitha Buulolo
PETRUS JUNA JAKANDORRRR
2021-02-23
4