Bimbang 1

Hari berganti hari , minggu berganti minggu , bulan berganti bulan. Tak terasa aku dengan leon sudah menjalin hubungan 3 bulan. Perasan yang ber awal karna kenyamanan kini kian menjadi cinta. Aku bersama leon berapah bulan ini sangat bahagai tak pernah sedetik pun leon membuat aku kecewa, meskipun di tengah kesibukannya dia tak pernah sedikit pun mengabaikan aku, hanya karna komunikasi yang terjalin lancar menjadikan aku dengan leon serasa kami saling mencintai. Tak pernah aku pungkiri bahwa aku sudah jatuh cinta pada sosok leon yang slalu sabar menghadapi tingkah aku yang terkadang manja. Bercerita tentang Keluarga, tentu saja mereka slalu menyuruhku pulang ke negara A, akan tetapi aku tak semudah itu untuk pulang ke negara yang mana membuat aku merasakan sakit nya di khianati oleh orang yang ada di sisi kita, tak kan semudah itu menggubur kenangan waktu itu. Sempat terlintas aku ingin kembali tapi hati ini terasa sangat sakit. Entahlah kapan dan waktu yang bisa menjawab kapan aku kembali ke negara di mana semua keluarga aku tinggal.

elmas aurora alexander

________________

Siang itu aku mempunyai janji dengan leon untuk sekedar makan siang di sebuah cafe yang cukup terkenal di kota ini. Aku menunggu leon untuk menjemputku sebelum akhirnya nada dering telfon berbunyi, aku melihat panggilan dan ternyata mama elif, aku mengeser layar hp dan aku mulai berbicara.

" hallo mama, "

"hallo el , apa kau sibuk sayang " dengan nada yang agak berbedah dari biasa nya , aku menaruh sepatu yang akan aku kenak an

" aku senggang ma, ada apa ? , kenapa dengan suara mama ? , apa mama sakit , apa mama ada masalah " nada aku penuh kekhawatiran

" mama tidak ada masalah sayang, hanya saja mama merindukan putri mama yang tak pernah pulang slama 8 tahun " aku bernafas lega hanya itu yang terjadi kepada mama tapi aku harus berbuat alasan apalagi agar aku tak terjebak dalam pembicaraan ini

"el sudah mengatakan kalau el tidak mau pulang mam, kenapa tidak mama saja yang kesini "

" kau tau sayang pekerjaan papa mu tak bisa di tinggal, bagaimana mama kesana tanpa papamu,? pulanglah sayang mama mohon kali ini aja pulang lah mama sungguh merindukanmu. " aku bisa mendengar bahwa suara mama bergetar dan aku rasa mama sudah menanggis di sana , aku buang nafas kasar aku dan mulai berfikir

" baik lah mam , aku akan memikirkan untuk pulang kesana, tapi mama jangan bersedih lagi " . suara pintu aparteman aku serasa di buka oleh seseorang yang aku kenal, memang leon mengetahui sandi pintu apartemen aku karna dia sering kesini ketika aku bekerja, dia hanya berdiri di belakang pintu sambil tersenyum, dan aku memberi isyarat untuk diam.

" kau janji akan pulang "

" ya ma aku janji, mama aku harus pergi karna ada yang ingin aku lakukan dengan teman , aku tutup ya , bay mama "

tut

Aku langsung mematikan telfonnya karna tak ingin terjebak dalam pembicaraan yang panjang dan berakhir perdebatan antara anak dan mama nya.

Aku langsung menghampiri leon yang merentakan tanggannya, dan tak butuh lama aku masuk dalam pelukannya , aroma tubuhnya yang slalu menenangkan aku bahkan aku merindukan pelukan hangatnya. Entah sejak kapan dia begitu terlihat tampan. Aku lepas pelukan kan nya dan menatap matanya seakan aku terpanah dan aku hanya diam dan entah siapa yang memulai ketika bibir kami saling menyentuh , ******* penuh kelembutan , aku membuka mulut aku dan lidah kami saling bertemu , dan aku merasakan lengan kekar nya semakin menarik pinggang aku hingga kami begitu saling dekat. Terlepas ciuman itu pun kami melakukannya lagi hingga ciuman panjang dan lebih menuntut, sebelum kesadar kami hilang sepenuhnya aku segera mengakhiri ciuman panas kami. Bukannya berhenti leon semakin menggigit leher aku dan aku rasa sekaraang sudah ada tanda kepemilikhan di sana

" sayang stop " sambil mendorong dada nya yang seakan menuntut lebih dari ini, dan aku merasakan nafasnya yang memburuh, aku tatap matanya dan terpancar mata penuh gairah. Leon seakan mengerti apa yang ada di mata aku dan dia kembali mencium aku begitu lama hingga aku ingin mendesah karna permainan tanggannya yang megusap punggu aku dari dalam. Seakan aku dan leon sadar akan semuanya, kami saling melepaskan ciuman itu dan menempelkan kening kami dengan nafas yang memburuh.

"Sorry , no sex before marriage " aku yang tak berani menatap mata nya, karna sebenarnya aku juga menginginkan lebih dari sekedar ciuman panjang kami, tapi kami sadar apa yang kami lakukan adalah kesalahan.

" Maaf , karna hampir lepas kendali " kami saling berpandangan dan sambil tersenyum dan aku segera melarikan diri sebelum semua nya terjadi lagi.

" Ayo kita berangkat , aku rasa sekarang aku sangat lapar ,"

"Kita jalan sekarang tuan putri" kami saling tertawa dan saling bergandengan tanggan ketika kami keluar dari apartemen dan menujuh ke parkiran , ĺeon membuka kan pintu dan leon segera masuk dan menjalankan mobil nya . Selama perjalanan kami hanya saling bertukar kegiatan yang kami lakukan. Kami tiba di sebuah cafe yang cukup rame untuk ukuran siang hari , cafe yang nyaman dan makanan yang tersaji dengan ke lezatannya

Brasserie conservatorium menyajikan makanan mewah. Sajian eksklusif untuk kalangan menengah ke atas.

Sajian makanan mewah dan artistik yang ada di Brasserie conservatorium.

Kami segera masuk dan duduk di antara banyak pelanggan. Kebanyakan turis turis, ada beberapah wanita yang sangat menikmati sajian dari restoran tersebut. Awalnya hanya ada suara mereka berbicara tapi entah kenapa jadi ricuh ketika melihat kami masuk. Aku duduk dan sambil melihat beberapah wanita yang sengaja melihat ke arah kami, dan leon hanya tersenyum sukses membuat aku kesal.

" Kenapa kamu senyum senyum ? kau suka sekali tuan leon smith " aku tambah kesal dengan dia

" apa ? , aku hanya tersenyum pada mu saja "

" ch , kau jangan pura pura bodoh " aku rasa sekarang muka ku sangat tidak bersahabat

Dan aku merasakan tangan kekar nya menarik ku dalam pelukannya dan sambil mencium kening aku.

" Apa perlu aku mencium mu disini supaya kamu tidak cemberut seperti itu depan aku "

Perlakuan seperti itu sukses membuat aku meronah dan teriakan para fans nya pun mulai ricuh ketika menyasikan dia mencium kening aku, perlakuan kecil itu yang slalu membuat aku malu hingga aku rasa sekarang wajah aku seperti tomat rebus. Setelah menunggu agak lama akhirnya makanan kami datang dan kami menikmati hidanagan kami. Setelah selesai kami segera pergi karna aku sangat risih dengan tatapan para wanita yang sengaja menatap leon. Kami segera masuk mobil dengan pikiran aku yang melayang entah apa saja yang aku pikirkan. Hingga sebuah kecupan lembut di pipi aku yang menyadarkan aku dari lamunan panjang. Aku langsung menoleh kesamping ternyata leon sudah membukan pintu dan berjongkok menghadap aku.

" Kita sudah sampai sayang, apa kau tetap ingin di mobil dan tak ingin masuk ke dalam hm "

" Maaf kan aku . " Sambil aku menatap matanya yang aku lihat begitu banyak cinta untuk aku . Aku berani kan diri untuk mengatakan apa yang ada di dalam otak aku sekarang.

" Apa kah kau tak ingin menginap disini ? , hanya saja aku perlu bicara dengan kamu. Aku melihat keterkejutaan leon atas permintaan tersebut sebelum akhirnya dia tersenyum dan memegang lembut tanggan aku.

" jika kamu tak keberataan maka aku akan disini menemani kamu".

Kami keluar dari mobil dan masuk kedalam. Selama perjalanan ke kamar tak ada sepatah kata pun yang kami keluarkan hanya keheningan. Kami segera masuk kedalam dan aku darat kan bokong aku untuk duduk di sofa sambil memijat kepala aku yang terasa pusing ketika harus memikirkan ke pulangan aku.

"sayang , ada apa katakan, apakah ada masalah yang menganggu pikiranmu ". Sambil ikut memijat kepala aku.

"Aku akan pulang ke Negara A lee , tapi ". Sebelum aku melanjutkan perkataan aku. Aku buang nafas kasar dan aku menatap matanya.

" Tapi aku tak bisa jauh dari kamu. Aku rasa sekarang aku sudah jatuh cinta padamu, hingga aku tak sanggup harus pergi". Tentu saja itu bukan alasan satu satu nya. Dan aku rasa cairan bening yang ada di mata aku siap akan jatuh kapan pun.