Kuparkirkan motorku di area parkir khusus karyawan, yah.....di resto ini parkiran pengunjung dan karyawan di bedakan, menurut papah itu untuk memudahkan para karyawan keluar masuk resto ketika pengunjung sedang ramai.
Kupandang sekelilingku, ternyata sebagian besar meja terisi penuh dan itu membuatku bisa tersenyum lebar, aku berjalan melewati beberapa pengunjung resto kulihat tawa, canda, dan raut wajah serius tampak nyata dari beberapa pengunjung, aku bangga tempat ini bisa memberikan sebuah kenyamanan bagi mereka. ku langkahkan kakiku melewati pintu khusus karyawan yang berada tak jauh dari dapur, disana ada satu ruangan yang di kelilingi kaca transparant, dulu ruangan ini adalah tempat kerja papah, dan sekarang ruangan ini menjadi tempat kerjaku .Kunyalakan laptopku dan mulai menyetel beberpa lagu yang berada di playlistku, jari jemariku mulai memainkan keyboard laptop untuk menyelesaikan beberapa laporan yang tertunda tadi malam.
"Tok....Tok....Tok.." suara ketukan pintu, membuat jemariku terhenti
"masuk.." kulihat dari ujung mataku, ternyata Angga salah satu karyawan yang memiliki kinerja terbaik selama setahun ini
"permisi ka! ada yang cari kak.Clara ...." ucapnya, jangan heran jika para karyawan memanggilku kakak bukan ibu, dari awal aku menggantikan papah, aku meminta pada mereka untuk memanggilku nama atau kak, karna aku masih terlalu muda untuk di panggil ibu, dan panggilan ka terdengar lebih dekat.
"mencariku?" kunaikan alisku, dan menunjuk wajahku sendiri
"iya ka, di depan ada bapak-bapak mencari kak Clara, umurnya tak jauh dari pak bos lah, !" jelas Angga ,pak bos adalah sebutan untuk ayahku ketika beliau masih ada diresto ini.
"hmm-mmm" kugigit bibirlu dan kunaikan bola mata, sambil berfikir bapak-bapak?
"yaudah nanti aku keluar, bilang aja tunggu sebentar" kurapikan beberapa kertas yang
berserakan di meja, setelah itu aku segera bergegas mengikuti langkah Angga .
"itu kak.." Angga menunjuk pada meja yang berada di ujung , terlihat seorang laki-laki kurang lebih berumur diatas 50tahun dengan menggunakan kemeja abu-abu, dan celana salur hitam, dari penampilannya ia terlihat bukan orang sembarangan.
"siapa ya?" tanyaku, dan Angga hanya menaikan pundaknya mengartikan ia tak tahu,
"yaudah aku samperin dulu deh" baru saja aku akan melangkahkan kaki, aku teringat Anya dan Ega yang masih belum sampai juga,
"Angga..." panggilku, Angga yang baru saja akan kembali ke dapur harus memutar balik kembali menghampiri Clara
"iya ka...?" tanya Angga
"Anya sama Ega mau kesini, kalau kamu liat, suruh mereka langsung keruangan saya ya!" Angga mengangguk mengerti dengan perintahku
"okk makasi..." kutinggalkan Angga yang masih berdiri di hadapanku, untuk menemui laki-laki yang sepertinya sudah lama menunggu, terlihat dari minuman pada gelasnya yang sudah tinggal setengah
"permisi pak...bapak mau bertemu dengan saya?" kulihat laki-laki itu sedang duduk sambil terus melihat jam yang ada di tangannya, mungkin karna terlalu lama menunggu
"ohhh iya...dengan Clara? anaknya pak Anthony?" Tanya laki-laki itu sambil berdiri dari kursinya
"iya saya Clara putri bapak Anthony, ada yang bisa saya bantu?" aku masih berdiri di hadapannya, sambil berfikir siapa laki-laki yang berada di hadapanku ini?
"boleh kita bicara sebentar?" dengan diselimuti kebingungan aku duduk berhadapan dengannya, raut wajahnya sedikit sendu ketika ia melihat wajahku, siapa sebenarnya orang ini? aku tak pernah melihat dia sebelumnya
"sebelumnya om ingin mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya orangtua kamu, om baru dengar dari teman om yang lebih dulu mengetahui orangtua kamu meninggal karna kecelakaan. om sendiri sudah setahun lebih berada di singapure, jadi tidak tau sama sekali berita tentang pak Anthony dan istri" aku merasa semakin bingung dengan ucapannya om? siapa sebenarnya dia?
"ohh...i-i-ya o-m"
"kamu pasti bertanya-tanya siapa om?dan kenapa om menemui kamu?" sepertinya dia bisa menebak rasa penasaran dari raut wajahku yang dari tadi hanya menampakan ekspresi datar
"om ini sahabat papahmu, ketika kita duduk di bangku SMA, kita berpisah karena memilih kampus yang berbeda, dan bertemu lagi setelah kita sama-sama merintis usaha, waktu itu usaha om hampir saja bangkrut, hutang om dimana-mana, hingga om terpaksa melarikan diri ke jogja, papahmu sangat membantu om, dia mengizinkan om tinggal di jogja bersama nenekmu, dia bahkan membantu om menyelesaikan hutang-hutang om, karena waktu itu restoran papahmu sedang berkembang pesat, dia juga yang membantu om mencarikan investor saat om mulai merintis kembali usaha om di bidang perhotelan, sampai saat ini om belum bisa membalas jasa papahmu" aku mendengarkan dengan seksama cerita laki-laki itu yang ternyata adalah sahabat papah, ada kesedihan serta penyesalan dari wajahnya, papaku memang sosok yang murah hati, care pada siapa saja, dia selalu berkata "membantu orang lain itu sama saja seperti kita membuka jalan untuk setiap permasalahan yang kita hadapi, jadi jangan pernah berhenti membantu orang lain" ahhh papah mamah aku merindukan kalian
"Clara, sebelum om pergi kesingapure, om sempat bertemu dengan papahmu, kami berniat menjalin kerjasama, kebetulan om akan buka dua Hotel di jogja dan surabaya, dan untuk restorannya papahmu yang akan mengelola, tapi tuhan berkehendak lain, belum sempat kita bicara serius papahmu sudah lebih dulu di panggil tuhan"rasanya aku tak sanggup mendengar ceritanya lagi, kugigit bibirku untuk menahan tangis, kehilangan orangtuaku adalah hal paling menyedihkan dalam hidup
"i-iya om...kepergian papah dan mamah memang mendadak dan tak disangka-sangka, aku sendiri rasanya masih tidak percaya om"
"kamu sabar ya Clara, oh ya om dengar kamu tidak tinggal di rumah papahmu?kamu tinggal dimana?" tanyanya, mataku sedikit teralihkan dengan datangnya Anya dan Ega, dia memandangku heran ketika melihat aku duduk bersama laki-laki paruh baya, aku hanya memberikan kode dengan kepalaku agar mereka langsung masuk keruanganku, untunglah mereka mengerti meski sepertinya banyak pertanyaan yang akan mereka ajukan setelah ini.
"iya om...aku memang sudah tidak tinggal di rumah papah, rasanya gak kuat om harus mengingat kenangan bersama papah dan mamah dirumah itu,jadi aku memutuskan untuk menjualnya, kebetulan resto papah sedang mengalami penurunan jadi sebagian hasil dari penjualan rumah, aku gunakan untuk menambah modal dan merenovasi Resto, sisanya aku simpan untuk kuliah dan kehidupanku, aku sendiri sekarang ngekos om tak jauh dari rumah yang dulu" jelasku
"om salut sama kamu Clara, kamu anak yang kuat, om yakin orangtuamu sangat bangga padamu " pujinya sambil menepuk lenganku
"masih banyak yang harus aku perbaiki om, dua resto papah sudah tutup hanya resto ini, yang aku bisa pertahankan" ucapku dengan nada penuh penyesalan
"Clara sebenarnya,!.... ada pesan yang ingin om sampaikan sama kamu, ini memang pembicaraan main-main waktu itu, tapi om berharap ini akan menjadi kenyataan" ucaonya sangat hati-hati
"apa itu om?" aku mulai bingung kemana pembicaraannya ini
"om dan papahmu pernah berniat menjodohkan kamu dan anak om" ucapnya membuat aku sedikit terkejut
apa di jodohkan? aku bahkan belum memikirkan untuk berpacaran, meski banyak laki-laki yang ingin mengajakku untuk menjalin hubungan
"kamu punya pacar?" tanyanya agak sedikit ragu
"hmm-mm belum sih om, tapi...aku belum berfikir untuk menikah om, masih banyak yang ingin aku kejar saat ini
"baguslah kalau belum, setidaknya om bisa lebih dulu mengenalkan anak om sama kamu" aku hanya memberikan senyuman walaupun rasanya aku ingin menolak
"gimana ? Clara mau dikenalkan sama anak om?" tanyanya
"hmm-mm bo-leh om , untuk sekedar kenalan !" jawabku, mana bisa aku menolak , dia adalah sahabat papah, niatnyapun baik...untuk urusan perjodohan aku yakin dia tidak akan memaksa.
" oke , kalau gitu minggu depan om mengundang kamu untuk makan malam dirumah ya, sekalian om akan kenalkan istri om dan anak om" wajahnya begitu antusias,sepertinya dia begitu berharap aku menerima undangannya
"ba-baik om!" meski ragu mau tak mau aku menerima undangannya, aku fikir biarlah untuk sekali pertemuan saja, setelahnya aku akan memikirkan alasan yang tidak membuatnya kecewa
"yasudah, om harus kembali bekerja, ini kartu nama om, ada nomer handphone yang bisa kamu hubungi, nanti om akan jemput kamu , kamu tinggal kasih tau alamat kamu aja ya " laki-laki itu menyodorkan kartu namanya, aku langsung menerima tanpa sempat aku lihat kembali.
"ohh baik om, terima kasih om mau berkunjung kesini" kataku sedikit basa basi
"iya sama-sama, ohh ya om minta bill nya ya....!" kulihat ia hanya memesan segelas cofee.
"gak usah om, gratis buat om"
"loh kok jadi gratis! gak lah ..." dia memaksa untuk membayar pesanannya , tapi akupun dengan bersikeras menolak, sampai akhirnya laki-laki itu mengalah dengan tidak membayar apapun.
Happy reading gaes......
mohon maaf sebelumnya, cerita silent love aku buat ulang karna ada sesikit kesalah di karyaku yang sebelumnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
kesalahan.apa.nih othor.vie
2021-09-16
1
Bos Arif
bu
2021-05-05
0
Ao Donatello
udah lnsung jtuh cinta sm karyamu ini,tokohnya tegar gk menye2
2021-04-06
0