Dikediaman Juna.
Hari ini Juna pulang dari Singapore, ia sengaja tidak memberi tahukan kepulangan nya kepada mama Clara.
" Mamaa....." teriak Juna dari dalam rumah
Tetapi Juna tidak mendengar sautan mamanya, Juna berjalan menuju kamar namun mamanya juga tidak ada dikamar.
Mama Clara yang sedang sibuk memasak sehingga tidak mendengar suara putra semata wayangnya itu.
Junapun menchek satu persatu kamar yang ada dirumahnya, Juna berjalan menuju kebun belakang rumahnya dan berharap mamanya ada disana, tetapi tidak ada seorangpun yang berada dikebun belakang.
Juna kemudian menchek dapur dan ternyata memang benar mama tercintanya ada disana sedang sibuk memasak.
" Mamaa......" teriak Juna
" Eh sayangnya mama udah nyampe ternyata, ehh tunggu deh kemaren Juna bilang pulangnya dua hari lagi kan?" tanya mama Clara heran.
" Heheh, Juna sengaja ma biar jadi kejutan gitu" sambung Juna sembari memeluk mamanya.
"Juna mandi dulu ya nak, habis mandi kita makan bareng dimeja makan, mama mau ngomong serius" pintah mama pada juna
Junapun mengikuti perintah mama Clara dan bergegas menuju kamarnya, Juna menyiapkan air hangat kemudian mandi di shower, selesai mandi Juna membuka lemari pakaian.
" Juna!!!" teriak mama clara dari lantai bawah.
" Bentar ma, Juna ganti pakaian dulu" suara Juna dari dalam kamarnya.
" Jangan lama-lama Jun, kamu itu cowok bukan cewek heheh" kekeh mama Clara.
" Iya maaa" jawab Juna.
Setelah beberapa menit, Juna pun menuruni anak tangga kemudian memeluk mamanya kembali karena tadi pelukan Juna tidak mendapat balasan dari mama tercinta nya itu.
" Mama tidak kangen sama Ajun?" tanya Juna.
" Hehe, ya kangen atu jun" sembari mengelus kepala Juna.
" Terus kenapa pas di dapur mama nggak meluk ajun?" rengek Juna bak anak kecil yang ingin perhatian.
" Mama kan lagi masak, lagian mama kira Juna pasti capek kan?" sambung mama Clara.
Junapun melepaskan pelukan nya dan segera duduk.
" Makan yang banyak sayang" ucap mama Clara sembari meletakkan berbagai aneka makanan di hadapan Juna.
" Pasti dong ma" sambil menyodorkan makanan kedalam mulutnya karena jujur setelah berapa bulan bekerja masakan ini lah yang ia rindukan.
Setelah selesai makan mama Clara pun mulai mengutarakan niat tentang perjodohan itu kepada juna.
" gimana penerbangan nya jun? lancar?" tanya mama mulai berbasa basi
" Lancar kok ma, oiya ma Minggu depan Juna ada penerbangan ke Malaysia" tutur Juna.
" Wah bagus dong Jun, tapiii...." perkataan mama terhenti
" Tapi apa ma?" ujar Juna sembari memperhatikan mamanya lekat-lekat.
" Sebenarnya mama ingin memberitahu kan keinginan terbesar mama Jun"
" Apa itu ma? selagi Juna bisa Juna akan wujudkan"
"Juna sayang mama kan?" sambil memegang tangan Juna.
" Ya jelas sayang la ma, Juna sayang banget malah sama mama"
" Jun, mama mau kamu menikah sama anak teman mama"
junapun kaget mendengar permintaan mamanya karena itu terlalu tiba-tiba bagi Juna.
" Jadi gimana Jun?" kata mama Clara memastikan
" Hemm, menikah tidak segampang yang dibayangkan ma, apalagi Juna tidak mengenal orang itu, Juna pengen bebas dulu ma" jelas Juna mengutarakan apa yang ia inginkan.
" Hemm, berarti Juna menolak permintaan mama?" ujar mama Clara sendu.
" Jangan sedih gini dong ma, kalo mama pengen melihat Juna nikah sama anak teman mama Juna akan turutin ma" kata Juna tidak tega menolak permintaan mamanya itu.
Walaupun sebenarnya Juna belum siap untuk menikah, tetapi Juna tidak mau melihat mama kecewa, apalagi setelah papa meninggal mama sering murung.
" Beneran sayang? kamu mau?" tanya mama bahagia.
" Iya ma, kalo itu yang membuat mama senang Juna mau ma"
Mama Clara langsung memeluk juna sebagai tanda ia sedang bahagia, apalagi dia akan menjadi besan dari sahabat dekatnya.
" Tapi dengan satu syarat ma" sambung juna.
" Apa syarat nya Jun?" tanya mama penasaran.
" Juna tidak mau kalo mama memberi tahukan profesi Juna pada dia ma" sambung juna.
" Kenapa gitu Jun, bukankah itu baik jika calon istri mu tahu apa provesimu?" jelas mama Clara.
"Juna pengen liat gimana calon mantu pilihan mama, Juna pengen menikah jika dia benar-benar layak untuk jadi pendamping Juna" jelas Juna.
" Hmm, kalo itu mama setuju Juna makasih ya sayang" sambil memeluk juna
" Iya ma" membalas pelukan mama hangat.
Juna bergegas masuk kamar dan merebahkan tubuh sispack nya diranjang.
" Oh tuhan apakah aku harus menikah di umur ke-23 tahun ini, kalo seandainya aku menolak pasti mama sangat kecewa" gumam Juna dalam hati sambil menatap langit-langit kamarnya itu.
Sedangkan mama Clara saking senangnya langsung menelpon Ratna mamanya syahloni.
📞📞📞
"Assalamu'alaikum jeng" (mama Juna)
" Waalaikumsalam jeng, tumben nelpon jeng?" ujar mama syah
" Saya punya berita bagus jeng" (mama Juna)
" Berita apa jeng?" mama syah semakin kemal ( kepo maksimal) hehe
"Juna sudah pulang jeng, dan tadi saya sudah mengutarakan tentang harapan kita" (mama Juna)
" Lalu Juna jawab apa jeng?" ujar mama syah antusias.
"Juna setuju jeng" (mama juna)
" Apa ini serius jeng, saya sedang tidak bermimpi kan jeng?" tanya mama syah tak percaya ini seperti akan nyata.
"Iya serius jeng, nanti saya kerumah kamu lagi jeng" (mama Juna)
" Oke calon besan" sahut mama syah senang.
" Sudah dulu ya jeng, nanti Juna malah dengar lagi" (mama Juna)
" Oke jeng " (mama Syah)
Tut.... Tut....Tut.....sambungan telponpun terputus.
Sementara itu dikediaman Syah.
" Coba Syah pertimbangkan dulu, papa nggak maksa Syah mau menerima nya Syah" ujar papa.
"Hemm... nanti Syah pikir-pikir dulu tapi papa tidak akan marah dengan apapun keputusan yang akan Syah ambil kan?" tanya Syah ragu-ragu.
" Dengar ya sayang, apapun keputusan Syah papa akan mendukung" ujar papa
Mendengar apa yang diucapkan papa ada rasa lega, dan ada rasa bersalah menyelimuti hati syah. disatu sisi Syah tidak mau menikah dengan orang yang sama sekali tidak Syah kenal, disisi lain Syah tidak mau jadi anak durhaka dan bikin mama-papa kecewa.
" Syah! kamu kok diam sayang" tanya papa yang memperhatikan Syah seperti sedang memikirkan sesuatu.
" Hemm... Syah lagi mikir aja pa"
" Syah masih belum siap lagi buka hati ya nak?" tanya papa.
" Hemm... semenjak kejadian yang telah berlalu Syah malas aja mikirin percintaan pa, rasanya terlalu sakit jika kehilangan orang yang benar-benar kita sayang" kata Syah mengingat kejadian masa lalu ny itu.
" Papa tahu sayang, semua keputusan ada ditangan Syah"
Syah pun memeluk papanya
"Syah bersyukur punya papa seperti papa, syah janji tidak akan membuat papa kecewa tapi bukan melalui perjodohan ini pa" gumam Syah dalam hati.
Bersambung.......
jangan lupa like, vote, dan koment ya kak
🤗terimakasih 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments