Mereka bertiga bingung melihat Tommy yang tiba-tiba datang di sana dan ikut campur urusan mereka.
"Hei, siapa kamu? datang tiba-tiba dan ikut campur dengan urusan kami?" ucap Bruno ketus.
Ara hanya melihat ke arah Tommy dia ingat pria yang ada di depannya itu adalah salah satu orang yang duduk satu meja dengan si vampire orang yang membuatnya kesal.
"Aku asisten pribadi orang yang mempunyai hotel ini dan aku tidak suka jika ada orang yang membuat keributan di hotel ini, jadi kalau kalian masih membuat masalah sebaiknya kalian segera pergi dari sini, dan aku bisa segera mengurus agar kalian bisa secepatnya out dari hotel ini!" Sekarang ucapan dan raut wajah Tommy tampak serius.
Aldo menarik lengan tangan Bruno mendekat ke arahnya. "Bruno, kalau dia benar asisten pribadi orang yang punya hotel ini sebaiknya kita tidak membuat masalah dengannya. Kalau dia sampai mengeluarkan kita dari hotel ini, kamu tau kan akibatnya bagi kita?" bisik Aldo ketelinga Bruno.
"Ya sudah." jawab Bruno pelan. "Kita ini sedang tidak mengganggu gadis itu. Dia juga teman satu kampus dengan ku!" jelas Bruno.
"Andai boleh memilih aku tidak mau jadi teman kalian," ucap Arana ketus menjawab ucapan Bruno.
'Awas kamu gadis sombong dan angkuh, nanti aku akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan kamu lupakan.' Bruno berkata dari dalam hatinya menatap tajam pada Arana.
"Sekarang kalian bisa pergi, Kan?"
Kedua orang itu berjalan pergi. Setelah mereka tidak terlihat Tommy mengulurkan tangannya pada Arana. "Hai, namaku Tommy? kamu siapa?" wajah Tommy berubah dari serius sekarang menjadi lebih enak di pandang.
"Aku Arana, panggil Ara saja." tangan Arana menyambut perkenalan tangan Tommy.
"Terima kasih, Tom!"
"Sama-sama, oh ya! apa benar mereka teman kamu? kalian seorang mahasiswa? dan ada urusan apa kalian menginap di sini?" Ara dicerca pertanyaan oleh Tommy.
"Aku salah satu mahasiswi di sebuah kampus di kota Surabaya dan kami sedang ada study tour di sini. Aku dan teman-teman lainnya menginap di hotel ini.
"Oh begitu!" jujur saja saat pertama kali melihat dan berkenalan dengan Arana, Tommy sangat menyukai wajah manis Arana.
"Oh ya, Tom! apa benar kamu asisten pribadi pemilik hotel ini? apa pria yang duduk bersama kamu di meja seberang itu adalah bos kamu? Ara melihat ke arah meja di mana si vampire itu sedang duduk bersama seorang wanita cantik.
'Apa dia mengenal Harajuna, Ya?' Tommy berbicara dalam hati.
"Mmm ... bukan! dia itu teman aku dan dia juga kebetulan ada urusan bisnis di sini. Apa kamu mengenalnya?" tanya Tommy menaruh curiga.
"Oh ...! em, aku enggak kenal sama dia, cuma sekilas pernah melihatnya, tapi aku lupa di mana!" Ara memaksakan senyumnya.
'Lebih baik aku tidak mengenal pria vampire itu.' Ara bermonolog dari dalam hatinya.
"Apa kamu mau bergabung dengan kami, Ara? di meja sana." Tommy menunjuk ke arah meja di mana masih ada Harajuna dan Lorena. Tommy ini asal bicara saja padahal dia tau Harajuna pasti tidak akan suka ada orang lain yang tiba-tiba sok akrab.
"Terima kasih, aku mau kembali ke kamarku saja, lagian ini juga sudah malam. Bye, Tom!" Ara berjalan pergi dari sana.
"Dia manis sekali," ucap Tommy setelah melihat Ara menghilang dari hadapannya lalu dia kembali ke arah mejanya.
Tommy duduk dengan muka berserinya dia masih membayangkan wajah manis Ara tadi. "Dia manis sekali, Bos!" celetuk Tommy.
"Siapa? gadis tadi?" Lorena terkekeh. "Ya! menurutku kamu sama dia cocok, Tom. Sama- sama dari kalangan orang biasa," sahut Lorena dengan nada menghinanya.
"Tom, kamu urus kamar untuk Lorena, aku mau kembali ke kamarku, aku mengantuk sekali." Setelah mengatakan itu Harajuna beranjak dari kursinya. Dia melangkah pergi dari sana.
"Harajuna ...!" teriak Lorena tapi sama sekali Harajuna tidak memperdulikan panggilan Lorena. Harajuna tetap melangkah dengan dinginnya.
"Ahhaha!" tawa Tom seketika melihat Lorena tidak dipedulikan oleh Harajuna bosnya.
"Apa yang kamu tertawakan, Tom?" sergah Lorena ketus.
"Sudahlah, Loren sebaiknya kamu segera memberitahukan kakek Bisma untuk membatalkan pertunangan kamu dengan Juna. Percuma saja kalau pada akhirnya kalian menikah, tapi sikap Harajuna selalu dingin seperti itu sama kamu."
"Kamu lihat saja, Tom! aku akan membuat Harajuna mencintaiku. Apa saja akan aku lakukan supaya Harajuna mencintaiku dan hanya menjadi milikku.
"Hal yang aku lakukan selama ini untuk mendapatkan Harajuna tidak akan sia-sia."
"Memangnya apa yang sudah kamu lakukan, Lorena?" mata Tommy menaruh curiga pada ucapan Lorena.
'Aku sudah berhasil menyingkirkan Sofia dari kehidupan Harajuna dengan sangat susah, dan sekarang tinggal beberapa langkah lagi aku tidak akan mundur. Harajuna harus menjadi milikku.' Lorena berdialog dari dalam hatinya.
"Hei, Loren! kamu sedang memikirkan apa?" perkataan Tommy menyadarkan lamunan Lorena.
"Tidak memikirkan apa-apa, Tom!"
"Ya sudah, aku akan membukakan kamar untuk kamu."
"Tom!"
Tommy yang tadinya mau beranjak pergi duduk kembali karena panggilan Lorena.
"Apa kamu tau Harajuna menginap di kamar mana?"
"Ayolah Lorena, dia pemilik hotel ini, tentu saja dia menginap di kamar President Suit. Kenapa pakai tanya segala?" Tommy memutar bola matanya Jengah. Dia beranjak dari sana untuk kebagian resepsionis, meninggalkan Lorena yang masih duduk di restoran itu.
"Emm ... jadi di sana." Lorena berpikir. "Besok malam aku akan datang ke ranjang kamu, Juna! di sana aku akan menghangatkan ranjang kamu." tertarik senyuman devil di sudut bibir Lorena.
"Lihat saja Harajuna Atmaja, aku akan membuat kamu bertekuk lutut di hadapan ku setelah ini." Sekali lagi Lorena tersenyum dan kali ini senyumannya seperti senyuman seorang iblis yang merencanakan sesuatu yang jahat.
***
Pagi hari Matahari yang sudah keluar dari persembunyiannya itu membangunkan semua orang. Arana sudah bersiap-siap berbeda dengan Tia sahabatnya yang masih molor di atas ranjang.
"Tia, bangun!" Ara menggoyang-goyangkan tubuh Tia tapi Tia tetap enak menikmati tidurnya.
"Aldo... oh Aldo! aku sayang kamu!" celetuk Tia, sepertinya Tia sedang bermimpi. Tapi Aldo?
"Kenapa dia memanggil nama Aldo?" Arana bermonolog. sekali lagi dia mencoba membangunkan Tia yang masih molor.
"Tia bangun, ada Aldo tuch di sini!" Arana berbisik pada telinga Tia, seketika Tia bangun berjingkat dari tidurnya.
"Mana... mana Aldo?" Tia mengucek matanya dia melihat keseluruh ruangan.
"Ahahahha! Arana tertawa dengan bahagianya.
"Arana, Aldo mana?" Tia tampak bingung.
"Aldo gak ada, yang ada tugas study tour, apa kamu mau kita ketinggalan mobil yang akan membawa kita ke tempat tujuan kita?" Arana duduk di tepi ranjang.
"Jadi kamu bohong?" muka Tia kesal.
"Iya, Tia! lagian kamu kenapa bisa suka sama Aldo?" muka Arana bingung.
Wah... apa yan nanti bakal terjadi dengan si mata elang Harajuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Elly Az
lorena mak lampir tu
2021-06-01
1
Siti Fatimah
Lorena loreng 😂😂😂
2021-03-09
3