PRIA PENGGANTI
Jam istirahat, Maya mengajakku makan siang bersamanya, sekaligus ada yang ingin dia sampaikan.
Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, kini aku dan Maya semakin akrab. Aku merasakan ada yang berbeda dari saat pertama berteman dengannya.
Kini Maya lebih terbuka padaku. Bahkan tak jarang ia memintaku bermalam di rumahnya. Pertemanan kami masih dalam batas kewajaran.
Meskipun sering tergoda oleh penampilan Maya di depanku, aku berusaha menahan diri. Aku tidak ingin melakukan hal buruk terhadap Maya.
Aku selalu berharap ada celah dan keberanian untuk mengungkapkan perasaanku padanya.
Kupikir Maya akan jera setelah seorang pria menyakiti nya, namun dugaan ku salah. Kali ini dia datang padaku dengan kisah cintanya yang baru.
Luka itu terbuka lagi sebelum benar-benar kering. Raut wajahnya nampak berseri-seri bak seorang gadis yang sedang jatuh hati pada seorang pangeran.
Pak David benar-benar tergila-gila pada Maya, dia melakukan apa saja untuk mendapatkan hati Maya. Lagi-lagi sesuatu yang aku khawatirkan akhirnya terjadi.
Tak bisa kubayangkan jika Maya membalas cinta Pak David, bisa-bisa kantor tempatku bekerja akan menjadi neraka bagiku.
Setiap hari aku bakal menyaksikan pemandangan yang akan membuat mataku sakit, bahkan bisa jadi lebih parah daripada itu.
Selama ini memang Pak David selalu memperlakukan Maya dengan baik, bahkan sejak hari pertama Maya bekerja, aku tidak lagi melihat ada wanita mendatangi ruangannya. Apa mungkin itu semua karena Maya.
Ditengah keseruan ku dengan Maya, tiba-tiba pak David menghampiri meja kami. Dia meminta Maya ikut meeting bersamanya.
"Sepertinya aku tidak bisa menemanimu sampai selesai, Rend. "
"Maaf ya.... Aku pergi dulu. "
Ucap Maya.
Belum sempat aku membalasnya, Maya sudah berlalu meninggalkanku.
Kulihat dia menggapai lengan Pak David dan berjalan disampingnya. Mereka lebih terlihat seperti sepasang kekasih.
Usia yang sudah mencapai kepala tiga, tak membuat Pak David segera melepas masa lajangnya. Mungkin dia belum menemukan cinta sejatinya.
Jika dibanding dengannya, aku tidak ada apa apanya. Meskipun usianya lebih tua dariku, dia terlihat seumuran denganku. Entah dia yang awet muda atau wajahku yang terlihat tua.
Masalah harta apalagi, aku hanya bawahannya.
Meskipun aku bekerja seumur hidup, mustahil bisa menandingi kekayaannya.
Pak David sangat memperdulikan penampilannya. Kulitnya bersih terawat. Pakaiannya selalu rapi. Jika didekatnya akan tercium aroma parfum yang mencerminkan kepribadiannya.
Mungkin karena itulah tak sedikit wanita yang tergila gila padanya.
Jika disandingkan dengan Maya akan sangat serasi.
Tapi apa yang kupikirkan.... Apa aku sedang mendoakan mereka. Tidak!! Jika Maya dengan Pak David, lalu bagaimana denganku.
Cinta ku pada Maya teramat besar. Walaupun hanya sebatas teman, sebenarnya hubungan ku dengannya bisa dibilang lebih dari itu.
Aku banyak menghabiskan waktu dengannya, bahkan aku juga sering bermalam dirumahnya. Aku dan Maya juga sering berpelukan akhir akhir ini.
Saat dirumahnya, dengan leluasa aku melihat kemolekan tubuhnya. Bukan aku mengintip yach, tapi Maya memang selalu berpakaian seksi jika di rumah. Bahkan dia tak sungkan meminta ku mengacingkan resleting nya, aku dapat melihat dengan jelas punggungnya yang putih bersih.
Tak hanya itu, bahkan kami tidur di atas tempat tidur yang sama beberapa kali, meskipun kami tak melakukan apa apa. Bisa dibayangkan betapa menderitanya aku, yang selalu meronta tanpa pernah ada pelepasan.
Drett..... Drett....
"Halo May.... "
"Halo Rend, bisakah kau ke tempatku malam ini? " Pinta Maya.
"Bagaimana ya May.... Sepertinya aku tidak bisa. Aku sedang ada janji dengan seseorang."
Aku terpaksa membohongi Maya, jujur saja hatiku masih perih, saat melihatnya bergelayut di lengan Pak David tadi siang.
"Maaf ya May.... " Sambung ku.
Segera aku mengakhiri panggilannya.
Tidak biasa aku melakukan hal ini padanya. Aku hampir tak pernah menolak keinginannya.
Aku tak pernah berhenti berharap, semoga Maya memahami perasaanku padanya. Tapi bagaimana Maya tahu perasaanku, jika hingga detik ini aku belum juga menyatakannya.
Akhir pekan ini aku akan pergi dengan Maya, ke pesta pernikahan teman lamanya, Novi namanya.
Mungkin ini akan menjadi weekend yang kesekian kalinya bersama Maya.
Maya:
"Selamat ya nov atas pernikahanmu, semoga langgeng sampai kakek nenek. "
Novi:
"Terimakasih Maya.... Aku senang kau datang ke acara ku. "
"Kalian sangat serasi, semoga cepat menyusul ya... "
Maya:
"Kau doakan saja. "
"Deg..... Apa aku tidak salah dengar, apa yang telah diucapkan Maya tadi. "
Gumam Ku...
"Apa Maya memperkenalkan aku sebagai kekasihnya? "
Tanya ku dalam hati.
Aku dan Maya bergandengan tangan menuju tempat duduk yang telah disediakan.
"Terimakasih ya Rendy, sudah bersedia menemaniku. "
"Maaf, telah membuat mu tidak nyaman, karena memperkenalkan mu sebagai kekasihku. "
"Tidak masalah May..... "
Seandainya Maya tahu jika aku sangat mengharapkan semua itu jadi kenyataan.
"Pria yang bersamaku waktu itu adalah Johan, dia kekasihku, tepatnya mantan kekasihku. "
"Awalnya aku berencana akan datang bersamanya, aku sudah berjanji pada Novi akan membawa kekasihku di pesta pernikahannya. "
"Namun seperti yang kau tahu, hubunganku kandas di tengah jalan. "
"Terimakasih telah bersedia menjadi pria pengganti Johan"
Maya menggenggam tanganku, namun ucapannya tak selembut sentuhannya.
Aku hanya seorang "pria pengganti"
Bisakah kau menganggap ku kekasihmu, walau sebentar??
Tidak adakah setitik cinta untukku??
Lagi lagi hatiku tergores oleh pernyataan Maya.
Perasaan yang telah lama kupendam haruskah ku ungkapkan sekarang atau sebaliknya, ku kubur saja dalam-dalam.
Bagaimana jika nanti cinta ku bertepuk sebelah tangan, aku akan menjadi canggung, dan itu akan membuatku tidak nyaman.
Namun jika aku bertahan di posisiku saat ini, paling tidak aku bisa terus bersamanya meski tak dapat memilikinya. Akhir pekan yang menyedihkan....
Saat aku dan Maya hendak meninggalkan tempat resepsi, kami dikejutkan oleh kehadiran seseorang. Tidak salah lagi pria itu adalah Johan.
Johan menghampiri kami, maksud ku Maya. Dia meraih lengan Maya dan meminta maaf padanya. Kulihat Maya memalingkan wajahnya. Johan menyatakan penyesalannya, dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Maya.
"Lepaskan Maya! " Teriakku
Johan menatapku sinis "kau pria menyebalkan yang waktu itu? "
"Apa kau yang telah merebut Maya dariku? "
"Dirimu lah yang membuat Maya meninggalkanmu. " Jawabku.
Johan yang tersulut emosinya, melayangkan tinjunya ke wajahku.
Bughh....... Ada darah segar keluar dari sudut bibirku.
Tak terima dengan perlakukan Johan aku berniat menyerang balik, namun Maya menghentikan ku. Maya memeluk erat tubuhku membuatku mati langkah.
"Sudah hentikan!! Aku tak ingin melihatmu terluka"
Kulihat Maya menangis.
Aku tak percaya dia mengatakan hal itu, yach mungkin aku yang berlebihan memaknainya. Namun bagiku itu sangat manis.
Di rumah Maya.....
Maya mengobati lukaku, kulihat buliran bening menggenangi pelupuk matanya, sepertinya dia sengaja menahannya agar tak jatuh. Maya hanya menunduk tak menatapku.
Ku angkat dagunya dengan jariku....
"Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku" Ucapku.
Tanpa menjawab, Maya menghempaskan tubuhnya dan memelukku. Tangisnya pun pecah.
Aku membalas pelukannya, terasa nyaman.
Tak berapa lama, aku merenggangkan pelukannya, ku tatap wajahnya yang telah basah karena air mata. Aku mengusapnya dengan lembut, dan kamipun beradu pandang.
Sesuatu terjadi diluar kendaliku, aku menggapai bibirnya yang lembut, kulihat tak ada penolakan dari Maya. Kami sama-sama menikmatinya.
Namun tak berlangsung lama, aku merasa ada yang bergolak dari dalam diriku. Aku tak ingin berbuat lebih, yang nantinya akan melukai Maya.
"Maaf May..... Aku tak bermaksud.... "
Maya menempelkan jarinya di bibirku, sebagai tanda jika dia tak ingin aku melanjutkan ucapan ku.
Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, aku memutuskan untuk kembali ke kosanku. Berharap esok semua akan kembali seperti biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mantap ❤️
2021-02-21
1