Part 3

Saat ini aku sudah berada di dalam rumah Pak Dean  bermain dengan Nayla yang terus saja memanggilku momma.

Sementara pak Dean dengan asyiknya tidur di atas sofa, dia pikir aku ini baby sister? Dan untuk kemeja bang Satya ia sudah memesan ojek online untuk mengantarkannya ke rumah.

Setelah beberapa lama bermain, Nayla mulai rewel dan menangis sejadi-jadinya ku coba menenangkannya dengan cara menghibur dia segala cara telah ku coba namun nihil dia tetap saja menangis.

Akhirnya ku putuskan untuk membangunkan Pak Dean yang sama sekali tak terusik oleh suara tangisan Nayla yang nyaring memenuhi seisi ruangan.

Beberapa kali aku membangunkannya namun sama sekali tak mengganggu tidurnya, kuputuskan untuk ke dapur membuatkan Nayla susu mungkin dia kelaparan.

Tak berapa lama, aku keluar dengan membawa sebotol susu dan tentu saja mengacak-acak dapur pak Pakpol itu untuk mencari susu serta botol susu Nayla siapa suruh dibangunin gak bangun-bangun juga.

Aku memberikan susu itu pada Nayla dan benar saja dia langsung meminumnya sepertinya dia benar-benar kelaparan. Setelah meminum susu di botol yang hampir tandas itu, Nayla pun tertidur di dalam gendonganku ia mungkin kelelahan setelah bermain.

"Pak, pak saya pulang duluan ya udah sore ini Nayla udah tidur." Aku menepuk-nepuk pipinya untuk membangunkan dari tidurnya.

Ia pun mulai mengumpulkan kesadarannya lalu mengangguki perkataanku, saat aku mulai berbalik untuk pulang tiba-tiba tanganku dicekal olehnya.

Lagi-lagi debaran tak biasa ini hadir membuatku grogi di depannya, aku tidak bisa menyimpulkan bahwa aku suka padanya. Tidak semudah itu! Perasaan ini mungkin hanyalah rasa kagum atau obsesiku saja padanya.

"Terima kasih". Ucapnya sambil mengubah posisinya untuk duduk. Aku hanya membalas dengan senyuman lalu meninggalkan rumahnya menuju rumahku sendiri.

***

Setelah satu hari libur, aku kembali bekerja dan kebetulan aku dapat shift sore. Aku datang 20 menit lebih awal sebelum jam kerja, agar aku dapat leluasa mempersiapkan keperluanku saat melayani pasienku.

Rumah sakit tempatku bekerja ini lumayan besar dan fasilitasnya juga lengkap. Aku merasa beruntung bisa kerja disini bersama Ify sahabatku.

"Bisa kita mulai dok?" Tanya Leny seorang suster yang biasa menemaniku.

"Oke sekarang." Jawabku dengan ramah.

"Pasien pertama atas nama ibu Renata."  Ucap Leny memanggil nama pasien.

Saat pasien atas nama ibu Renata itu mulai memasuki ruangan, aku mulai memperhatikannya sambil mempersilahkan dia duduk di depanku.

Dia menatapku lekat, mulai dari ujung kaki hingga rambutku tak luput dari penglihatannya. Setelah merasa puas memperhatikanku dia mulai tersenyum.

Sekilas dia terlihat mirip dengan Leily Sagita yang biasa berperan di sinetron sebagai mertua jahat yang sering menyiksa menantunya. Aku jadi bergidik ngeri saat mengingat akting-aktingnya dan ujung-ujungnya mendapat azab.

"Keluhannya apa Bu?"  Tanyaku memecah keheningan diantara kami.

"Gini dok saya itu sering sakit kepala udah coba minum obat sakit kepala gak mempan terus tengkuk saya ini berat kayak angkat beban." Ucap bu Renata.

"Saya periksa dulu ya Bu."

Tak berapa lama aku sudah menyelesaikan kegiatan memeriksa pasien dengan alat-alat kesehatan yang disediakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaannya.

"Dokter ini cantik ya! masih muda lagi." Pujinya kepadaku.

Aku hanya tersenyum canggung.

"Namanya siapa dok?"

"Nama saya Anna Bu." Jawabku seramah mungkin.

"Dokter Anna ini kalo dilihat-lihat masuk kategori kriteria calon mantu saya loh."

"Ibu bisa aja, tapi saya belum kepikiran untuk nikah Bu." Jawabku sambil menuliskan resep obat untuknya.

"Beneran nih dok ntar nyesal loh, saya cuma punya satu anak namanya Adit dia juga dokter cuma sekarang ini dia lagi di Singapura ambil spesialis jantung. Ia dulu pernah nikah sih tapi sama anak SMA yang masih labil yang katanya dihamili anak saya, padahal ia cuma jebak anak saya supaya mau nikahin dia, saya gak suka sama dia jadi habis dia lahiran saya suruh anak saya tinggalin dia dan lagi pula saya tidak yakin anak yang dikandungnya itu cucu saya."

Perkataannya itu membuatku membelalakkan mata tak percaya bisa-bisanya ibu ini menceritakan perihal rumah tangga anaknya kepadaku.

Apakah ia benar-benar serius ingin menjadikanku menantunya? Ah melihat wajahnya yang mirip Leily Sagita sudah membuatku ngeri untuk menjadi menantunya apalagi mendengar ceritanya bahwa ia menyuruh anaknya untuk meninggalkan istrinya, benar-benar mertua kejam persis akting Leily Sagita:v

"Sudah selesai dok? Ini pasien di luar pada nungguin."

Ucap Leny menyelamatkanku dari suasana seperti ini.

"Oh iya sus silahkan panggil pasien selanjutnya."

Jawabku pada Leny.

"Kalo gitu saya numpang duduk disitu dulu ya dok, nunggu supir saya jemput." Tunjuknya pada sebuah sofa panjang di sudut ruangan.

"Silahkan Bu."

"Pasien selanjutnya atas nama ibu Laila." Panggil Leny pada pasien selanjutnya.

Seorang ibu yang berpenampilan anggun berumur sekitar 50 masuk ke ruanganku sambil tersenyum pada Leny dan juga padaku beda sekali dengan ibu yang satu tadi yang memandang Leny dan aku dengan pandangan sinis tetapi saat menelisik penampilanku dia mulai tersenyum.

Aku dan ibu Laila berbincang-bincang sangat akrab saat konsultasi denganku dia begitu hangat bahkan Leny dan ibu Renata pun tak luput ia ajak bicara. Namun apa reaksi dari ibu Renata saat Bu Laila mengajaknya bicara? Ia hanya memandang bu Laila dengan tatapan sinis persis seperti tadi. Sepertinya ia kurang suka dengan keakrabanku dengan bu Laila. Dan yang kulihat dia mengomel sendiri di tempatnya lalu setelah itu keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

"Dokter Anna udah punya calon belum nih?" Tanya Bu Laila padaku.

"Calon apa ya Bu?" Tanyaku mulai was-was jangan-jangan ia juga mempromosikan anaknya padaku seperti Bu Renata tadi.

"Ya calon suami lah dok, saya punya anak yang belum nikah-nikah juga padahal usianya udah pantes buat nikah tapi alasannya selalu sama yaitu belum punya calon. Jadi saya berinisiatif cari jodoh buat anak saya dan sepertinya dokter Anna ini cocok."

Hmm ... Sudah kuduga pasti ujung-ujungnya promosiin anaknya.

"Saya punya dua anak yang satu perwira polisi yang saya ceritakan tadi, dan yang satunya perempuan tapi sudah meninggal karena bunuh diri."  Ujarnya memasang wajah sedih.

"Saya turut berdukacita Bu."

"Tapi sudahlah saya sudah ikhlas. Konsultasinya udah kan dok?" Ucapnya sambil berusaha kembali tersenyum.

***

Seperti biasa selepas melayani pasien-pasienku aku beristirahat sejenak di ruangan yang sering kupakai mendengar celotehan-celotehan para pasienku contohnya curhat masalah keluarga atau sekedar mempromosikan anaknya padaku seperti Bu Renata dan Bu Laila tadi.

Aku mengecek notifikasi yang terus berdering di ponselku dan ternyata itu hanyalah Abang laknat yang sedang gabut.

BangSat ya🥴

[Dek]

[Kangen]

[Aku]

[Padamu]

[Gabut]

[Agsvshsjggshhsbsnu]

[Fsgvshjsbs]

[Dajsvdksujs]

[Rafsnsbksj]

[Aku tanpamu bodo amat]

[Aku si janda bodong]

[Suami minggat di pohon kedondong]

[Istri bukan janda bukan]

[Dah lah gabut_-]

^^^[Idih stres_-]^^^

Chat dari bang Satya hanya kubalas dengan singkat aku malas sekali meladeni makhluk jadi-jadian yang satu itu, kenapa selalu aku yang menjadi korban kebobrokannya sedangkan pada orang lain sifatnya begitu dingin seolah-olah dia adalah cowok calm yang tidak banyak bicara tetapi kenyataannya Abangku itu begitu cerewet. Kutaruh kembali HPku lalu bersiap-siap untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan kulihat Leny juga bersiap-siap untuk pulang.

"Mau bareng Len?".  Tawarku pada Leny.

"Gak usah dok, saya udah telpon suami saya buat jemput". Tolak Leny.  Leny berusia 2 tahun lebih muda dariku ia sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan yang kira-kira seumuran dengan Nayla. Ah aku jadi merindukan Nayla apalagi saat ia memanggilku dengan sebutan momma><.

"Ouh kalo gitu saya duluan ya Len".

To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

Ega Surya

Ega Surya

dua2nya camer semua

2020-12-01

2

Sintia Wibisono

Sintia Wibisono

camer tuh anna

2020-11-24

3

Dwi Puspa Rini

Dwi Puspa Rini

sudah ketemu camer tuh Anna 🤗🤗🤗🤗🤗🤗

2020-11-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!