Kekasih Bayaran
Bandung dingin dengan gerimis malam itu tidak menyurutkan langkah kaki seorang gadis manis di malam kamis. Ia mengayunkan kaki, melangkah dengan riang seperti biasa. Ia melambai, menyahut siapa saja yang menyapa. Di gang sempit penuh genangan air itu ia sedikit berjinjit, takut high hills nya basah. Namun percuma saja, setengah dari tingginya sepatu itu telah terendam. Ia mendengus kesal seraya membuka benda itu dari kaki jenjangnya. Roknya pendek sekali, bajunya juga mini, tapi tertutup jaket kulit berwarna merah hati.
Arsela Januardi, tidak pernah menyangka kehidupan akan membalikkan nasibnya pada titik paling rendah. Sela harus menenggak pahitnya kehilangan dua orang yang teramat ia cintai. Ayahnya telah dua bulan berada di penjara karena kasus korupsi milyaran yang ia lakukan. Ibunya meninggal karena sakit akibat shock berkepanjangan. Padahal mama selalu menyemangatinya kala itu, membisikkan kata agar senantiasa tabah.
"Sela, maafkan papa khilaf. Papa menyesal." Tuan Januardi menunduk, airmatanya menitik, ia berpegangan pada dinginnya jeruji besi.
"Sudahlah pa, semua sudah terjadi. Aku tidak pernah membenci papa. Semoga setelah ini akan ada hikmah yang bisa kita ambil ke depannya." Bijak Sela, menekan kecewa yang teramat dalam.
"Bagaimana mamamu?" Tanya Tuan Januardi lagi, ia tidak melihat istrinya.
"Ehmmm... Pa, maafkan Sela tidak bisa menjaga Mama. Mama sudah gak ada." Sela menunduk dalam, menahan airmata yang segera tumpah.
Tuan Januardi merosot, tubuhnya lemas. Ia menangis, meraung memanggil menyebut nama istrinya. Semua karena kesalahannya, keserakahannya yang membuat keluarga mereka hancur. Terlebih, kini Sela sendiri. Betapa berdosanya.
"Sela, maafkanlah Papa." Serak suara papa, pilu Sela mendengarnya.
Sela teringat percakapan singkat tapi menguras airmata itu saat ia mengunjungi ayahnya untuk terakhir kali berada di Jakarta. Sela juga ingat, betapa ayahnya menyesal. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Harapan indah akan masa depan rasanya telah jauh terkubur. Sela jadi menyusuri jalan dengan pikiran melantur.
Sela ingin segera mengeluarkan papa dari penjara. Namun tuntutan akan dicabut jika papa bisa mengembalikan sisa uang yang telah di korupsi. Tapi, itu juga tidak serta merta langsung membuat papa bebas, ia hanya akan mendapat keringanan masa hukuman. Dan Sela, ingin mengambil kesempatan itu. Namun, mencari uang milyaran itu tentu tidak mudah bahkan mustahil rasanya.
Seorang teman Sela yang waktu itu singgah di Jakarta, kebetulan bertemu dirinya. Sela ingat temannya itu menawarkan sebuah pekerjaan yang bisa membuatnya meraup banyak uang. Namun, Sela terkejut saat ia tahu pekerjaan itu adalah menjadi gadis panggilan. Istilah kerennya BO. Sela, tentu saja ia menolak. Namun satu tawaran lagi datang padanya.
"Sel, ambil lah opsi kedua. Jadi pemandu karaoke, nemenin orang berduit joget, nyanyi sama yaa di remas dikit gak papa lah." Temannya kembali membuat penawaran. Sela berpikir sesaat, yang penting bukan jadi *******. pikirnya waktu itu.
"Dimana?" Tanya Sela akhirnya.
"Black Rose. Gue bisa masukin lo kesana."
Sela berpikir lagi.
"Bandung?" Tanya Sela lagi. Gadis di depannya mengangguk.
"Gue ikut." Putus Sela akhirnya. Ia menarik nafas panjang. Mencoba menerima segala takdirnya. Kelam. Ya, ia sadar itu.
...****************...
Dan di sinilah Sela sekarang, menunggu tamu yang akan memintanya untuk menemani mereka. Black Rose, Club malam terbesar di Bandung itu memiliki banyak para wanita penghibur dengan berbagai jenis rupa yang pastinya mereka semua cantik. Sela masih terbilang baru di sini, baru beberapa bulan ia berada di Bandung dan bergabung di Black Rose. Namun, pamornya sudah melejit begitu cepat. Sela menjadi idola baru di tempat itu.
"Sel, lo temenin Wisnu lagi ya malam ini, dia kayaknya suka sama lo." Jerry, manager tempat itu menghampirinya. Sela mengangguk, ia tahu Wisnu, pria yang sudah tiga hari ini selalu mencari dirinya, meminta menemaninya di room, pria nakal yang suka sekali meremas dadanya. Sela kesal, namun tak bisa melawan.
"Apa gak ada yang lain bang?" Tanya Sela pada Jerry.
"Ada Sel, malah ada tiga orang yang minta lo nemenin mereka tapi Wisnu bayarannya lebih gede. Lo bisa dapet banyak malam ini." Jerry menatap Sela yang begitu cantik dan seksi malam ini. Jujur, ia pun sempat terbius oleh kemolekan tubuh gadis itu.
"Ya udah deh. Yang penting gue bisa dapet duit banyak." Tandas Sela lalu mulai menyambut kedatangan Wisnu yang sudah terlihat diantara orang-orang yang sedang mabuk dan bergoyang.
"Layanin yang baik ya. Kalau bisa BO aja Sel, lo bisa dapet lebih banyak dari ini." Saran Jerry yang langsung ditolak mentah-mentah oleh gadis itu.
"Sampe ****** juga gak bakalan gue jual badan gue."
"Kayak lo masih perawan aja." Sengit Jerry yang kemudian berlalu meninggalkan Sela yang terdiam. Benar, Sela memang sudah kehilangan keperawanannya ketika masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya dulu. Hubungan mereka berlangsung selama enam tahun, namun, Sela harus rela ditinggal menikah karena pria brengsek itu nyatanya malah menghamili perempuan lain.
Perawan? ya memang ia tidak lagi perawan. Atas nama cinta dulu ia serahkan segalanya, termasuk tubuh dan kesuciannya. Namun, menjual dirinya dengan berganti-ganti rudal juga tidak akan dilakukannya.
Sela menggandeng lengan Wisnu dengan mesra. Wajahnya ia tampilkan ceria agar ia bisa lebih rileks menjalankan perannya. Wisnu seperti biasa, mencium Sela penuh nafsu dengan nafas yang mulai memburu.
Saat Sela telah berada di dalam room karaoke, mereka langsung duduk. Sela memulai mencari judul lagu. Lalu mulai bernyanyi dan mulai menuangkan minuman dingin beralkohol itu untuk pelanggannya.
"Sela, kamu cantik sekali." Wisnu mulai mengendus lehernya. Sela berusaha mengelak dengan berdiri dan mulai bergoyang mengikuti irama musik.
Ia mengajak Wisnu untuk bernyanyi dan bergoyang bersamanya hingga waktu telah berlalu beberapa jam. Lelaki itu ikut menggerakkan tubuh, menjamah tubuh Sela.
"Sel, jadi lah simpanan ku, kau akan mendapatkan banyak uang dariku." Wisnu mulai meracau, alkohol telah menguasai dirinya.
"Mas Wisnu duduk ya, mas udah mabuk." Sela mendudukkan pelanggannya itu di sofa. Ia mulai membenahi pakaiannya yang sempat berantakan karena remahan nakal dari pria yang telah mabuk itu.
Sela keluar dari ruangan, membiarkan nanti Wisnu akan bangun sendiri. Ia juga ingin pulang, tubuhnya serasa lelah. Dijamah lelaki hampir setiap malam sebenarnya membuat ia jadi geli sendiri pada diri sendiri.
"Nih bayaran lo." Jerry menyerahkan berlembar-lembar uang seratus ribuan ke tangan primadona baru di club malam itu.
"Makasih ya, bang. Gue balik ya." Sela pamit pada atasannya itu.
Sela meraih jaket lalu memakainya kembali. Ia juga telah mengganti rok pendeknya dengan celana jeans yang sengaja ia bawa. Sela akan menunggu taksi yang akan segera mengantarkan ia menuju kost sederhana di gang sempit penuh genangan air tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Momy Haikal
aset sela udah bekas semua.kasihan padahal dia bisa minta tolong sama lintang kerjaan yang lebih baik
2022-11-27
0
Joko Pirnadi
ssoup
2022-08-12
0
Juli_etz
aku sdh baca sampai tamat novel ini...entah sdh berapa lama....
tp baca ulang....#kangen teh Jullie 😍
2022-02-14
0