Papa dan Syah keluar dari ruangan dokter menuju kamar rawat mama, lagi-lagi Syah kepikiran dan apa yang harus dilakukannya.
****
" Kenapa tidak pernah bilang sama Syah kalau mama sakit?" tanya syah cemas sambil menggenggam tangan mamanya
" Maafkan mama ya sayang, selama ini mama juga merasakan gejalanya, tapi mama abaikan mama tidak mau papa sama Syah khawatir" ucap mama sambil mengelus kepala Syah.
" Bagaimana kalau umur mama tidak panjang lagi Syah" ujar mama
" Jangan bicara seperti itu ma, Syah yakin mama akan baik-baik saja" cemas Syah mendengar ucapan mamanya
" Mama mohon sama Syah, mau ya nak nerima perjodohan Syah dengan anak teman mama, mama mohon sayang" ucap mama sambil menangis.
Seketika syah shock mendengar ucapan mamanya "ya tuhan apa yang harus aku lakukan jika aku menolak aku takut mama akan kecewa" gumam syah
" Apa kah Syah setuju?" tanya mama memelas
" Syah akan lakukan apapun ma, tapi tidak dengan perjodohan Syah masih pengen kuliah seperti teman-teman yang lain, Syah masih pengen bebas seperti yang lain ma hik hikkk" tak terasa Syah meneteskan air mata.
" Kalau itu keputusan Syah, mama lebih baik tidak usah sembuh aja mama sudah lelah Syah" jawab mama sendu
" Jangan bicara seperti itu ma Syah sayang mama, Syah tidak mau kehilangan mama hik hikkkk" tangis Syah
" Tolong kabulkan permintaan mama Syah, agar mama bisa semangat untuk sembuh" bujuk papa sambil memegang tangan Syah.
Mendengar ucapan papa nya, Syah mulai menurunkan egonya untuk kesembuhan mamanya.
" Syah terima ma, tapi Syah tidak mau langsung menikah Syah mau tunangan dulu supaya mengenal calon yang mama tentukan itu" jawab Syah seakan pastrah
" Apakah Syah serius? mama senang sayang" sambil memeluk Syah
" Kalau begitu 2 hari lagi papa akan adakan acara pertunangan syah"
" Kenapa secepat itu pa?"
" Sayang coba lah mengerti" ujar mama lagi
" Syah tidak mau ada pesta ma, Syah cuman ingin hanya ada pertemuan antara keluarga kita dan keluarga dia"
" Ta-pi sayang" jawab mama terbata
" Ya sudah, kalau itu yang diinginkan Syah tidak apa-apa ma" sahut papa
Apakah Syah benar-benar menerima pertunangan itu, entahlah sekarang pikiran Syah benar-benar kacau. syah kembali kembali ke rumah, dia selalu memikirkan apakah keputusan nya sudah tepat atau akan menghancurkan dirinya sendiri nanti.
Andaikan dulu Syah tidak mengenal Rico mungkin semua tak akan serumit ini.
****
Hari pertunangan pun tiba Syah hanya pastrah dengan takdir nya, mama Syah sudah kelihatan agak membaik dan telah mempersiapkan segala macam barang yang berkaitan dengan acara pertunangan, Syah yang masih bimbang hanya mengunci diri didalam kamar nya.
tok.......
tok........
" Keluarga Tante Clara sudah sampai syah ayok turun" suara mama sambil mengetuk pintu kamar
" Bolehkah Syah didalam saja ma Syah tidak siap untuk ini"
" Jangan begitu Syah, ayok turun mama malu sama Tante Clara" bujuk mama
" Kalau mama mau pertunangan ini berjalan lancar jangan paksa Syah keluar dari sini ma hik hikkkk" akhirnya tangisan syah pecah.
Keluarga Tante Clara sedang berada diruang tamu menunggu kedatangan Syah, entah apa yang dipikirkan nya sekarang. sejujurnya Syah tidak mau membuat keluarga nya malu tapi hal ini menyangkut masa depannya Syah diam-diam keluar melalui jendela.
Sesampainya dibawah Syah dengan hati-hati membuka pintu mobilnya dan melajukan menjauh dari rumah
****
" Maafkan Syah ma, Syah sayang mama papa tapi ini menyangkut masa depan Syah dan Syah berhak menentukan siapa pendamping Syah nanti" gumam Syah
Mama agak khwatir jika Syah bertindak yang bodoh, lalu mama mengecek kembali kamar Syah tetapi kamarnya dikunci dari dari dalam, mama turun untuk menyampaikan hal ini kepada papa agar papa bisa membujuk Syah keluar dari kamar itu.
" Pintu kamar Syah terkunci dari dalam pa" bisik mama pada suaminya itu.
Papa segera menuju kamar Syah agar anak itu mau turun dan mau mendengarkan pintah papanya.
" Syah....." panggil papa sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar tetapi tidak ada respon, rasa cemas semakin terlihat di wajah papa lalu mendobrak pintu kamar Syah betapa terkejutnya melihat kamar yang kosong dengan jendela yang terbuka.
Seketika mama Syah pingsan karena syok dengan perbuatan putri nya itu apalagi Syah menuruni jendela dengan kain yang di ikat memanjang agar mencapai bawah, papa dengan sigap langsung menangkap tubuh istrinya agar tidak jatuh ke lantai, lalu merebahkan nya di atas ranjang Syah.
Bagaimana cara menjelaskan kepada keluarga Clara tentang Syah yang kabur, tetapi ini semua bukan sepenuhnya kesalahan syah sebenarnya papa tau bagaimana perasaan anak nya itulah yang dipikirkan oleh papa saat ini.
Mama Syah masih belum sadar dari pingsan nya, tanpa disadari Tante Clara dan Juna sudah berada di kamar Syah.
" Apa yang terjadi Dika?" tanya mama Clara pada papa Syah.
" Maaf Clara ini semua salah ku, aku yang tidak mengerti perasaan putri ku sehingga dia nekat kabur" ucap papa rasa bersalah.
" Apa!! Syah kabur?" ucap mama Clara tak percaya, berusaha tenang sambil memijat keningnya kemudian berlahan duduk dimeja belajar Syah.
" Bisa bisa nya dia kabur! sangat-sangat memalukan, emang nya dia siapa sehingga bisa mempermainkan keluarga saya begitu saja" gumam juna sambil mengepalkan tangan sambil berdiri di depan jendela kamar Syah
" Nak Juna, maafkan anak Tante ya" ucap mama Syah yang mulai sadar.
" Ayok kita pergi dari sini ma!" kesal Juna sambil mengajak mamanya.
Bukannya mama Clara marah, tetapi mama Clara malah menahan Juna dan menyuruh Juna untuk mencari Syah.
" Syah itu anak yang baik Juna, mungkin sekarang dia belum siap diikat oleh sebuah hubungan" kata mama Clara pada Juna
" Jeng, maafkan tingkah Syah ya" sambil menatap Clara sendu.
" Tidak apa-apa jeng, saya paham dengan kekesalan Syah suatu hari nanti saya yakin Syah akan menerima juna" bela mama clara sambil tersenyum, sebenarnya ada rasa kecewa dihatinya tetapi Clara tidak mau kalau sahabatnya itu merasa bersalah apa lagi Tante Clara sedikit tau tentang cerita Syah dimasa lalu.
Juna yang masih tidak habis pikir dengan pikiran mamanya, entah mengapa mama nya masih membela calon tunangan nya yang bodoh itu yang dengan egois nya kabur begitu saja tanpa memperhatikan kedua belah pihak keluarga.
" Sungguh- sungguh memalukan, apa dia pikir aku menerima perjodohan ini? kalau bukan karena mama aku tidak Sudi mengenal gadis egois itu " gumam Juna dengan amarahnya.
bersambung......
Jangan lupa like, komen
dan vote ya kakak-kakak semua🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments