Arana berjalan keluar dari dalam kamar Harajuna, dia berjalan mengendap-endah beruntung di lorong kamar itu sedang sepi, dan ternyata kamar Harajuna hanya berjarak sekitar 5 kamar dari kamar tempat Arana menginap.
"Huft ...!" Arana menghela napasnya pelan saat berdiri di depan pintu kamarnya.
Ceklek...
Pintu kamar Arana tiba-tiba terbuka dari dalam saat tangan Arana sudah memegangi gagang pintu kamarnya.
"Arana!" suara Tia teman Arana sontak membuat mata Arana membulat sempurna.
"Ti-tia!" ucapnya terbata.
"Hei, kamu dari semalam ke mana? kenapa aku tunggu di bawah kamu tidak muncul dan aku kira kamu ketiduran di kamar, tapi saat aku ke kamar mau tidur kamu tidak ada?" wajah Tia heran.
Arana mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Emm ...! a-aku semalam???"
"Eh kamu kok bisa masuk ke kamar, Sih? bukanya id card nya aku yang bawa?" tiba-tiba Arana mengalihkan pembicaraan. Wakakka cap cus ya si Arana.
"Emm ... itu! aku pinjam id card teman lainnya, kan bisa!" Tia juga tiba-tiba bingung.
"Tia aku mandi dulu ya? aku kebelet ke belakang!" Arana tiba-tiba menyelonong masuk melewati Tia yang masih dengan muka keheranan.
Blam ...
Pintu kamar mandi di tutup dengan keras oleh Arana. "Huft ...!" helanya di dalam kamar mandi.
"Aku harus jawab apa kalau nanti ditanya lagi soal kemarin malam aku tidur di mana?" tangan Aran mengetuk-ketuk dahinya pelan.
Tok ... Tok ...
"Ara ...!" panggil Tia dari luar kamar mandi.
"Iya, ada apa, Tia?" jawabnya cepat.
"Aku tunggu di bawah ya, Ara? ucapnya setengah berteriak.
"Iya, nanti aku susul kamu!" balas Arana.
Di luar seketika sudah tidak terdengar lagi suara, benar-benar senyap, dan lagi-lagi Arana menghembuskan napasnya pelan, dia mulai membuka bajunya dan menyalakan shower. Dia tadi di kamar mandi Harajuna hanya mencuci mukanya dan cepat-cepat menggunakan bajunya karena dia ingin segera pergi dari sana.
Di bawah guyuran shower dia mencoba mengingat lagi kejadian bersama Harajuna. Dia mulai ingat setiap sentuhan, kecupan dan belaian lembut dari seorang Harajuna yang terpatri dalam pikirannya dia pria dingin seperti seorang vampire. Namun, malam itu dia begitu lembut memperlakukan Arana di atas ranjang.
"Arrghhh ... kenapa aku malah memikirkan setiap perbuataanya padaku? dia itu bukan hanya vampire tapi juga serigala. Dia sudah merebut hal yang paling berharga dalam hidupku. Ya! walaupun kita dijebak oleh seseorang, tapi bagaimana dengan nasibku? Fabio?" seketika air mata Arana menetes pelan mengingat kekasihnya Fabio yang bulan depan akan datang dan akan melamarnya.
"Apa Fabio akan mau menerimaku, menerima keadaanku yang sudah tidak tersegel lagi? apa dia bisa menerimanya?" Arana bermonolog sendiri.
"Enak saja dia bilang akan bertanggung jawab! maksudnya apa coba? aku saja tidak suka sama dia, walaupun dia ganteng sih! arrghh ...! ngapain jadi mikirin dia???" Arana cepat-cepat menyelesaikan mandinya perutnya juga sudah mulai keroncongan karena semalam dia yang biasanya makan tengah malam, tapi kemarin malam dia malah jadi santapan Harajuna.
"Si bos ini mana sih?" Tommy yang dari tadi sudah menunggu di restoran di lantai bawah. Dia mencoba menghubungi ponsel Harajuna. Namun, tidak ada jawaban.
***
Di dalam kamar hotel di mana Harajuna telah merenggut hal berharga dari seorang gadis bernama Arana. Ya! walaupun dia terpengaruh oleh obat perangsang yang sudah dimasukkan oleh Lorena, tapi tetap saja dia sudah melakukan hal yang seumur hidup tidak akan bisa Arana dan dia sendiri lupakan.
"Kenapa kemarin malam jadi sangat indah? aku benar-benar merasakan hal yang sangat berbeda bersamanya. Luar biasa!" Pria dengan kemeja putih lengkap dengan suit berwarna hitam itu sedang duduk tepat di depan ranjang tidurnya dan dia melihat serius pada sprei putih yang masih terdapat bercak darah kegadisan Arana.
Tlit ...
Tlit ...
Ponsel Harajuna yang berada di sampingnya berdering beberapa kali. Namun, pemilik mata elang itu hanya melihatnya, dia sudah tau siapa yang menghubunginya.
"Bos --!"
"Aku akan turun." Harajuna memotong kata-kata Tom dengan cepat dan dengan cepat pula memutus panggilannya.
"Hem ...! susah-susah aku hubungi, giliran diangkat cuma bilang seenaknya begitu!" gerutu Tom kesal.
Arana yang sudah berganti baju dengan dress selututnya berwarna putih dengan motif bunga mawar kecil yang di bordir melingkar indah di bagian bawahnya, dan dengan lengan 3 per 4, dia juga menggulung rambutnya ke atas memperlihatkan jejang lehernya yang indah, Arana keluar dari kamarnya membawa beberapa buku di tangannya.
"Tunggu-tunggu!" Arana berlari kecil meneriaki orang yang sudah masuk duluan ke dalam lift karena dia juga ingin masuk lift daripada harus menunggu lama.
Mata Arana terpaku saat dia melihat siapa orang yang ada di dalam lift duluan, Arana yang masih berdiri di depan pintu lift itu langsung berbalik badan ingin segera pergi dari sana, tapi dengan cepat tangan pria itu memegang lengan tangan Arana dan menariknya ke dalam sampai kedua tubuh itu bertabrakan sangat dekat bahkan jarak diantara mereka pun tidak ada.
"Kamu." Mata Arana membulat memandang si pemilik mata elang itu. Indra penciuman Arana juga menangkap bau harum dari tubuh lelaki itu. Aroma yang sama, yang kemarin malam sangat dia sukai. Saat dia dan Harajuna menghabiskan malam panas mereka walaupun dalam keadaan sama-sama dalam pengaruh sesuatu.
"Menjauh dariku!" saat Arana sudah berpijak lagi di bumi dia mendorong tubuh Harajuna mundur ke belakang.
Arana berbalik dan dia berdiri tidak memperdulikan Harajuna yang berdiri dengan tegapnya di belakang Arana. Sorot mata itu masih fokus memperhatikan punggung Arana.
Tidak lama pintu lift terbuka dan ada beberapa pemuda dengan wajah bule-bulenya masuk mereka sedang bercanda saling dorong sampai salah satu dari mereka menabrak Arana yang mungil itu.
"Auw ...!" Arana menabrak dinding lift sambil memegangi sikutnya.
Harajuna dengan cepat menarik lagi tubuh Arana dan mendekapnya. Saat salah satu si pria bule itu mau mendekat untuk meminta maaf pada Arana, Harajuna memandangnya tajam."
"Sorry," ucap pria bule itu pada Arana.
Harajuna mengangkat tangannya memberi isyarat agar si pria bule itu menjauh, dan pria bule itu tau, dia mengira bahwa Harajuna adalah kekasih dari gadis itu. Arana yang masih dalam dekapan Harajuna terdiam melihat sikap pria yang di panggilnya vampire itu.
Di dalam lift Arana yang sudah beridiri tepat di samping Harajuna saling terdiam berbeda dengan ketiga pria bule yang dari tadi berbicara sambil sesekali melirik Arana. Jujur hal itu sangat mengganggu Harajuna. Namun, berbeda dengan Arana yang seolah tidak peduli.
Ting ...
Pintu lift terbuka dan ketiga pria bule itu keluar terlebih dahulu di susul oleh Arana dan Harajuna. Sekali lagi tangan Harajuna menarik Arana.
Wah author beneran jatuh cinta sama Harajuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Mien Mey
ok fick thor qt brsaing scra seht krn aku jg fall in love sm juna😀🤘
2021-06-10
1
Elly Az
aku jga thor😂😂😂
2021-06-01
0
Christina Tjia Tengker
aku juga thor ... lgsg jatuh cinta🤣🤣🤣
2020-12-28
5