Bunda Anna memilikan begitu banyak baju yang akan Aisha pakai di Jakarta.
"Astaghfirullah, Bunda. Ini banyak banget, Aku ngga mau Bunda membelikan baju terlalu banyak, mendingan uangnya bisa Bunda pakai nanti." Aisha menaruh kembali baju-baju ketempat semula.
"Tidak kamu harus beli." Tegas Bunda Anna.
"Iya, aku milih 5 potong ini aja ya, Bun." Aisha pasrah dan mengambil asal baju.
"Nah, gitu loh, Neng." Kata Bunda Anna menepuk pundak Aisha.
Aisha dan Bunda Anna menuju kasir, karena letak Desa ke Jl. Riau harus menempuh 4 jam, karena letak Desa Aisha berada di belakang bukit.
"Bun, aku lapar." Kata Aisha agak merengek.
"Makan di tukang bakso itu yuk, kayanya enak dech." Kata Bunda Anna menujukkan kearah penjual bakso.
"Di bungkus aja, ya Neng. Kasihan Ayah dan adik-adik kamu pasti belum makan juga." Bujuk Bunda Anna.
"Iya, Bunda Ku. Sayang, Mmuuaacchh..." Aisha mencium pipi Bunda Anna. Lalu pergi menuju tukang bakso
"Dasar anak manja." Bunda Anna tersenyum dan mengikuti Aisha dari belakang.
Aisha sangat senang bisa makan bakso, karena di Desanya susah nyari bakso. Maklum di Desa penduduknya hanya sedikit tidaklah terlalu banyak. Mereka sekolah juga menempuh jarak yang sangat jauh, bila jalan kaki dua jam lebih baru sampai ke sekolahan. Tapi jalankan tanpa putus asa, malah semangat untuk menimba ilmu.
"Ini, Neng Baksonya, total semua Rp 60,000." Kata penjual bakso.
"Ini, Mang. Terimakasih." Aisha memberikan uang dan mengambil satu kantong besar bakso.
"Sudah, Neng." Tanya Bunda Anna
"Sudah, Bun. Kita pulang keburu malam nanti." Aisha menggandeng Bunda Anna.
Skip
Mereka sampai rumah tepat jam 7 malam, Bunda Anna langsung menghangatkan bakso yang di belinya. Aisha membawa barang belanjaan ke kamarnya.
Ketika Aisha melewati kamar kedua orangtuanya, Aisha melihat Ayah Ali dan adik-adik sedang sholat Isya Jama'ah. Aisha meneteskan air matanya, karena Aisha akan kangen dengan keluarganya.
"Aku pasti sangat merindukan kalian semua." Batin Aisha, menghapus air mata. Lalu pergi ke kamarnya. Aisha membersihkan diri dan Sholat Isya, Bunda tidak sedang Sholat. Karena sedang kedatangan tamu bulanan.
Ayah Ali dan Adik-adik Aisha turun kelantai satu dan menghampiri Bunda yang sedang menata piring di meja.
"Assalamualaikum, Bunda." Serentak.
"Mmmm... Menunya Bakso ya, Bun?." Tanya Ibrahim menghirup bau bakso.
"Iya, Nak. Cepat kalian duduk." Perintah Bunda Anna
"Kakak, kemana Bun? Ayah ngga lihat anak cantik Ayah." Tanya Ayah Ali kepada Bunda Anna.
"Aku disini, Yah." Aisha yang tiba-tiba muncul di belakang.
"Sini, duduk sama Ayah." Ayah Ali menepuk kursi di sampingnya.
"Iya, Yah." Aisha duduk di kursi.
Mereka menikmati hidangan bakso, bagi mereka bakso merupakan makanan langka. Karena susah di dapatnya. Selesai makan, Aisha membantu Bunda Anna di dapur dan membereskan sisa-sisa abis makan. Ayah Ali dan Adik-adik Aisha menonton TV di ruang keluarga. Walau di Desa ini sangat jauh dari kota untuk listrik sangat sulit, Ayah Ali orangnya sangat pintar di bisa membuat tenaga listrik dari air dan tanah. (😂😂😂 umpama ya geas bisa buat listrik dari air dan tanah, karena ini dunia novel bisa kita buat sendiri 😁😁😁).
Ayah Ali juga mendapatkan penghargaan dari gubenur Bandung, karena bisa menciptakan listrik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Indra Yani
lanjut thor
2022-11-27
1
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-05
1