Akila dan Naura saling pandang satu sama lain sebenarnya mereka masih kepikiran dengan masalah yang dihadapi syah, bagaimana cara agar Syah tidak terlalu tertekan dengan perjodohan itu.
"Syah" panggil Naura
" H**mmm, ada apa nau?" jawab Syah sambil berfokus pada jalan yang dilaluinya.
" Loe masih mikirin perjodohan itu?" tanya Naura dengan hati-hati.
" Dahla gais, jangan ingatkan lagi tentang itu, naura boleh gue nginap di rumah loe malam ini?" ujar Syah.
" Gue si oke-oke aja Syah, tapi bagaimana sama nyokap bokap loe? apakah mereka tidak kwatir kalo loe nggak pulang hari ini" jelas akilla
Syah kembali terdiam, apa yang dikatakan Naura ada benar nya juga, dia takut nanti mama papa nya panik atau mungkin mengira Syah akan kabur, Syah akan hadapi masalah ini secepat mungkin.
Setelah Syah mengantarkan teman-temannya kemudian Syah pulang ke rumah.
" Assalamu'alaikum Syah pulang" ucap Syah sambil membuka pintu.
" Waalaikumsalam Syah" jawab mama papa dari ruang tengah sambil menonton tv.
" Apakah Syah telah memikirkan masalah kemaren Syah? " tanya mama pada Syah.
" Lain kali aja bahas nya ya ma, Syah lelah habis pratikum" jawab Syah datar sambil berjalan menaiki anak tangga.
Setelah sampai didalam kamar, Syah langsung merebahkan diri di ranjang sambil berharap esok hari masalahnya akan lenyap begitu saja itulah harapan Syah saat ini tidak terasa Syah pun tertidur.
****
Paginya Syah bangun seperti biasa lalu bersiap-siap mau berangkat ke kampus, setelah menuruni tangga kemudian papa mama memanggil Syah untuk sarapan bersama.
" Apakah Syah marah sama mama?" ujar mam memperhatikan sifat Syah agak berbeda dari biasanya.
Syah melihat mamanya sembari tersenyum, tentunya senyum yang terukir diwajah cantik Syah itu palsu karena apa yang ia rasakan sangatlah pilu bagi Syah.
" Apakah Syah setuju dengan perjodohan itu?" tanya mama lagi.
Pertanyaan itu mungkin sudah ratusan kali diucapkan mama pada Syah. Syah melirik papanya berharap papanya paham maksud nya.
" Sebaiknya kita makan dulu ma, tidak usah membahas itu lagi kalo Syah setuju dia akan menyampaikan langsung kepada kita, jangan terlalu dipaksakan ma" ujar papa
Syah yang mendengar ucapan papanya merasa sedikit lega, dan berharap papa tidak akan mendesak seperti mamanya.
" Beri Syah sedikit waktu ma" ucap syah kemudian pamit mau berangkat ke kampus.
Sesampainya dikampus Syah hendak masuk kelas, tiba-tiba telpon nya berdering tak lama kemudian Syah mulai panik lalu menelpon Naura agar menyampaikan izin nya kedosen hari ini.
" Tapi kenapa Syah, apa yang sedang terjadi? apa ada masalah masalah lagi?" tanya Naura khawatir.
" Nanti aku ceritakan aku pamit ya" telpon langsung diputuskan begitu saja.
" Ada apa?" tanya akilla penasaran
" Syah izin hari ini Killa" jawab Naura.
***
Syah yang begitu panik dengan segera melajukan mobilnya keluar dari perkarangan kampus, sesampainya ditempat yang dia tuju kemudian Syah berlari Melawati lorong-lorong rumah sakit, tanpa sengaja Syah menabrak seseorang.
brukkkkkk......
Syah pun terjatuh kemudian segera berdiri sambil memintak maaf kepada pria yang ditabraknya, pria itu sedang mengambil beberapa kertas yang berhamburan dilantai karena jatuh akibat Syah.
" Maaf kak aku tidak sengaja" ujar Syah
" Kamu!!" ucap orang itu yang tidak lain adalah Juna.
" Eh kamu, kamu teman nya kak rendi kan yang kemaren? sekali lagi aku mintak maaf " ujar Syah
Tanpa menunggu kata-kata dari Juna Syah meninggalkan nya begitu saja
" Wanita apaan seperti itu, belum juga aku bilang iya atau tidak malah kabur gitu aja kenapa juga Rendi bisa suka sama tu cewek" kesal Juna.
Akhirnya Syah sampai di ruangan yang dia cari kemudian bergegas masuk kedalam kamar itu.
" Apa yang terjadi pa? kenapa mama bisa sakit padahal sebelum berangkat tadi mama baik-baik saja" tanya Syah
" Hmm, sebenarnya mama sakit Syah" jawab papa cemas
" Sakit apa pa? semenjak kapan? sebelum nya syah lihat mama tidak pernah mengeluh atau melihat mama sakit" kata Syah.
" Maafkan mama Syah, mama membuat Syah cemas ini hanya sakit biasa" sahut mama agar Syah tidak terlalu khwatir.
" Ikut papa sebentar Syah" ajak papa agar Syah mengikuti papa.
Syah pun mengikuti papanya kemudian masuk keruangan dokter yang telah menangani mamanya. Syah merasa penasaran penyakit apa yang diderita mamanya tapi Syah ragu bertanya langsung pada papa apalagi kondisi sekarang tidak memungkinkan.
" Maaf pak, apakah bapak suaminya buk Ratna?" tanya dokter itu
" iya dok, saya suaminya Ratna dan ini anak saya, jadi gimana dok? apakah istri saya mengidap penyakit yang berbahaya?" tanya papa cemas.
" Maaf sebelumnya pak, apakah ibuk akhir-akhir ini sering merasa stres? atau ada yang membebani pikirannya?" tanya dokter itu memastikan.
" Emang nya ada apa dok?" rasa cemas terlihat jelas di raut wajah papa
" Hmmm, dengan berat hati saya memvonis ibuk Ratna menderita penyakit leukimia tahap 1 pak" jelas dokter
" Itu tidak mungkin dok" seketika papa shok mendengar penjelasan dokter
" Hmm, tapi itulah kenyataannya pak saya mohon maaf pak, memang berita ini memang menyakitkan bagi bapak maupun buk ratna, oleh karena itu saya mohon kepada bapak jagalah buk Ratna dan jangan sampai buk Ratna merasakan stres yang berlebihan, untuk sementara waktu bapak turuti apa yang yang diinginkan buk Ratna. kita lihat dalam berapa Minggu ini jika buk Ratna tak kunjung membaik maka saya akan mengusulkan agar buk Ratna dibawa berobat ke turki" jelas dokter tersebut.
Syah yang masih diam seribu bahasa, merasa bersalah pada mama mungkinkah mamanya stres gara-gara perjodohan itu apakah Syah harus menyetujui tentang perjodohan jika mamanya bertanya sekali lagi, itulah yang ada dalam fikiran syah saat ini.
Papa masih berbincang-bincang dengan dokter yang menanggani mama, Syah terduduk diam tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.
Entah apa yang sedang Syah fikirkan, saat ini Syah berharap mama segera sembuh dan Syah mengesampingkan masalah yang akan terjadi kedepannya yang pastinya akan berdampak kepada dirinya sendiri.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments