Pagi itu Arana bersama teman-temannya sarapan pagi di restoran di mana semalam dia makan sendirian, setelah selesai sarapan mereka rencananya akan berangkat ke tempat yang akan mereka kunjungi untuk acara study tour, sebelum berangkat karena melihat ponselnya tidak ada di dalam tasnya Arana izin kepada Tia untuk mengambil terlebih dahulu ponselnya yang tertinggal di kamar.
"Ya sudah aku tunggu di mobil kita ya, Arana!" Ara berlari kecil menuju lift dan dia menekan tombol menuju ke atas, saat pintu lift terbuka dia berpapasan dengan Harajuna. Arana pura-pura tidak mengenal Harajuna dia menyelonong masuk melewati Harajuna yang mau keluar. Begitupun Harajuna juga bersikap dingin seolah-olah tidak mengenal Arana.
Ting...
Pintu lift tertutup "Dasar vampire! kenapa aku harus bertemu dengan dia lagi." gerutunya kesal. Setelah mengambil ponselnya Dia segera turun untuk menemui Tia yang sudah menunggunya di depan mobil yang akan membawa Arana dan yang lainnya ke tempat di mana mereka akan melakukan study tour.
"Arana, kamu tahu nggak? tadi ada cowok ganteng banget kelihatannya sih usianya diatas kita tapi dia benaran ganteng apalagi dengan baju setelan jas hitamnya.
"Aku tidak tertarik lainya. Bagiku pria yang paling ganteng di dunia ini hanya Fabio, kamu tahu kan pacar aku? bulan depan dia akan datang dan aku nggak sabar menunggu dia datang."
"Iya-iya tahu yang sudah punya cowok! kamu setia banget sih kalian kan selama ini pacaranya LDR, kamu bisa ya percaya 100% dengan cowok kamu apalagi dia kan tinggal di luar negeri, Arana?"
"Lah siapa tahu dia di sana udah punya cewek lain."
"Fabio itu cowok setia Tia dan aku percaya sama dia. Dia sudah berani melamar aku dan sebentar lagi sebentar lagi aku juga akan menikah dengan dia."
"Tapi mama kamu kan enggak terlalu setuju sama hubungan kamu dan Fabio! apa kamu akan tetap menikah dengan Fabio, Ara?"
"Iya Tia sayang, Fabio itu orang yang baik dan aku yakin aku akan hidup bahagia dengan dia."
"Mm... kamu dan dia belum ngapa-ngapain kan? aku lihat kamu sayang banget sama dia."
"Aku sama Fabio pacarannya, pacaran yang sehat. Berciuman pun aku juga belum pernah dan Fabio menghormati aku, maka dari itu aku mau nikah dengan dia. Dia orang yang baik lagian aku bukan cewek gampangan yang bisa menyerahkan hal berharga yang aku punya dengan laki-laki yang bukan suami aku.
"Aku percaya sama kamu Arana, ya sudah! kita pergi itu yang lainnya sudah nungguin."
Akhirnya mereka pergi menuju tempat di mana mereka akan melakukan study tour.
"Ada apa sih sih, Bos ngajak aku makan di cafe? padahal di restoran hotel kita kan ada makanan yang sangat enak." tanya Tom yang bingung dengan sikap bosnya itu.
"Aku sengaja mengajak kamu ke sini karena aku tidak mau diganggu oleh Lorena. Gadis itu benar-benar membuat aku kesal."
"Kalau kamu tidak suka sama dia. Kenapa kamu menerima pertunangan dengan dia, Bos?" tanya Tommy.
"Dasar aneh!" imbuhnya.
"Kamu tahu kan, Tom! kakek aku, kakek Bisma yang menyuruh aku segera mencari calon istri dan kamu tahu apa yang sering kakekku ucapkan agar aku segera menikah?
"Apa, Bos?"
" Dia ingin cicit dari cucu satu-satunya sebelum dia meninggalkan dunia ini! dasar kakek korban sinetron.
"Hahaha!" terdengar kekehan keras dari Tom.
"Dan kamu tahu aku tidak bisa menolak permintaan kakekku itu karena aku sangat menyayangi dia, dia orang satu-satunya yang menyayangiku setelah kedua orang tuaku sendiri tidak memperdulikan aku." Mata indah itu menatap tajam ke luar jendela kaca di cafe itu
"Jangan berkata seperti itu, Bos! kedua orang tuamu juga sangat menyayangimu cuma mereka masih belum menerima saja kejadian yang terjadi pada Nindi dan mereka masih menyalakan kamu atas kejadian itu.
"Gara-gara pria berengsek itu aku harus kehilangan kasih sayang kedua orang tuaku. Jika aku menemukannya aku tidak akan pernah melepaskannya, Tom. Dia harus menerima akibat dari perbuatannya." Sekali lagi sorot mata elang itu menatap tajam.
Tommy tau Harajuna tidak akan melepaskan orang yang sudah mengusik hidupnya. "Oh ya, Bos! kamu rencananya berapa hari akan ada di Bandung?"
"Aku tidak tahu Tom, mungkin selama seminggu aku juga ingin menenangkan pikiranku beberapa hari di sini, tapi sepertinya tidak akan bisa karena Lorena mengetahui aku ada di sini." Harajuna meneguk segelas orange jusnya.
"Semalam dia bertanya padaku, kamu
menginap di kamar apa? dan aku bilang jelas aja kamu menginap di kamar President suite. Kamu kan pemilik hotel itu."
"Sudah aku duga, Tom. Aku sengaja pindah kamar."
"Kamu serius, Bos? kamu tidur di kamar mana? kenapa aku juga tidak tahu." Tom menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Sebaiknya kamu tidak perlu tahu karena aku juga tidak percaya padamu." Harajuna melirik Tom.
"Oh Tuhan! kamu tidak percaya padaku, Juna? hei aku ini teman kamu dari kecil sampai sekarang pun aku mengikuti kamu. Apa pernah aku mengkhianati kamu? malahan aku banyak membantu kamu, Bos."
"Sudah tidak perlu dibahas masalah ini! yang jelas aku minta tolong sama kamu, buat si Lorena itu segera pergi dari hotel ini aku benar-benar tidak mau diganggu.
"Perintahmu kali ini benar-benar membuatku bingung, Bos! sangat sulit, kamu tahu sendiri kan Lorena itu gadis yang seperti apa." sekali lagi Tommy menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia sedang berpikir apa yang harus dilakukan pada Lorena agar dia pergi dari hotel ini.
***
Malam hari di sebuah klub malam yang berada di hotel itu Tommy sedang minum bersama Juna tiba-tiba datang seorang wanita cantik dengan pakaian seksi nya duduk disebelah Harajuna. Dia bergelayut pada leher Harajuna,
Mata Harajuna memicing melihat gadis yang ada di sebelahnya. "Lorena, kenapa kamu bisa ada di sini? bukannya tadi kamu menghubungiku dan bilang malam ini mau pergi shopping dengan teman-teman modelmu yang berada di sini."
"Sebenarnya tadi aku mau pergi tapi aku urungkan saja karena aku ingin menghabiskan waktu denganmu, Harajuna." Tangan gadis itu mengusap rahang tegas Harajuna.
"Oh iya Tom! apa kamu bisa memesankan aku minuman juga? aku akan menemani Harajuna minum di sini.
"Aku tidak ingin lama-lama di sini, Lorena! Lorena kalau kamu mau minum kamu bisa bersama Tommy."
"Ayolah, Juna aku hanya ingin minum dengan kamu tidak lebih lalu kita kembali ke kamar kita masing-masing. Jangan bersikap dingin dengan ku! selama ini aku selalu bersikap baik denganmu," jelas wanita itu memelas.
Harajuna menghela napasnya pelan." Ya sudah. Tom pesankan juga minuman untuk Lorena."
Tom beranjak dari tempatnya dan pergi ke konten bar untuk memesan minuman. Tidak lama telepon Harajuna berdering Harajuna segera beranjak dari tempat duduknya mencari tempat yang lebih sepi karena di sana sangat bising.
Jangan lupa vote dan simpan ya, karena itu buat aku tambah semangat buat nulisnya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Elly Az
next
2021-06-01
1
Indra Davais
kasih obat tidur
2021-05-30
1
Lina aza
pasti obat perangsang sudah di tebak dinovel2 seperti itu terus
2021-02-28
7